Mediatani — PT PLN (Persero) terus berkontribusi di sektor pertanian. Melalui program Electrifying Agriculture (EA), PLN meningkatan produktivitas dan pendapatan petani Indonesia.
Peternakan ayam milik Farouk Mappaseling Betta dari Desa Moncongloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi salah satu yang merasakan manfaat program ini. Ia berhasil menghemat biaya operasional usahanya hingga 70 persen.
Farouk Mappaseling Betta mengungkapkan kehadiran listrik PLN membuat peternakan ayamnya mendapat dampak positif. Selain bisa menghemat biaya operasional, produktivitas kandangnya juga semakin meningkat, dan lebih ramah lingkungan.
“Sejak dibuka, peternakan ayam kami sudah panen dua kali. Alhamdulillah dengan bantuan PLN, produktivitas dari peternakan ayam saya lebih baik,” ungkap Farouk dilansir dari Republika, Senin (27/2/2023).
Lebih lanjut Farouk membeberkan, ada sebanyak 60 ribu ekor ayam di kandang peternakannya yang menggunakan sistem tertutup atau closed house, dimana kandang model seperti itu membutuhkan penghangat ruangan.
Sebelum adanya aliran listrik, Farouk menggunakan gas sebagai sumber daya untuk penghangat yang menghabiskan biaya sekitar Rp 45 jutaan per bulan. Kini, berkat program Electrifying Agriculture, ia bisa menggunakan listrik dengan daya sebesar 53 kilo Volt Ampere (kVA) dengan biaya hanya Rp 13 jutaan per bulan.
“Ada penghematan biaya operasional sekitar Rp 32 juta per bulan atau sekitar 70 persen,” terangnya.
Ia pun mengapresiasi PLN atas layanan yang dilakukan dengan responsif, padahal peternakan ayamnya itu terletak di daerah pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk.
“Respons PLN sangat baik, dalam tempo waktu kurang dari 1 bulan, peternakan ayam kami sudah teraliri listrik,” kata Farouk.
Farouk juga berencana untuk menambah daya listriknya ke 197 kVA dalam waktu dekat. Hal itu dilakukan untuk terus meningkatkan produktivitas dan mewujudkan mimpinya untuk membuat peternakan terbesar di Indonesia yang memiliki kapasitas 140 ribu ekor.
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menjelaskan, guna mendorong pendapatan dan produktivitas petani, PLN juga berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah petani dan peternak yang merasakan manfaat Program Electrifying Agriculture ini.
Hingga per Desember 2022, tercatat jumlah pelanggan telah mencapai 198.028 orang dengan aliran daya tersambung sebesar 3.248 Mega Volt Ampere (MVA).
Ia mengatakan Program Electrifying Agriculture merupakan bentuk komitmen dalam mendukung para pengusaha di bidang agrikultur, seperti peternakan, pertanian, perkebunan, dan perikanan.
“Program ini juga merupakan upaya PLN dalam mendukung pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” kata Darmawan.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin menyampaikan, jumlah pelanggan Electrifying Agriculture yang terdaftar hingga tahun 2022 di wilayah kerja PLN UID Sulselrabat berjumlah 3.133 pelanggan dengan total daya 182.713 kiloVolt Ampere (kVA).
Selain mendukung electrifying agriculture, langkah ini juga merupakan komitmen PLN dalam memenuhi listrik di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
“Mengingat Desa Moncongloe, kabupaten Gowa yang berada di daerah pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk yang saat ini sudah dapat menikmati pelayanan dari PLN,” ungkap Andy.