Mediatani – Tema kemerdekaan RI ke 76 yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah ” Indonesia Tanguh Indonesia Tumbuh”, yang artinya nilai-nilai ketangguhan dan semangat pantang menyerah untuk terus maju bersama dalam menempuh jalan penuh tantangan agar dapat mencapai masa depan yang lebih baik.
HUT ke-76 RI adalah moment perayaan dan juga momentum untuk bangkit serta menunjukkan rasa solidaritas di tengah pandemi Covid-19. Aktivis lingkungan turut andil dan memiliki cara yang berbeda dalam memperingatinya. Mulai dari upacara HUT yang dilakukan di tumpukan sampah hingga pengibaran bendera merah putih di puncak tebing.
Yuk simak serba-serbi aktivis lingkungan dalam memperingati HUT RI ke 76, Selasa 17 Agustus 2021.
Komunitas Saba Alam Indonesia Hijau Upacara HUT RI di Tumpukan Sampah
Komunitas Saba Alam Indonesia Hijau memperingati HUT RI ke-76 di tumpukan sampah, di kawasan Kedaung Baru, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten Selasa (17/8/2021). Hal ini dilakukan sebagai bentuk kritikan terhadap pencemaran lingkungan di sepanjang Sungai Cisadane.
Dengan membawa spanduk bertuliskan ‘Darurat Sampah’ hingga ‘Merdeka Cisadane Bumi Tangerang’, mereka mencoba meminimalisir atau mengingatkan kepada pemerintah agar turut serta mencoba melakukan pendampingan terhadap pihak yang melakukan pengelolaan sampah tanpa aturan.
Diketahui kondisi tumpukan sampah liar di bantaran Sungai Cisadane, sudah cukup parah. Hasil investigasi yang dilakukan komunitas Saba Alam menunjukan bahwa tumpukan sampah di kawasan tersebut berasal dari luar wilayah Kota Tangerang, ada yag berasal dari Serpong, BSD, PIK, Bintaro juga Jakarta.
Meski sebagian sampah dikelola oleh pelapak atau pengolah sampah, namun pengolah sampah ini dipilah sampah yang hanya bernilai jual. Sementara sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis terbengkalai, sehingga sampah yang terbengkalai berdampak pada pencemaran lingkungan sungai Cisadane.
Persoalan sampah yang sudah berlangsung sejak tahun 2008 ini, jika dibiarkan akan berdampak sangat buruk dikemudian hari. Karena itu, perlu adanya peraturan daerah, peraturan menteri, dan undang-undang agar bisa menertibkan pengelolaan sampah liar.
Pegiat Lingkungan Bandung Kenakan APD untuk Dukung Nakes
Pegiat lingkungan di Rancaekek, Kabupaten Bandung menggunakan sebuah alat pelindung diri (APD) atau hazmat dalam perayaan HUT ke-76 RI.
Penggunaan APD dalam peringatan kemerdekaan ini memberikan pesan solidaritas kepada para tenaga kesehatan. Pasalnya, selama pandemi COVID-19 para nakes menjadi garda terdepan melawan virus mematikan tersebut.
Ketua Pelaksana Adriana menuturkan Ini dilakukan sebagai support kepada nakes garda terdepan di penanganan COVID-19. Kami memberikan support agar terus semangat, karena kami selalu ada untuk nakes. Sebagai garda terdepan jangan pernah lelah, jangan pernah berhenti untuk menjadikan Indonesia bebas COVID-19.
Aada sebanyak delapan orang berdiri di tepi Sungai Cikijing dengan mengenakan APD selama beberapa menit di tengah terik panasnya matahari. Penggunaan APD ini menandakan bahwa Indonesia belum bebas dari COVID-19 dan menjadi peringatan agar masyarakat tetap selalu mematuhui protokol kesehatan.
“Kami mengingatkan bahwa kami selalu ada untuk masyarakat. Siap untuk segala apapun berkaitan dengan virus corona. Namun, harus selalu bekerja sama dalam tetap mengikuti anjuran pemerintah, menggunakan masker dan patuhi protokol kesehatan,” ungkap Adriana, Selasa (17/8/2021).
Selain penggunaan APD, beberapa hari lalu, sebuah bendera sepanjang 76 meter juga dibentangkan di tepi Sungai Cikijing. Panjang bendera itu persis dengan usia dari Republik Indonesia.
Pembentangan bendera di tepi sungai memberikan pesan agar masyarakat Indonesia bisa hidup berdampingan dengan alam. Sebab, di Rancaekek sendiri, bencana alam sering terjadi akibat dari ulah masyarakatnya sendiri.
Pegiat Lingkungan Subang Kibarkan Bendera Raksasa di Puncak Tebing
Sebanyak 10 Pegiat Lingkungan Warna Alam mengibarkan bendera merah putih di Puncak Tebing Cileat Desa Mayang, Kecamatan Cisalak, Subang, pada ketinggian 165 meter. Untuk mengibakan bendera merah putih berukuran 15 meter x 7 meter itu, dibutuhkan waktu sekitar tiga hari sampai ke puncak.
Salah seorang pegiat lingkungan Warna Alam, Anwar mengatakan, kondisinya tersebut mudah karena timnya butuh waktu sekitar tiga hari dari Jumat sampai hari Minggu. Untuk sampai di lokasi, dari jalan raya harus berjalan kaki sepanjang 6 km dengan waktu sekitar 4 jam.
Medannya sangat curam, jalan menuju titik puncak sulit, licin dan sempit, serta tantangan angin besar sangat mengibarkan bendera di atas.
Meski butuh perjuangan tidak mudah, namun mereka puas dan bangga bisa mengibarkan bendera merah putih di ketinggian ratusan meter.
“Sulit diungkapkan dengan kata-kata, yang jelas bangga banget, hiang semua capek. Alhamdulillah ini sumbang sih kami atas kemerdekaan Indonesia, ini bukti kami bangga dengan Indonesia,” pungkas Awan.
Upacara Bendera HUT RI ke-76 di Lautan Sampah Kali Jambe
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi menggelar upacara bendera HUT RI ke-76 di tengah lautan sampah Kali Jambe. Pada Kesempatan tersebut, para peserta upacara sekaligus menormalisasi aliran air dari sampah yang menumpuk.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Khaerul Hamid mengatakan bahwa Kali Jambe di Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, sengaja dipilih menjadi tempat pengibaran bendera merah putih. Lokasi upacara bendera pada hari Kemerdekaan RI ini berada di samping Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Upacara yang juga diikuti oleh warga sekitar ini mengibarkan bendera merah putih di atas sebatang bambu yang ditancapkan di tengah kali. Peserta upacara merupakan petugas kebersihan yang mengenakan pakaian seragam kaos oranye dan caping.
Lagu Indonesia Raya dengan khidmat dikumandangkan, memberikan pesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan sebagai bentuk menghargai perjuangan yang dilakukan para pahlawan yang merebut kemerdekaan.
“Kali Jambe ini butuh perhatian dan kepedulian kita semua. Kalau Kali Jambe meluap, sedikitnya empat kecamatan kebanjiran. Aliran Kali Jambe kerap berubah menjadi lautan sampah saat hujan deras. Arus sungai kerap terhalang tumpukan sampah sehingga sungai itu meluap menggenangi permukiman warga sekitar,” ujarnya.
Momentum detik-detik proklamasi ini pun menambah tanggung jawab dan kesadaran masyarakat agar lingkungan bersih dan bebas dari sampah. Upacara bendera yang digelar Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi ini bisa mengajak masyarakat untuk mencintai lingkungan sekitarnya.