Mediatani – Brasil sebagai negara pengekspor daging terbesar dunia terpaksa menunda untuk melakukan ekspor daging sapi ke China. Hal ini dilakukan setelah Kementerian Pertanian Brasil mengonfirmasi dua kasus sapi gila yang tak biasa terjadi.
Kedua kasus penyakit sapi gila ini terjadi pada dua pabrik pemotongan hewan di dalam negeri yang ditemukan di pabrik daging di dua Negara bagian yakni Mato Grosso dan Minas Gerais. Penangguhan ekspor tersebut merupakan bagian dari pakta kesehatan hewan yang sebelumnya disepakati antara China dan Brasil.
Menurut laporan terbaru, kasus keempat dan kelima dari penyakit sapi gila ini telah terdeteksi di Brasil dalam 23 tahun. Kedua kasus tersebut dikonfirmasi pada Jumat (3/9) setelah laboratorium Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) di Alberta, Kanada, menerima sampel yang diterimanya.
Dilansir dari laman suara.com, Kementerian Pertanian Brasil mengatakan Beijing akan memutuskan kapan akan kembali melakukan impor. Sesuai dengan aturan internasional bahwa tidak ada risiko terhadap kesehatan hewan atau manusia.
Namun, sebelumnya Brasil tidak pernah memiliki kasus penyakit sapi gila atau bonive spongiform encephalopathy (BSE). Pemerintah brasil berharap penangguhan tersebut bisa segera dihapuskan.
Sebab, sektor agribisnis sangat berpengaruh di negara itu yang menjadi salah satu pendorong utama bagi ekonomi. Sementara, China adalah mitra dagang brasil yang selama ini membeli sejumlah besar komoditasnya.
Apa itu sapi gila dan bagaimana cara penularannya pada manusia?
Penyakit sapi gila terjadi ketika protein di otak sapi terinfeksi. Penyakit ini bisa menulari manusia dengan istilah variant Creutzfeldt-Jakob Disease (vCJD). Seseorang bisa tertular ketika mengonsumsi daging sapi yang terinfeksi BSE.
Selain itu, penyakit ini bisa menular akibat menerima donor darah atau organ tubuh dari penderita penyakit sapi gila serta terluka akibat jarum atau alat bedah yang tidak disterilkan terlebih dahulu setelah digunakan pada penderita penyakit sapi gila.
Dilansir dari laman aladokter.com, apabila tertular pada manusia, gejalanya yaitu dapat memengaruhi emosi dan perilaku penderitanya yang sering kali merasa cemas, depresi, dan mengalami gangguan tidur.
Selama empat bulan, penderita penyakit ini akan mengalami gangguan sistem saraf yang memburuk secara bertahap dan diiikuti dengan gejala-gejala yakni Myoclonus atau gerakan otot yang tidak terkendali, Tremor, Ataksia atau hilangnya koordinasi antar anggota tubuh.
Selain itu, penderita penyakit ini juga akan mengalami gejala demensia atau menurunnya daya ingat dan kemampuan berpikir.
Seiring perkembangan penyakit ini, penderita akan lumpuh total dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Mereka sudah tidak mengetahui dan merasakan apa yang terjadi di sekelilingnya, bahkan tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Kemungkinan terburuknya, penderita penyakit sapi gila akan meninggal dunia dalam 12-14 bulan sejak kemunculan gejala awal. Biasanya, penyebab meninggalnya adalah komplikasi berupa infeksi paru-paru.
Sampai saat ini, belum ditemukan metode pengobatan yang mampu menyembuhkan atau menghentikan perkembangan penyakit sapi gila.
Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala penyakit sapi gila, terutama bila Anda baru mengonsumsi daging sapi di atau dari negara yang sedang terjangkit penyakit sapi gila.