SUARA TERNATE– Mahasiswa Universitas Pasifik (Unipas) Morotai yang tergabung dalam Solidaritas Aksi Mahasiswa untuk Rakyat Indonesia (Samurai) menggelar demonstrasi dan meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Pulau Morotai lebih memperhatikan kondisi para petani.
Demonstrasi berlangsung di depan kantor Bupati Morotai sekitar pukul 10.30 WIT, Senin, 4 Agustus 2025. Aksi tersebut sempat memanas antara mahasiswa dan petugas Satpol PP yang sedang bertugas di lokasi.
Koordinator Aksi (Korlap), Ruslan Jamal, mengungkapkan kepada para jurnalis bahwa aksi yang dilakukan merupakan wujud perhatian terhadap para petani di Morotai.
Karena, menurutnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pulau Morotai belum memberikan bantuan berupa benih, pupuk, serta obat-obatan kepada petani di Pulau Morotai.
“Salah satu permasalahan di bidang pertanian yang ditemukan oleh Samurai Maluku Utara di Dusun SP1 Desa Morodadi hingga SP4 Desa Dehegila, Kecamatan Morotai adalah kurangnya perhatian khusus dari dinas pertanian dalam memenuhi kebutuhan petani seperti pupuk, benih, dan obat-obatan,” ujarnya.
Menurutnya, perlindungan dan pemberdayaan petani diatur dalam undang-undang nomor 19 tahun 2023. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa sejumlah petani di Pulau Morotai belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.
“Sangat menyesalnya, petani yang berada di SP3 Desa Morodadi, Kecamatan Morotai Selatan tidak pernah menerima sedikit pun bantuan dari Pemda, sejak Morotai menjadi kabupaten hingga saat ini,” tegasnya.
Menanggapi tuntutan aksi demonstrasi tersebut, Wakil Kepala Dinas Pertanian Tahmid Bilo ketika diwawancara menjelaskan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti. Ia menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan verifikasi terhadap sejumlah petani yang disebutkan oleh mahasiswa.
“Untuk merespons hal tersebut, saat ini kami sedang melayani seluruh petani hortikultura yang berada di Pulau Morotai. Oleh karena itu, kami juga akan mengirimkan penyuluh ke sana untuk melakukan verifikasi. Setelah verifikasi selesai, petani dapat langsung mengajukan permohonan pupuk, benih, serta obat-obatan ke dinas,” katanya.
Ya, ia juga mengakui telah memberikan alat hisap air atau mesin alkon kepada petani di Desa Dehegila, Kecamatan Morotai. Alat tersebut digunakan untuk keperluan pertanian.
“Yang jelas setelah tuntutan mereka, kami telah turun ke SP4 Desa Dehegila dan kami sudah menyerahkan satu unit alkon kepada petani, yang telah diterima,” tutupnya.
Berikut permintaan yang diungkapkan oleh para mahasiswa dalam aksi tersebut:
1. Mengajukan permohonan kepada Bupati agar segera memberikan bantuan kepada para petani berupa pupuk, benih, obat-obatan, serta air sumur bor.
2. Mengimbau pemerintah agar menghentikan pengadaan barang pertanian yang merugikan para petani setempat.
3. Meningkatkan kemandirian para petani padi yang berada di Morotai.
4. Mengatur para pedagang tidak resmi yang dianggap mengganggu keteraturan pasar.
5. Mengimbau Polres agar segera menyelesaikan laporan dugaan pelecehan seksual di Morotai Jaya.
6. Mengimbau DPRD agar segera menyusun Peraturan Daerah (Perda) mengenai perlindungan perempuan dan anak.