Mediatani – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meresmikan Urban Farming Milenial di Makassar, Kamis (30/12/2021). Peresmian ini sebagai bentuk upaya meningkatkan pertumbuhan pertanian perkotaan yang sarat akan optimalisasi teknologi.
Syahrul menyebutkan pertanian di perkotaan juga dapat mendukung pemenuhan kebutuhan pangan. Oleh karena itu dengan memanfaatkan keterbatasan lahan yang ada, aktifitas menanam di perkotaan juga harus dapat dilakukan.
“Kita menggerakkan pertanian kota. Di lorong, di kantor, di gang harus bertani. Kiri kanan kita apa lahan yang ada harus manfaatkan untuk memproduksi tanaman,” ujar Mentan SYL dalam sambutan peresmian Urban Farming Milenial di Makassar.
Syahrul menambahkan, momentum peresmian Urban Farming Milenial tersebut juga sangat penting. Pasalnya keberadaan green house seperti yang diresmikan ini dapat menjadi sarana edukasi bagi para milenial perkotaan untuk terjun ke dunia pertanian.
“Apa yang kita resmikan hari ini, manfaat edukasinya tinggi, pembelajarannya kuat, antara lain besok cuaca tidak menentu, climate change. Kita mengadaptasi perkembangan dimana pertanian bisa tumbuh di mana saja” ujarnya.
Mantan gubernur Sulsel dua periode itu berharap agar Urban Farming Milenial ini terus berkembang baik aktifitas dan jumlah petani muda yang terlibat, sehingga skalanya menjadi lebih massif.
“Tahun 2022 ke depan, saya harapkan pertanian perkotaan ini ada di setiap kecamatan,” tegasnya.
Sementara itu, Sarwo Edhy, Pelaksana tugas (PLT) Kepala Badan Ketahanan Pangan, dalam laporannya, mengungkapkan bahwa urban farming milenial ini akan menjadi sarana edukasi bagi generasi muda.
Selain itu, kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya kementerian pertanian mendorong generasi milenial untuk terlibat di sektor pertanian. Sehingga secara tidak langsung turut mendukung percepatan pembangunan dan pengembangan pertanian.
“Saat ini Urban Farming Milenial ini sudah menjadi lokasi kuliah lapangan dan tempat penelitian oleh beberapa perguruan tinggi di Makassar. Ini tentu menjadi indikasi positifi bagaimana milenial dan generasi muda terus didorong untuk mencintai dunia pertanian dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional,” tutur Sarwo Edhy.
Salah seorang pengelola urban farming milenial, Akbar, mengatakan selain sebagai sarana edukasi pertanian bagi generasi muda, aktifitas urban farming juga bisa menjadi ajang usaha yang menjanjikan.
Dirinya mengklaim bahwa pihaknya juga telah menerima berbagai pemesanan sayuran hasil pertanian.
“Permintaan pasar khususnya sayuran di Makassar ini cukup tinggi. Alhamdulillah sekarang sudah ada beberapa resto dan hotel yang standby ambil kita punya produksi,” ujarnya.
Akbar menjelaskan, sarana prasarana yang ada di Urban Farming Milenial Makassar sudah cukup mumpuni untuk beroperasi. Kebun yang berada di Jalan Hertasning Makassar ini dilengkapi screenhouse dengan luas 160 m².
Budidaya tanaman yang dilakukan adalah hidroponik dengan teknologi Nutrient Film Technique (NFT) dan jumlah lubang tanam mencapai 6 ribu lubang.
Salah satu kecanggihan lainnya adalah pada proses pemupukan yang sudah menggunakan automatic controlling light intensity, serta penggunaan alat untuk monitoring suhu dan kelembaban sesuai kebutuhan tanaman.