Resign dari Pekerja Migas dengan Gaji Dua Digit, Andri Pilih Beternak

  • Bagikan
Andri bersama keluarga/via kumparan.com/IST

Mediatani – Tentu sangat banyak kisah dan cerita sukses para pengusaha yang nekat keluar dari pekerjaan yang sudah mapan untuk mendirikan usahanya sendiri. Seperti halnya Andri Ramli yang keluar dari pekerjaan konstruksi bidang Migas dengan gaji 2 digit. Dia lalu mendirikan usaha ayam petelur bernama Depot Telur Anggrek.

“Setelah tamat kuliah pada tahun 2007 di Fakultas Teknik Unhas, saya bekerja di dunia konstruksi bidang Migas, Power Plant, dan Mining. Boleh dibilang dalam kurun waktu itu saya keliling Indonesia,” terang Andri, pada Kamis (11/03/2021), melansir dari kumparan.com, Minggu (14/3/2021).

Dengan kondisi yang jauh dari rumah, Andri mulai berfikir sampai kapan dirinya harus berpindah-pindah dari satu project ke project lain, dari satu provinsi ke provinsi lain.

“Terus apakah saya akan jauh dari rumah terus hanya untuk mencari rezeki? Kenapa tidak saya membuka usaha atau mencari rezeki di kampung saja? Maka dari itu saya mulai berfikir dan pasang target harus resign kerja sebelum umur 35 tahun dan Alhamdulillah di umur 32 tahun saya memberanikan diri untuk resign, atau artinya 3 tahun lebih cepat waktu itu,” ungka Andri..

“Niat ini saya fikirkan pada saat Project PLTU Paiton 815 MW di Jawa Timur setelah dari Project Petrochemical di Banten Jawa Barat. Dan sebelumnya saya dari Kalimantan Timur bekerja di lokasi pengeboran minyak yang sekarang sudah diambil alih oleh Pertamina,” sambungnya.

Untuk memulai usaha di bidang peternakan ayam petelur itu, pria 37 tahun ini memulainya dengan sederhana, seperti sering melakukan safari dari kandang ke kandang peternakan rakyat di daerah tempat dia bekerja dulu.

“Kurang lebih 3 tahun hanya melakukan safari atau kunjungan kunjungan ke kandang peternak. Mungkin karena orang kerja jadi terlalu banyak mikir ditambah saya orang teknik jadi terlalu banyak perhitungan resiko dan lain-lain,” ujarnya sambil tertawa.

“Apalagi karena gaji yang akan saya tinggalkan pada saat itu sudah posisi 2 digit termasuk besar, dan perlu juga meyakinkan orang tua,” imbuhnya.

Namun pada akhirnya, Andri mulai menjalankan bisnis ini setelah resign di tahun 2015. Kemudian pada awal tahun 2016, dia mengenal usaha peternakan ayam petelur.

“Awal saya memulai dengan membuat kandang ayam petelur kurang lebih pertama saya isi 4 ribu ekor ayam,” kisahnya, mengenang. Lebih lanjut, dia menjelaskan perihal mengapa ngotot ingin menjalankan usaha peternakan ayam petelur.

Pertama, karena menganggap bisnis ini adalah kebutuhan pokok bagi semua kalangan masyarakat, baik dari kalangan bawah, menengah, dan atas. Sehingga bisa dibilang size marketnya besar.

“Kedua, saya beranggapan peternakan sekarang jarang dikelola oleh anak muda. Sedangkan arah perkembangan bisnis sekarang sudah masuk era digitalisasi sedangkan peternakan rakyat saat ini boleh dibilang 90 persen di kelola oleh orang tua,” jelasnya.

“Dan terakhir, masuk di pasar ini karena ini kebutuhan sehari hari dan merupakan bahan pokok,” lanjutnya.

Menurut dia, tantangan dari usaha ini adalah harus meninggalkan tempat kerja yang ber-AC dan punya anak buah. Juga masuk kerja mulai tanggal 1 dan akhir bulan menerima gaji.

“Sedangkan sekarang harus bermain di kandang ayam yang di mana semua harus diurus sendiri. Mulai produksi di kandang, marketingnya, dan kesehatan ayamnya,” ungkapnya.

“Awal merintis memang kadang ketawa jika diingat. Kadang muncul dalam hati insinyur kok jualan telur di pasar. Tapi, alhamdulillah semua bisa terlewati dengan ada target dan goal yang ingin kita capai,” tambahnya.

Ke depan, dirinya menginginkan, pendirian perusahaan peternakan ayam petelur yang hadir memberikan telur yang segar di masyarakat dengan mampu menghadirkan 4 ribu rak atau 8 ton per hari.

Perlu diketahui, pria asal Palopo ini juga bergabung dengan Komunitas Tangan Di Atas (TDA) sejak 2019 dan banyak manfaat yang dia dapatkan.

“Di TDA saya mempunyai pertemanan satu visi dan misi sebagai wirausaha atau interpreneur. Minimal kita punya lingkaran pergaulan para enterpreneur. Di TDA ini juga kita dibentuk menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses dengan banyak jaringan se-Indonesia. Dan ilmu-ilmu enterpreneur sangat banyak di TDA yang boleh dibilang semua gratis buat para member TDA,” katanya.

Terakhir, Andri juga membagikan tips bagi para pengusaha pemula agar bisnisnya berjalan lancar. “Tips saya apapun usaha kita tetap fokus. Pakailah kata enter jangan entar. Jangan cerita tapi action. Tugas kita hanya ikhtiar maksimal hasilnya serahkan sama Allah SWT dan dalam bisnis libatkan Allah SWT,” pesannya. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version