Mediatani – Kerang darah (Anadara granosa) termasuk salah satu jenis kerang yang sangat populer di negara-negara Asia Timur. Selain karena rasanya yang lezat, makanan laut ini juga digemari karena memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi.
Disebut kerang darah karena biota laut ini mampu menghasilkan hemoglobin atau sel darah merah. Ketika dewasa, ukuran kerang ini umumnya berkisar memiliki Panjang 5-6 cm dengan lebar 4-5 cm.
Ada beberapa jenis kerah darah yang bisa dibudidayakan di Indonesia, diantaranya adalah A. granosa (kerang darah), A. inflate (kerang bulu), A. nodifera (kerang darah), A. antiguata, A. rhombea (kerang gelatik) dan A.indica (kerang mencos).
Cara budidaya kerang darah yang kami uraikan ini tidak begitu sulit, sehingga cocok untuk dibudidayakan bagi Anda yang pemula. Simak tahap-tahapnya berikut ini.
Penentuan lokasi budidaya
Budidaya kerang darah ini baiknya dilakukan pada bagian pinggir tambak atau di dalamnya. Hal yang perlu diketahui, kerang darah menyukai cekungan-cekungan yang berada pada dasar perairan di bawah pantai yang berlumpur.
Selain itu, pilihlah lokasi tambak yang wilayah mendapat pasang surut air laut dan terpisah dari tempat pengumpulan benih. Setelah menentukan lokasi, pagari area budidaya secara melingkar dengan menggunakan bambu.
Selama proses budidaya, pastikan air bersirkulasi dengan lancar. Untuk menjaga kualitas air, ganti air dalam tambak secara rutin minimal 2 minggu sekali. Tidak perlu menguras seluruhnya, cukup mengganti air setengahnya dengan air baru. Hal tersebut dilakukan agar kualitas air tetap terjaga, dan kerang darah dapat hidup sehat.
Menyeleksi benih
Seleksi benih atau kelompokkan berdasar ukurannya. Hal ini bertujuan agar semua benih tersebut dapat tumbuh dengan ukuran yang seragam. Selain itu, bisa juga dengan mengelompokkan berdasarkan ukuran, bobot, warnanya yang lebih cerah, tidak memiliki luka pada tubuhnya, atau keunggulan lainnya.
Penebaran benih
Setelah lokasi dan benih telah disiapkan, penebaran benih kerang darah sudah dapat dilakukan. Tebarkan benih tersebut dengan kepadatan 2.000 ekor per m2. Ketika kerang darah tumbuh lebih besar, kurangi kepadatannya menjadi 200—300 per m2. Saat menebar, lakukan secara perlahan dan hati-hati agar kerang darah tidak saling menumpuk atau melukai tubuh satu sama lain.
Proses pertumbuhan
Jika proses perawatannya dilakukan dengan prosedur yang baik dan benar, maka kerang darah tersebut dapat dibesarkan dalam kurun waktu kurang lebih 4—5 bulan. Kerang darah dapat tumbuh besar dan mencapai pertambahan bobot tubuh hingga 400 persen atau 500 persen dari berat semula.
Pakan kerang darah
Salah satu keunggulan dari usaha budidaya kerang darah adalah kita tidak perlu menyediakan pakan untuk membesarkan atau mencukupi kebutuhan hidupnya.
Pasalnya, kerang darah mampu mencari pakan berupa plankton-plankton yang terseret arus air secara mandiri. Oleh karena itu, pastikan lokasi yang dipilih cukup menyediakan pakan alami untuk kerang darah tersebut.
Pemberian insektisida
Cara lain untuk memastikan hadirnya plankton sebagai makanan kerang, yakni dengan memberikan insektisida pada tambak. Caranya, larutkan insektisida sebanyak sekitar 1 liter dengan bahan aktifendosulfan pada kolam dengan luas 2 hektare. Setelah tiga hari pemberian insektisida, buanglah air tambak secara terus-menerus untuk menetralkan air.
Menghindari predator
Untuk memastikan keberhasilan budidaya kerang darah, lakukan langkah antisipasi terhadap ancaman serangan predator, seperti siput. Benih kerang darah biasanya akan menjadi sasaran predator-predator untuk dimangsa. Untuk itu, sesekali awasi secara manual atau perhatikan keberadaan hewan yang terdapat pada area tambak.
Pengendalian hama/penyakit
Kerang darah juga dapat diserang oleh hama dan penyakit. Salah satu faktor yang dapat memicu munculnya hama/penyakit adalah banjir akibat hujan. Untuk itu, tingkatkan kewaspadaan pada tambak saat musim hujan tiba.