Mediatani – Upaya Kementerian Pertanian RI untuk mengajak para petani muda dalam menerapkan teknologi smart farming rupanya berbuah hasil. Syahrul Yasin Limpo selaku menteri pertanian menyampaikan bahwa dengan adanya teknologi, kegiatan budidaya akan semakin lebih mudah.
Melalui keterangan tertulisnya pada Jumat (11/6/2021), Mentan SYL juga mengatakan bahwa penerapan pertanian yang berbasis teknologi akan lebih efisien dan modern sehingga dinilai mampu mendorong akselerasi produksi petani.
Sebagai contoh yaitu Petani Bali dan Petani Muda Keren Bali. Keduanya sebagai suatu batu loncatan yang coba dilakukan agar pertanian tak berjalan apa adanya. Terutama dimasa pandemi ini, sektor pertanian harus bisa naik kelas.
Saat menghadiri acara “Program Millenial Smartfarming” di Kabupaten Buleleng, Bali, Mentan SYL menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian yang memiliki jiwa wirausaha.
Melalui salah satu program utama dari Kementerian Pertanian yaitu menumbuhkan sebanyak 2,5 juta pengusaha pertanian milenial hingga tahun 2024. Hal ini dimaksudkan agar menjamin produktivitas, keberlanjutan, dan ketahanan pangan khususnya dalam negeri.
“Hari ini pemuda milenial kita di Buleleng ini mencoba aplikasi bersama BNI yang kita support bersama dan ini sesuai arahan Bapak Presiden membangkitkan petani petani muda kita untuk bisa tertarik pada dunia pertanian, kita akan dorong ini,” katanya.
Merespon hal tersebut, Putu Agus Suradnyana selaku Bupati Buleleng menjelaskan bahwa sektor pertanian tercatat sebagai sumber pendapatan daerah dengan nilai sebanyak 64 persen. Oleh sebab itu, dibutuhkan perbaikan tata guna pertanian yang berkelanjutan. Agar nantinya pembagian lahan untuk pengembangan khusus hortikultura atau pertanian lebih jelas dan mampu mewujudkan pertanian berkelanjutan.
Agus juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Mentan SYL atas inisiatifnya dalam mendukung para petani muda yang memiliki potensi dan kapasitas untuk mengelola segala kegiatan pertanian yang memanfaatkan teknologi.
“Terima kasih Pak Menteri sudah sampai ke Buleleng dalam mendukung petani petani muda yang memiliki kapasitas dalam mengelola aktivitas proses bisnis pertanian dengan memanfaatkan teknologi,” ungkap Agus
Di lain sisi, Gede Agung Wedhatama selaku Ketua Komunitas Petani Muda Keren (PMK), menilai bahwa pemanfaatan smart farming dengan IoT mendukung sektor pertanian dari hulu sampai ke hilir.
“Terkait smart farming ini kami memang dari petani muda keren meng-empower, menstimulus teman teman kita untuk menggunakan IoT sebagai supporting aktivitas pertaniannya,” tegasnya.
Dirinya mengaku bahwa teknologi smart farming memang terbukti mendorong efisiensi dalam bertani hingga menyentuh angka hampir 90 persen. Selain itu, aktivitas budidaya seperti menyiram, memupuk, menyemprotkan biopestisida atau hayati dinilai menjadi lebih murah dan juga efisien. Hal ini disebabkan karena dapat dilakukan melalui jarak jauh dan dinilai lebih tepat sasaran.
Tentu dengan hadirnya smart farming ini, bisa betul-betul menjadi solusi bagi para petani khususnya di Indonesia. Terutama anak-anak Bali yang memiliki semangat untuk bergerak di sektor pertanian, agar bisa menjadi contoh untuk anak-anak lainnya yang ada di seluruh Indonesia.
“Harapannya smart farming ini benar benar bisa menjadi solusi bagi petani kita, petani muda sehingga semakin banyak anak anak Bali yang semangat menjadi petani,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, dalam acara tersebut turut hadir Mohammad Rudy Salahuddin selaku Deputi 4 Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Musdhalifah Machmud selaku Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang beserta jajaran eselon 1 Kementerian Pertanian.