Mediatani – Pengelolaan budidaya pertanian di darat mungkin sudah biasa. Namun, salah satu perusahaan start-up dari negeri Jepang ini mampu mengubah paradigma tersebut.
Dilansir dari laman kompas.com, negeri yang dijuluki sebagai negeri matahari terbit ini membuat purwarupa atau prototype sebuah pertanian terapung di atas laut.
Dengan konsep pertanian itu, orang-orang di masa depan diperkirakan sudah mampu bercocok tanam di atas permukaan laut. Hal ini juga bisa dijadikan solusi agar masyarakat tetap bisa bertani disaat keterbatasan lahan dan isu alih fungsi lahan yang kian marak.
Perusahaan start-up N-Ark ini menggabungkan dua konsep, yaitu konsep arsitektur dan teknologi toleran garam yang disesuaikan dengan kondisi laut. Hal ini untuk mengantisipasi timbulnya masalah kenaikan permukaan air laut yang diketahui semakin hari semakin buruk karena adanya perubahan iklim.
Dalam tahap pengerjaannya, proyek yang diberi nama Green Ocean ini menggandeng Cultivera yang merupakan perusahaan riset dan pengembangan teknologi pertanian sebagai mitranya.
Berdasarkan dari laman N-Ark, proyek ini memanfaatkan teknologi pertanian yang diketahui mampu mengolah atau mengubah air laut menjadi salah satu sumber nutrisi yang bisa langsung diaplikasikan kepada tanaman.
Kondisi lahan pertanian itu sendiri rencananya akan dibuat secara terapung di atas sebuah konstruksi baru yang bernama ‘arktecture’ (yang merupakan penggabungan dari bahtera, teknologi dan budaya).
Struktur bangunan yang dirancang akan tampak seperti rumah kaca terapung yang didesain mampu tahan terhadap garam. Bangunan ini terbuat dari kayu yang tipis dan gabungan dari sambungan kayu. Setelah berhasil dibangun di atas permukaan air, bangunan ini akan menciptakan dua area hijau yang baru.
Pada area yang pertama, terdapat ruang produksi makanan. Ruang produksi makanan ini memanfaatkan teknologi pertanian asin dan mengambang di atas permukaan.
Sedangkan pada lapisan kedua adalah lapisan ganggang. Lapisan ganggang ini terletak di bawah bangunan yang berfungsi untuk memperbaiki lingkungan bawah laut.
Sementara itu pada bagian atap akan dibentuk seperti segitiga yang terbalik. Hal ini dimaksudkan agar secara efisien atap tersebut mampu menampung air hujan untuk bisa dimanfaatkan kembali.
Dengan menggabungkan air laut dan air hujan, maka akan terjadi penyesuaian pH. Hal inilah yang kemudian bisa dimanfaatkan sebagai pupuk pada lahan pertanian.
Sebagai informasi tambahan, perusahaan Cultivera yang bermitra dengan perusahaan start-up N-Ark ini, rencananya akan menerapkan teknologi pertanian yang mereka miliki yaitu teknologi Moisculture.
Teknologi moisculture merupakan teknologi budidaya tanaman yang sangat bergantung terhadap kelembaban dan penanaman sayuran yang bisa dilakukan dengan cara menambah kandungan dari vitamin dan gula.
Salah satu keunggulan dari teknologi Moisculture ini adalah teknologi ini hanya butuh sepersepuluh persen dari jumlah air yang biasanya digunakan pada pertanian irigasi secara konvensional.