Mediatani – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah saat ini mengarahkan Duta Petani Milenial untuk melakukan resonansi kepada seluruh petani milenial yang ada di Indonesia. Berbagai strategipun diupayakan untuk meningkatkan gaung petani milenial.
Mendukung hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Siti Munifah, mendatangi langsung Duta Milenial Petani asal Magelang, Rayndra Syahdan Mahmudin pada Jumat (3/4/2022).
Didampingi oleh Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Bambang Sudarmanto, Siti Munifah kemudian meninjau langsung usaha peternakan yang tengah digeluti Rayndra dan melihat langsung hasil kandang-kandang ternak kambing milik Duta Petani Milenial asal magelang tersebut.
Siti Munifah dalam kesempatan tersebut juga disuguhi dengan berbagai macam olahan dari kelapa seperti gula semut dan VCO hasil dari KWT binaan Rayndra.
“Saya meluangkan waktu ke Magelang khusus untuk meninjau langsung perkembangan usaha Rayndra ini. Rayndra merupakan Duta Petani Milenial yang patut Kementan banggakan, karena 100 persen made in Kementan, Jebolan dari Polbangtan YoMa,” ungkap Siti Munifah.
Diakuinya, agar dapat menarik minat para milenial untuk berkecimpung di dunia pertanian, BPPSDMP menyusun beberapa strategi. Strategi pertama, yaitu dengan menyuguhkan sebuah role model petani milenial yang telah sukses.
“Strategi kami, yaitu dengan kampanye, mengampanyekan kesuksesan champion-champion petani milenial yang sudah memulai lebih dulu. Mereka kami kukuhkan menjadi Duta Petani Milenial, dipublish secara masif hingga tataran skala international, kemudian mereka ini yang akan dijadikan brand ambassador Kementan untuk mengajak para milenial lainnya agar terjun ke dunia pertanian,” paparnya.
Lebih lanjut, Siti Munifah juga menjelaskan bahwa strategi kedua yang harus dilakukan yaitu dengan mengubah pola pikir bahwa bertani itu merupakan sebuah perkerjaan yang “keren”, caranya yaitu dengan menerapkan strategi ketiga, yaitu dengan penerapan mekanisasi, Internet of Things (IoT) dan robotika di bidang pertanian.
“Yang paling penting yaitu dengan mengubah mindset bahwa bisnis di pertanian itu bukan merupakan hal yang menjijikan atau jorok, akan tetapi hal yang luar biasa juga keren. Bagaimana caranya? Yaitu gunakan mekanisasi, terapkan IoT, dan teknologi robotik. Karena anak muda sekarang maunya yang serba canggih, cepat, dan juga menguntungkan,” sambung Siti Munifah.
Strategi keempat yang tidak kalah penting juga, yaitu dengan melibatkan kelembagaan pertanian dan membangun jejaring seperti Pelibatan Badan Penyuluh Pertanian (BPP), off taker, dan kemampuan berjejaring yang baik antarpetani milenial maupun dengan stakeholder lainnya.
Karena hal tersebut menurut Munifah, merupakan kunci agar bisnis pertanian dapat berkelanjutan. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi juga menuturkan bahwa masa depan tonggak pertanian saat ini tengah berada di tangan generasi muda.
“Pertanian adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan, selama manusia hidup selama itu pula pertanian menjadi suatu kebutuhan. Maka, ayo anak muda, tunggu apalagi untuk bergabung di pertanian, ini adalah masa kalian untuk memimpin pembangunan pertanian Indonesia,” ujar Dedi.