Mediatani – Kotoran merupakan hasil metabolisme tubuh yang memiliki banyak peranan penting bagi kehidupan. Untuk kotoran ikan, biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk yang memberi nutrisi bagi tanaman dalam sistem akuaponik.
Kotoran yang dihasilkan oleh hewan laut juga memiliki peran yang sama. Kotoran dari yang satu, memberikan manfaat kehidupan bagi makhluk lain, bisa juga sebagai penanda adanya bahaya, bahkan berpengaruh dalam menyelamatkan ekosistem di dunia.
Untuk mengetahui seperti apa manfaat lainnya, berikut Mediatani rangkum dari berbagai sumber, 5 fakta kotoran hewan laut yang ternyata banyak memberi manfaat.
1. Membantu mengatasi perubahan iklim
Kotoran paus ternyata memiliki manfaat yang besar di bumi. Berdasarkan hasil penelitian Joe Roman bersama rekan-rekannya dalam Frontiers in Ecology and the Environment tahun 2014, diketahui bahwa paus memiliki pengaruh yang kuat terhadap ekosistem laut.
Kotoran yang dihasilkan paus jenis apa pun mengandung nitrogen dan zat besi yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan fitoplankton (plankton tumbuhan) di lautan.
Fitoplankton inilah yang berguna untuk menyerap karbon dioksida yang terdapat di atmosfer melalui proses fotosintesis. Karbon dioksida yang meningkat dapat meningkatkan suhu bumi yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim.
Dalam Frontiers in Ecology and the Environment tahun 2014 tersebut juga menyebutkan bahwa terjadi penurunan jumlah paus yang berada di berbagai lautan dengan kisaran antara 66 sampai 90 persen.
Padahal, menurut perhitungan International Monetary Fund, fitoplankton tersebut bisa mendapatkan nutrisi dari kotoran paus, dengan menyerap hingga 40 persen karbon dioksida yang ada di atmosfer atau setara dengan 4 kali lipat jumlah pohon yang ada di hutan Amazon.
2. Kotoran hewan menjadi tanda adanya hewan pemangsa
Kotoran juga dapat menjadi pendeteksi bahaya. Spesies yang telah menjadi mangsa akan tetap meninggalkan jejak berupa feromon yang dapat terdeteksi oleh spesies yang sama. Hal itu diketahui dari kotoran yang ditinggalkan oleh hewan pemangsa.
Dikutip dalam jurnal BioScience tahun 2001, feromon sendiri adalah zat kimia yang dihasilkan dalam tubuh suatu spesies. Selain berfungsi untuk reproduksi, feromon ini juga juga menjadi alat melakukan komunikasi antara sesama spesies. Hal ini bisa menjadi penanda agar mereka waspada terhadap adanya bahaya
3. Sumber nutrisi bagi terumbu karang
Dalam berbagai jurnal yang membahas tentang ekosistem laut, disebutkan bahwa ikan-ikan juga berkontribusi kepada ekosistem lokal yang menjadi habitat mereka. Ikan-ikan lebih menyukai terumbu karang yang besar dibandingkan terumbu karang yang kecil.
Namun, ikan-ikan ini tidak hanya sekedar menjadikan terumbu karang tersebut sebagai tempat tinggalnya, melainkan membalasnya dengan memberikan nutrisi yang dihasilkan dari kotoran mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Jacob Allgeier dari Universitas Georgia bersama rekan-rekannya menunjukkan bahwa lamun atau seagrass yang berada pada sekitar terumbu karang yang lebih besar tumbuh lebih cepat dan mengandung lebih banyak nutrisi dibanding yang berukuran kecil.
Hal itu disebabkan karena ikan-ikan yang berada disekitarnya memproduksi hasil ekskresi yang mengandung fosforus dan nitrogen yang menjadi sumber nutrisi bagi alga dan lamun sebagai komponen penting dalam ekosistem terumbu karang.
4. Kotoran ikan kakatua menjadi pasir putih
Pasir putih yang biasa ditemui di beberapa pantai tertentu ternyata sebagian berasal dari kotoran hewan laut. Pasir itu dihasilkan oleh ikan kakatua atau parrotfish yang memakan alga pada karang yang mengandung kalsium karbonat, juga polip, yakni organisme yang juga berperan sebagai penyusun terumbu karang.
Namun, karena kalsium karbonat tersebut tidak bisa diserap oleh ikan kakatua, maka dikeluarkan dalam bentuk ‘pasir’ setelah digiling pada rahang faring (pharyngeal jaw) di dalam tenggorokan ikan tersebut.
Pasir-pasir tersebut kemudian dibawa oleh arus laut ke daratan dan menjadi hamparan pasir putih yang cantik di pantai, salah satunya seperti pantai yang ada di Hawaii. Dilansir Smithsonian Ocean, ikan kakatua yang berukuran besar mampu menghasilkan 450 kilogram pasir selama satu tahun.
Namun, pasir tersebut tidak semuanya berasal dari kotoran yang dihasilkan ikan kakatua. Pasir putih itu kebanyakan terbentuk dari proses pengikisan yang terjadi pada bebatuan dan ini membutuhkan waktu yang sangat lama.
Contohnya, pantai yang terdapat di wilayah Florida, Amerika Serikat yang berasal dari bebatuan kuarsa atau pantai yang berada di dekat gunung berapi jenis vulkanik yang umumnya memiliki pasir yang berwarna hitam karena berasal dari material gunung tersebut.
5. Kotoran timun laut untuk pertumbuhan terumbu karang
Kotoran yang dihasilkan timun laut mengandung zat kalsium karbonat yang berperan terhadap pertumbuhan terumbu karang. Kandungan pada kotoran tersebut berasal dari makanan timun laut yang berupa mikroorganisme yang terdapat pada sedimen laut.
Seperti yang ditulis pada laman The University of New Castle, proses dari memakan sampai menjadi kotoran ini dinamakan bioturbation. Timun laut ini mempu menghasilkan sekitar 14 kilogram kotoran per tahunnya.
Menurut Dr. Vincent Raoult, peneliti di bidang kelautan dari Universitas New Castle, terdapat 60.000 ton sedimen yang dihasilkan oleh timun laut per tahunnya pada sepanjang satu area terumbu karang. Jumlah tersebut setara dengan berat 5 kali menara Eiffel.