Mediatani – Aliran air di Kali Kebo Jalan Lesti, RW 2, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu diketahui tercemar oleh kotoran hewan ternak sapi, Selasa (4/5/2021).
Limbah kotoran sapi itu pun tampaknya menutupi permukaan air di dekat pintu arus keluar.
Warnanya juga tampak hijau hingga kehitam-hitaman. Di samping itu, aroma tak sedap pun tercium di kawasan sekitar. Warga sebenarnya telah mengeluhkan kondisi ini sejak lama.
Salah seorang warga, Arif Kurniawan (41) warga RW 2, mengatakan kalau kondisi pencemaran itu sudah terjadi sejak dua tahun yang lalu.
“Warga sudah mengadukan kondisi ini kepada pemerintah, namun belum ada perubahan. Jika hujan, kondisinya semakin parah,” katanya, Selasa (4/5/2021), dilansir dari situs Suryamalang.com.
Aliran sungai itu mengalir menuju lahan pertanian di Kelurahan Sisir. Selain itu, pula untuk kebutuhan ternak ikan di kolam.
Masih melansir dari situs yang sama, pantauan Suryamalang.com di lokasi bahwa pencemaran air sungai ini berada dekat dengan sebuah sumber mata air.
“Baunya sangat tidak enak. Warga menjadi tidak nyaman karena kondisi seperti ini,” terang dia.
Dituturkan Arif, limbah kotoran ternak itu mengalir dari kawasan Desa Pesanggrahan, Kota Batu.
Para petani yang menggunakan aliran Kali Kebo untuk pertanian, pun disebutkan mengalami gatal-gatal pada kakinya.
Sedangkan peternak ikan konsumsi, mengalami kerugian karena banyak ikan yang mati.
Sementara, Didik Harjianto (53) peternak ikan nila mengaku merugi hingga Rp3 juta dalam sepekan ini. Puluhan ikan di kolamnya pun mati dalam tiga hari terakhir ini.
“Setiap hari ada ikan yang mati. Jumlahnya bisa sampai dua ember. Tentu ini kerugian bagi kami,” kata Harjianto.
Kolam ikan milik Harjinato berwarna gelap karena banyak kotoran ternak yang mengapung. Air di kolamnya berasal dari aliran Kali Kebo.
Jaraknya tidak begitu jauh. Sekitar 30 meter. Ukuran kolam yang dikelola Harjianto adalah 15 x 7 meter.
Tahun lalu, kondisi serupa juga pernah terjadi, namun tidak separah saat ini.
Harijanto dan saudaranya, Tri Junaedi (38) membersihkan kolam setiap hari. Ia harus mengeluarkan kotoran ternak dengan cara dijaring setiap hari.
Kegiatan itu bisa dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari. Ikan-ikan yang mati merupakan ikan yang telah siap jual.
Pada bagian insang terlihat warna gelap. Jika insangnya dibuka, banyak sekali kotoran yang menempel.
Harijanto berharap ada langkan strategis dari Pemerintah kota Batu mengatasi limbah kotoran ternak di kawasan Lesti.
Sejauh ini, warga telah melaporkan ke pihak kelurahan, namun belum ada tindak lanjut sehingga kondisi semakin memburuk di Kali Kebo.
Limbah Cemari Sungai, Peternak Sapi Perah di Magetan Diminta Buat Penampungan Limbah
Tidak hanya di Kali Kebo, Kota Batu, Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur juga mewajibkan para peternak sapi perah di Kampung Susu Lawu Singolangu untuk mengelola pembuangan kotoran ternak atau limbah ternak mereka.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Magetan Nur Haryati menuturkan bahwa peternak diharuskan memilah limbah kotoran sapi padat dan cair.
“Peternak wajib memisahkan limbah kotoran padat dan cair,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (20/04/2021), dikutip, Kamis (22/4/2021) dari laman Kompas.com.
Nur Haryati menambahkan, perihal limbah kotoran sapi cair ternak, petani diminta membuat lubang penampungan sementara sebelum dialirkan ke sungai.
“Ada tiga lubang pengendapan sehingga kita harapkan sebelum menuju aliran, airnya sudah jernih,” imbuhnya.
Menurut Nur Haryati, pemerintah daerah telah merencanakan pembuatan instalasi pengolahan limbah (Ipal) untuk kotoran sapi.
Namun, pembangunan Ipal terkendala karena pandemi Covid-19.
Sebagai alternatifnya, Dinas Peternakan telah membuat rumah pupuk untuk menampung kotoran sapi padat milik warga. Meski begitu, peternak lebih memilih menyemprot kotoran sapi perah mereka ke sungai…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)