Mediatani – Sebagian besar masyarakat tak menyadari dan mengetahui bahwa kotoran sapi bisa menghasilkan uang.
Yup! Tapi tidak berlaku dengan sosok yang satu ini. Ialah Rojali, pria berumur 38 tahun. Dia mengubah stigma kotoran sapi yang menjijikkan menjadi ladang uang.
Awalnya dia ikut tergabung dalam kelompok ternak Lembu Sejahtera di Kampung Merempan Hulu, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau.
Rojali dan seorang temannya di kelompok ternak tersebut pun melakukan inovasi dengan mengubah kotoran sapi di kandang ternak kelompok menjadi pupuk organik.
Akan tetapi, awalnya bisnis itu terhenti di tengah jalan karena terkendala alat operasional. Namun, seiring berlalu, banyak petani di Kabupaten Siak malah menginginkan pupuk organik dari kotoran sapi tersebut.
Dari situ, kemudian muncul ide Rojali untuk menjual bahan bakunya saja. “Sekarang, malah banyak yang beli dari luar Siak. Sudah 4 tahun saya menjalankan bisnis ini,” kata dia saat berbincang dengan awak media, di Siak, Selasa (30/3), lalu, melansir, Senin (5/4/2021) dari situs gatra.com.
Kotoran sapi ini lalu dijual dua macam, ada yang kering dan ada basah. Untuk yang kering, dibandrol seharga Rp12 ribu per karung. Sedangkan yang basah dibandrol Rp200 rupiah per kilogramnya.
Dalam sehari, Rojali mampu mengumpulkan kotoran sapi basah sedikitnya 500 kg. Sedangkan kotoran kering bisa dikumpulkan mencapai 10 kg dari satu ekor sapi dalam tiga hari.
Itu dikumpulkannya dari 25 ekor sapi yang ada dalam kelompok ternak Lembu Sejahtera. Rojali pun tak memungkiri sejak Pandemi Covid-19 penjualannya tak menentu.
“Ya gitu lah. Tapi saya ambil sisi positifnya saja. Namanya jualan kadang sepi kadang ramai. Penjualan terbesar pernah sampai Rp6 juta dalam sebulan, karena diborong orang untuk pupuk bunga hias,” katanya.
Dia menuturkan, hasil penjualan kotoran sapi itu juga tak semua untuknya. Sebab ia tak hanya menjual kotoran sapi dari ternaknya saja tetapi juga dari ternak 17 anggota kelompok Lembu Sejahtera.
“Kami sistem bagi hasil, 60 persen untuk saya dan 40 persennya lagi disetor ke kas kelompok,” kata dia.
Dijelaskan Rojali, keunggulan petani menggunakan pupuk organik, hasil panen lebih bagus. Pupuk organik kotoran sapi ini bisa digunakan untuk semua jenis tanaman.
“Sekaligus dapat menghemat biaya. Bagi kami juga ada manfaatnya, salah satunya mengurangi limbah di peternakan dan menghasilkan duit juga,” kata dia.
Di samping itu, bagi anda yang ingin mencoba memanfaatkan limbah atau kotoran ternak sapi, misalnya dengan membuat biogas di rumah, kamu dapat menyimak informasi berikut.
Prinsip dalam Cara Membuat Biogas
Berikut ini ialah cara membuat biogas dengan bahan dasar kotoran ternak, melansir Merdeka.com yang melansir dari laman sumbarprov.go.id.
Akan tetapi, sebelum melanjutkan pada tahap cara membuat biogas, terlebih dulu Anda harus memahami prinsip-prinsip dalam cara membuat biogas itu.
Prinsip pembuatan biogas itu pada dasarnya merupakan adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida. Jenis gas inilah yang disebut sebagai biogas.
Proses dekomposisi anaerobik dalam cara membuat biogas dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Diperlukan suhu yang baik dan tepat untuk proses fermentasi.
Suhu optimalnya ialah 30-55°C yang mana pada suhu ini, mikroorganisme diketahui mampu merombak bahan-bahan organik secara maksimal.
Hasil perombakan bahan-bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti di bawah ini: Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)