Mediatani – Buah jeruk atau limau berasal dari tanaman bermarga Citrus. Buahnya menjadi favorit banyak orang sebagai sumber vitamin C. Selain vitamin C, jeruk juga mengandung vitamin A, vitamin B1, folat, serat pangan, beta cryptoxanthin, dan antioksidan betakaroten. Diketahui kandungan kalsium, potassium, dan asam pantotenik yang tinggi di dalam buah jeruk.
Di Indonesia terdapat beragam jenis jeruk lokal yang dibudidayakan, yaitu jeruk manis, purut, jeruk sambal, jeruk keprok, jeruk sitrun atau lemon, jeruk nipis, jeruk Bali, dan jeruk siam yang dibagi menjadi siam Pontianak, siam Garut, dan siam Lumajang.
Wilayah yang termasuk sentra tanaman jeruk adalah Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Jenis jeruk yang sering kita temui di pasaran adalah jeruk manis, lemon, dan jeruk nipis. Jeruk Berastagi misalnya, rasanya yang manis dan harganya sesuai di kantong masyarakat membuatnya menjadi favorit banyak orang.
Buah jeruk juga sering disajikan saat hari keagamaan, misalnya perayaan Imlek. Etnis Tiongkok menganggap jeruk sebagai buah pembawa rejeki.
Buah berbiji ini tak hanya dimakan langsung dari pohonnya, namun bisa diolah menjadi bermacam hidangan selain jus. Misalnya puding buah, smoothies, kue bolu, crème brulee, pai, dan selai buah.
Sebagai informasi, diantara jeruk keprok, jeruk manis, dan jeruk nipis yang paling tinggi kandungan vitamin A dan vitamin C adalah jeruk keprok. Seringkali dalam mengonsumsi jeruk, kita hanya memakan bagian daging buahnya, sementara bagian kulit dibuang.
Daging buah jeruk berwarna kuning-oranye dan mengandung banyak air. Antardaging buah inilah bisa dipisahkan. Di setiap septa terdapat biji. Biji tanaman jeruk digolongkan ke dalam kelompok apomiksis, yaitu reproduksi aseksual tanpa proses penggabungan gamet jantan dan betina. Sedangkan kulit jeruk melindungi daging buah didalamnya dan mudah dikupas.
Tak banyak yang tahu kalau vitamin C juga ditemukan dalam kulit jeruk, bahkan lebih tinggi dari jeruk yang dikupas. Setiap varietas jeruk akan memiliki aroma kulit yang berbeda.
Namun yang pasti didalamnya terdapat minyak atsiri yang mengandung komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester, dan sterol. Misalnya, jeruk mandarin. Minyak atsiri dalam kulitnya dapat diekstrak untuk menambah cita rasa dalam makanan atau minuman serta bahan baku dalam pembuatan wewangian atau obat-obatan.
Apabila Anda suka membuat puding, bisa mencoba kulit jeruk sebagai wadah pudingnya. Selain hemat, aromanya jauh lebih nikmat.
Menurut Kementerian Pertanian RI pada tahun 2013 pun limbah kulit jeruk yang bersifat biodegradable ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dan ditingkatkan nilai jualnya. Selain potensi minyak atsirinya, kulit jeruk juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan lilin aromatik dengan mengekstrak limonen dari kulit jeruk nipis.
Di bidang kesehatan, kulit jeruk bisa dimanfaatkan untuk menurunkan kolesterol karena ada senyawa antiLDL didalamnya yang bisa diekstrak menjadi obat. Kandungan hesperidin didalamnya yang bekerja sebagai antioksidan juga bisa menurunkan tekanan darah dan sebagai antiinflamasi.
Keistimewaan lainnya adalah zat antikanker di dalam kulit jeruk yang mengandung flavonoid. Manfaat lainnya adalah kulit jeruk aman dikonsumsi untuk membantu Anda dalam mencegah obesitas dan menjaga sistem pencernaan.
Saat ini sudah banyak inovasi hidangan yang menggunakan parutan kulit jeruk didalamnya sehingga bisa dimakan dengan nyaman dan lezat.
Terakhir, di bidang kecantikan kulit jeruk bisa digunakan untuk membantu memutihkan gigi dengan cara menggosok bagian dalam kulit jeruk ke gigi Anda. Tak sampai disitu saja, kulit jeruk bisa mengurangi infeksi akibat jerawat atau membantu mengusir komedo, sel kulit yang mati, dan menutup pori-pori wajah.
Kulit jeruk yang diblender dan didiamkan semalaman dapat Anda gunakan sebagai sampo pengusir ketombe. Bagi Anda yang sulit mengatasi mabuk, tak ada salahnya mencoba air campuran kulit jeruk dan garam yang direbus selama 20 menit.