Program INOVOKASI KEDAIREKA: Politeknik Pertanian Negeri Pangkep Gelar Pelatihan Biokonversi Limbah Organik Pabrik Teh Berbasis Maggot

  • Bagikan
Pelatihan Pengolahan Biokonversi Limbah Organik Pabrik Teh Berbasis Budidaya Maggot melalui Program INOVOKASI KEDAIREKA
Pelatihan Pengolahan Biokonversi Limbah Organik Pabrik Teh Berbasis Budidaya Maggot melalui Program INOVOKASI KEDAIREKA

Mediatani  – Tim dosen Jurusan Teknologi Produksi Pertanian dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (Polipangkep) telah menyelenggarakan pelatihan pengolahan biokonversi limbah berbasis budidaya maggot pada Kamis, 19 September 2024 di Hotel UNHAS Makassar. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pendanaan Inovasi Kreatif Mitra Vokasi (INOVOKASI) Kedaireka yang didukung oleh Direktorat Akademik Perguruan Tinggi Vokasi (DAPTV).

Program INOVOKASI ini bertujuan untuk mendorong pembinaan dan penguatan usaha mikro, termasuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), industri rumah tangga (IRT), dan kelompok usaha produktif. Tim Polipangkep, yang diketuai oleh Harsani, S.P., M.P., melibatkan sejumlah dosen lainnya, yaitu Dr. Andi Besse Poleuleng, S.P., M.P., Andi Ayu Nurnawati, S.P., M.Si., Dian Magfirah Hala, S.Si., M.Si., Susi Indriani, S.Si., M.Si., serta Rasbawati, S.Pt., M.Si., dari Universitas Muhammadiyah Pare-Pare.

Program ini berfokus pada inovasi sistem biokonversi terpadu untuk mengolah limbah ampas teh menjadi pupuk trichokompos berkualitas tinggi. PT. Madina Aneka Subur, salah satu UMKM mitra dalam program ini, menjadi peserta utama. Direktur perusahaan tersebut, Abdul Asies, S.P., menyambut baik kerja sama ini dan menyampaikan apresiasinya atas dukungan dari Tim Polipangkep dalam meningkatkan kualitas produk pupuk yang mereka hasilkan.

“Kami sangat bersyukur atas kerja sama ini. Sebelumnya, limbah ampas teh hanya kami manfaatkan untuk produksi kompos. Melalui pelatihan ini, kami berharap bisa menghasilkan produk tambahan seperti pakan ternak dari maggot kering dan tepung maggot,” ungkap Abdul Asies.

Ketua tim, Harsani, S.P., M.P., menjelaskan bahwa inovasi ini dapat meningkatkan pendapatan mitra hingga 20 persen. Selain itu, penerapan teknologi biokonversi ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mitra dalam mengolah limbah organik, khususnya limbah dari pabrik teh.

Pelatihan ini juga menghadirkan narasumber Dr. Sukmawati, S.P., M.P., dosen dari Universitas Muhammadiyah Parepare, yang memberikan materi tentang manfaat budidaya maggot dari lalat tentara hitam (black soldier fly). Dr. Sukmawati menjelaskan bagaimana budidaya maggot dapat mengubah limbah organik menjadi produk bernilai ekonomi, baik untuk skala rumah tangga maupun produksi pupuk organik.

Dengan pelatihan ini, diharapkan adanya peningkatan dalam pemanfaatan limbah secara lebih optimal dan berkelanjutan, serta pengembangan produk inovatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version