Terapkan 6 Langkah Penanganan Pasca Panen Ini untuk Minimalisir Resiko Kerugian Besar

  • Bagikan
Ilustrasi: Proses penanganan hasil panen

Mediatani – Proses panen dan pasca panen hasil pertanian merupakan tahap yang rentan terjadi food loss (pangan hilang sebelum dikonsumsi) dan kerap membuat petani mengalami kerugian yang besar. Hal itu terjadi karena penanganan proses panen dan pasca panen dalam rantai pasok produk pertanian tidak diterapkan dengan baik.

Dikutip dari Growing Produce, pakar hortikultura dari University of Georgia, Angelos Deltsidis menjelaskan bahwa kualitas terbaik buah dan sayur itu terjadi pada saat panen. Seiring berjalannya waktu, kualitas produk tersebut akan terus menurun.

Untuk mencegah terjadinya kerugian saat pasca panen, Deltsidis mengatakan baik petani maupun pedagang harus melakukan berbagai hal, mulai dari proses pengepakan, pengiriman harus cepat melakukan langkah-langkah ketat untuk menjaga produk pertanian tetap segar hingga ke tangan konsumen.

Berikut enam langkah yang disarankan Deltsidis untuk diterapkan dalam proses pasca panen agar produsen dan distributor produk pertanian terhindar dari resiko kerugian besar.

1. Mengetahui tingkat kematangan

Pastikan Anda mengetahui tingkat kematangan produk pertanian agar dapat menentukan waktu panen yang tepat. Menurut Deltsidis, di internet terdapat banyak sumber informasi yang menyediakan data tentang indeks kematangan secara spesifik untuk setiap tanaman.

“Beberapa tahap kematangan tanaman digambarkan dengan foto. Anda perlu memastikan pekerja panen untuk terlatih mengevaluasi kematangan produk pertanian,” ungkapnya.

2. Mengetahui kualitas air saat proses pascapanen

Pastikan air yang akan digunakan untuk mencuci buah atau sayur hasil panen memiliki kualitas yang baik dan sering lakukan pergantian air jika proses pencucian dilakukan dengan cara direndam ke dalam tangki.

“Seiring berjalannya waktu dan semakin banyak hasil panen dari ladang, air dapat terkontaminasi dan menyebar ke buah lain,” ucapnya.

Gunakan natrium hidroklorida, hidrogen peroksida, asam peroksi asetat untuk membersihkan air. Dengan cara ini, pathogen dari satu buah bisa dipastikan tidak berpindah ke buah lainnya.

Selain itu, pengelola gudang pengepakan hasil panen harus mengetahui kapan dan setelah berapa banyak air harus diganti. Jika terdapat muatan hasil panen yang berkualitas buruk, maka harus segera air setelah pencucian harus segera diganti.

3. Memeriksa suhu air

Air yang digunakan saat proses pascapanen seharusnya tidak terlalu dingin. Air yang terlalu dingin dapat menyebabkan terjadinya masuknya bakteri pembusuk ke dalam jaringan buah atau sayur melalui bagian yang terluka akibat proses pemotongan atau pengupasan saat panen.

“Saat buah mendingin dan jaringan berkontraksi, ruang hampa akan tercipta sehingga air dan organisme patogen yang berpotensi tersuspensi di dalam air tertarik ke dalam luka mikro, pori-pori atau celah alami pada buah dan sayur,” sebut Deltsidis.

4. Menghindari kerusakan hasil panen

Buah atau sayur yang mengalami goresan atau benturan dapat mengakibatkan munculnya celah masuk bagi mikroorganisme. Untuk menghindarinya, pastikan pisau panen yang digunakan tajam dan bersih serta pekerja yang bertugas untuk panen sudah terlatih dengan baik.

Deltsidis mengatakan perhatikan saat proses pengangkutan dari kebun, muatan hasil panen buah atau sayur tidak terlalu berat agar hasil panen yang berada di tumpukan paling bawah tidak mengalami kerusakan karena tertindis.

“Selain itu, pastikan untuk berhati-hati saat memuat hasil panen ke dalam truk,” jelasnya.

5. Hindari paparan sinar matahari secara langsung

Setelah sayur atau buah dipanen, segera pindahkan produk tersebut ke tempat sejuk atau terhindar dari paparan sinar matahari langsung dan segera diproses.

6. Pastikan gudang penyimpanan terpisah dari area pemrosesan

Gudang yang digunakan untuk penyimpanan hasil panen perlu terlebih dulu disanitasi dengan benar dan pastikan sirkulasi udara terjaga baik.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version