Mediatani – Kematian kerbau milik warga Desa Kuta, Kecamatan Pujut di area Sirkuit Mandalika murni disebabkan oleh penyakit hewan. Hal ini disampaikan oleh Kasi Kesehatan Hewan Distanak Lombok Tengah, Firman Hidayatullah.
Distanak Lombok Tengah bersama Balai Besar Veteriner Denpasar turun meneliti organ tubuh kerbau milik warga tersebut. Sampel laboratorium menunjukkan, penyebab utama atas kematian kerbau ini adalah penyakit pneumonia.
Warga Desa Kuta, Pujut, Lombok Tengah, terutama yang berada di area Sirkuit Mandalika heboh setelah ternak kerbaunya itu mati mendadak. Saat itu disampaikan ada belasan kerbau mati mendadak.
Namun, hasil penyelidikan Distanak Lombok Tengah, ternak kerbau yang mati mendadak hanya tiga ekor. Untuk menghindari kematian mendadak dan kerugian lebih besar, sisanya yang mencapai belasan akan disembelih.
Firman Hidayatullah mengatakan, penyakit pneumonia ini mengarah pada penyakit septicaemia epizootica (SE). Penyakit radang paru-paru yang menyerang pernafasan sudah ada sejak lama dan tercatat sebagai jenis penyakit menular.
Untuk itu, diperlukan tindakan yang cepat dan tepat dalam mengantisipasi penyebarannya agar tidak menular ke hewan lain yaitu dengan melakukan vaksinasi. Dengan demikian, Distanak akan berencana melakukan vaksinasi ternak kerbau milik warga dan akan menyasar di dua desa di Kecamatan Pujut.
“Untuk mengisolir agar tidak meluas atau tidak tertular, akan dilakukan vaksinasi id Desa Kuta dan Desa Tumpak. Sebab populasi kerbau di dua desa ini paling banyak yaitu mencapai 850 ekor. Setelah itu, lanjut ke desa lainnya,” ujarnya seperti yang dilansir pada laman Jppn.com, Jumat, 1 Oktober 2021.
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit Pneumonia pada ternak kerbau, simak ulasan berikut.
Gejala
Menurut (Subronto, 1989) penyakit Pneumonia atau radang paru-paru pada ternak kerbau terdapat gejala-gejala berikut:
- Perhatikan pernafasan pada ternak anda, mula-mula pernafasannya menjadi dangkal lalu akan disusul dengan pernafasan yang lebih dalam. Hal ini disebabkan adanya rasa sakit, sehingga pernapasan tersebut dilakukan dengan hati-hati.
- Gejala batuk kering dan lama-kelamaan akan berubah menjadi basah dan pendek-pendek.
- Adanya leleran hidung setelah proses berlangsung beberapa hari, terutama bila jumlahnya cukup banyak dan telah melampaui stadium resolusi.
- Pada keadaan akut, suhu tubuh ternak akan meningkat kadang mencapai 42 derajat celcius. Ini akan berlangsung kurang lebih 5 hari. Namun, kenaikan suhu tubuh pada umumnya tidak dijumpai pada pneumonia yang baru saja mulai.
Penyebab
Pneumonia disebabkan oleh berbagai agen penyakit antara lain virus, bakteri atau gabungan antara bakteri dan virus, parasit, jamur, agen kimia dan agen fisik. Dapat juga terjadi akibat adanya tusukan benda asing yang berasal dari reticulum.
Selain itu, perubahan cuaca juga sangat berpengaruh. Utamanya saat terjadi perubahan cuaca yang mendadak seperti hujan yang disertai turunnya temperature, kelelahan, transportasi, defisiensi nutrisi, kandang yang lembab, dan kelaparan ternak.
Pencegahan
Agar ternak anda terhindar dari penyakit pneumonia, perlu memperhatikan kebersihan atau sanitasi kandang, kepadatan kandang dan lakukan vaksinasi pada ternak. Dan yang paling penting, hindari terjadinya stress pada ternak.
Stress pada ternak disebabkan oleh kepadatan kandang yang tinggi (overcrowded), temperatur dingin, kelembaban tinggi, dan kondisi transportasi yang buruk. Maka dari itu, pastikan kandang harus selalu dalam keadaan kering dan bersih.
Pengobatan
Penyakit pneumonia yang disebabkan oleh kuman sifatnya ringan, biasanya dapat diatasi dengan pemberian antibiotik dengan dosis tinggi. Sedangkan penyakit pneumonia yang disebabkan oleh virus belum diketahui obatnya.
Pneumonia dapat disembuhkan jika perawatannya dilakukan dengan baik dan diberi suntikan antibiotik. Tempatkan hewan ternak yang sakit pada kandang terpisah dalam keadaan bersih dan berventilasi baik.
Pakan yang diberikan ialah pakan segar yang bergizi. Obat yang diberikan dapat berupa injeksi antibiotik seperti Oxytetracycline, Tetracycline dan Pep-strep.