Mediatani – Tim peneliti dari Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (Unwar) memberikan dorongan pada petani Jeruk siam “Dana Pertiwi” di Desa Belancan, Kintamani, Bangli untuk mampu memproduksi buah di luar musim agar kontinyuitas produksinya dapat berkesinambungan.
Selain itu, petani juga didorong agar mampu memahami dan dapat mempraktekkan cara budidaya jeruk yang baik dan benar untuk meningkatkan kualitas hasil panennya.
Dilansir dari Tribun, Dorongan tersebut disampaikan oleh tim peneliti yang terdiri dari Ir. Ni Komang Alit Astiari, M.Si., Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si dan Ir. I Nengah Suaria, M.Si saat melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Kintamani, Bangli, Bali pada Hari Sabtu 8 Mei 2021.
Ketua Tim PKM, Ir. Ni Komang Alit Astiari, M.Si, menyampaikan bahwa masalah keberlanjutan suplai buah yang tidak berkesinambungan dapat diatasi dengan menerapkan metode induksi bunga.
Hal ini dilakukan agar tanaman jeruk Siam dapat berbuah di luar musim atau tanaman dapat diatur agar berbuah berjenjang sepanjang tahun.
Syarat utama agar metode tersebut dapat berhasil dilakukan adalah pada saat aplikasi induksi pembungaan tanaman harus dalam keadaan sehat, kemampuan tumbuh dan pertumbuhannya baik
Alit Astiari mengatakan bahwa hal tersebut diperoleh dari pemeliharaan yang baik pada periode panen raya.
“Hal ini melalui pemupukan berimbang dengan dosis yang tepat disertai dengan melakukan penjarangan buah dan melakukan panen buah pada saat yang tepat atau saat masak.” Jelasnya.
Cara tersebut dilakukan agar setelah panen raya tanaman dalam kondisi sehat dan sewaktu-waktu siap diberikan perlakuan induksi bunga untuk memproduksi di luar musim.
Alit juga menyampaikan bahwa metode yang digunakan untuk induksi pembungaan dan pembuahan adalah dengan menggunakan kombinasi pupuk KNO3 40 g/pohon ditambah dolomit 300 g/pohon, ZnSO4 10 g/pohon, paklobutrazol 2 g/l/pohon dan pupuk mikorisa 500 g/pohon.
Penerapan metode tersebut harus disertai dengan pemangkasan tunas air, pemangkasan ranting mati serta daun dan ranting ternaungi.
Tidak lupa pula pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma, dan berbagai pemeliharaan lainnya untuk menjamin pohon dalam kondisi yang tetap sehat.
Desa Belancan yang berperan sebagai sentra produksi jeruk, memiliki berbagai potensi unggulan untuk pengembangan agrowisata.
Letak Desa Belancan sangat strategis dengan hamparan kebunnya yang menghijau, bentang alam yang unik, aksesibilitas mudah dicapai, serta dekat dengan pusat-pusat kegiatan pariwisata.
Selain itu, desa ini juga memiliki panorama alam yang indah dengan view mengagumkan, udaranya pun masih bersih, sejuk, dan segar.
Keberhasilan peningkatan kualitas dan kontinyuitas buah dapat dikembangkan lebih lanjut. Tentunya hal ini dapat menunjang pengembangan Desa Belancan sebagai obyek agrowisata berbasis jeruk.
Ketua kelompok tani Dana Pertiwi, I Nengah Kanggo mengaku bahwa dirinya bersyukur atas penyuluhan dan demontrasi plot yang diberikan oleh Fakultas Pertanian Unwar.
Penyuluhan dan demonstrasi plot dapat menambah pengetahuan anggota kelompok tani khususnya para generasi muda.
Ia menyampaikan bahwa selama ini belum pernah melakukan teknik untuk memproduksi buah di luar musim.
Walau pun seperti itu, dengan adanya penyuluhan dan pendampingan yang diberikan oleh Fakultas Pertanian Unwar, pihaknya berharap agar anggota kelompok tani “Dana Pertiwi” mulai mempraktekkan teknik untuk meningkatkan kualitas buah serta mencoba mempraktekkan teknik pembuahan di luar musim.
“Agar tanaman jeruk berbuah terus menerus, sehingga nantinya terjadi peningkatan nilai tambah dan pendapatan dari budidaya tanaman jeruk” harap Kanggo.
Saat ini ketersediaan buah jeruk Siam di Desa Belancan masih bersifat musiman.
Pada saat panen raya atau disebut saat musimnya (on-season) tanaman dapat menghasilkan buah yang banyak. Namun saat di luar musim, tanaman tidak berbuah sehingga petani tidak memperoleh hasil panen.(*)