Mediatani – Eksistensi sektor pertanian dalam menunjukkan pertumbuhan positif rupanya berdampak juga pada kestabilan politik dan keamanan. Menurut Uu Ruzhanul Ulum selaku Wakil Gubernur Jawa Barat mengungkapkan bahwa sektor pertanian ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Dilansir dari tribunnews.com, Kang Uu, sapaan akrabnya, menilai bahwa sektor pertanian telah menjadi skala prioritas dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dinilai mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi kestabilan politik dan juga keamanan. Pernyataan ini disampaikan beliau saat Panen Raya di Sawah Desa Cileuya Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan, pada Hari Minggu (7/3/2021).
“Kalau terjadi kekurangan pangan atau bahkan tidak ada, maka tidak menutup kemungkinan politik dan keamanan juga ikut terganggu, maka kami dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus berusaha agar mampu meningkatkan produksi pangan. Karena kami tentunya tidak ingin kalau Jawa Barat kembali ke enam puluh tahun kebelakang yang masih harus mengantri beras. Sehingga menyebabkan politik terombang ambing dan juga keamanannya menjadi tak damai,” ujar Kang Uu
Kang Uu juga mengatakan bahwa Jawa Barat telah berhasil berada di posisi kedua sebagai Provinsi yang menjadi produsen pemasok beras tingkat nasional setelah Jawa Timur. Jumlah itu terjadi di saat Kang Uu baru mulai menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.
“Awal menjabat jadi Wakil Gubernur, hasil produksi pertanian Jawa Barat masih lebih unggul dari Jawa Timur. Tetapi akhir-akhir ini, Jawa Barat disalip oleh Jawa Timur. Hal itu disebabkan karena kondisi gabah kering yang dari tahun ke tahunnya mengalami penurunan yaitu sebanyak lima ribu ton.
Jika kondisi ini dibiarkan maka di tahun ketiga nantinya kemungkinan akan mengalami penurunan menjadi lima belas ribu ton dan menjadi ancaman terhadap kestabilan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Kang Uu menyampaikan bahwa belum lama ini hasil inovasi dari sektor pertanian didapat dari Kabupaten Cianjur yang telah mengalami peningkatan dua kali lipat. Sekadar informasi, biasanya hasil panennya bisa mencapai enam hingga tujuh ton per hektarnya. Tetapi dengan adanya inovasi, padinya mampu menghasilkan hingga 12,5 per hektarnya.
“Pengalaman pertanian di Cianjur ini, Kita bisa bekerja sama dengan Pak Kades Cileuya dalam berkoordinasi ke Dinas Pertanian provinsi Jawa Barat, dalam mendapatkan bibit yang bagus dan juga untuk mengetahui bagaimana caranya sehingga kita bisa meningkatkan hasil pertanian,” katanya Kang Uu.
Sekedar mengingatkan, kata Kang Uu menjelaskan bahwa ditemukan beberapa kendala utama di sektor pertanian yang bisa menyebabkan pasokan beras di Jawa Barat semakin lama semakin menurun. Diantaranya adalah terjadinya penyempitan pada areal lahan pertanian yang hampir mencapai enam persen per tahunnya.
“Hingga hari ini, penyempitan lahan pertanian di Jawa Barat hanya tinggal 950 ribu hektar (Ha) areal sawah di Jawa Barat. Sementara di beberapa tetangga provinsi terdekat lain saja yaitu sekitar 1.1 juta hektar (Ha), dan yang lain 1.3 juta Hektar,” ujar Kang Uu.
Selain itu terkait profesi petani yang semakin lama juga semakin menunjukkan adanya penurunan. Hal ini diakibatkan karena secara otomatis para pekerja alias para penggarap tersebut sedikit dan hasilnya semakin sedikit.
“Kasus ini, contohnnya pada orangtua yang bermata pencaharian sebagai petani kemudian tidak diteruskan oleh keturunannya atau tidak ada lagi generasi penerusnya. Terlebih lagi jika karena faktor cuaca yang tidak menentu dan juga sumber air yang semakin lama sudah pada habis,” ungkapnya.