Mediatani – Buah kelengkeng terkenal dengan rasanya yang manis dan harganya yang cenderung bagus di pasaran. Hal inilah yang membuat banyak orang memilih untuk bertani kelengkeng dengan harapan dapat meraup cuan yang lebih banyak.
Normalnya, pohon kelengkeng akan berbuah pertama kali saat usia sekitar 2 tahun setelah tanam. Namun, tidak sedikit pula ditemukan pohon kelengkeng yang tak kunjung berbuah padahal umurnya sudah lebih dari 2 tahun, bahkan ada yang sampai belasan hingga puluhan tahun.
Masih banyak yang beranggapan bahwa kelengkeng yang tidak berbuah disebabkan karena tidak ditanam berjodoh. Namun hal itu ternyata hanyalah mitos belaka.
Melansir dari Mantrasukabumi, berikut beberapa faktor yang menyebabkan kelengkengmu belum kunjung berbuah.
Pohon berasal dari biji
Tanaman kelengkeng yang ditanam dari hasil cangkok, okulasi, sambung pucuk dan stek batang hanya perlu 2 tahun untuk mulai berbuah, sedangkan pohon yang ditanam dari biji membutuhkan waktu yang jauh lebih lama, sekitar 7 hingga 10 tahun.
Jadi, jika pohon kelengkeng yang kamu tanam berasal dari biji, hitunglah kembali apakah usianya saat ini sudah mencapai 10 tahun atau belum?
Pohon merupakan varietas golongan Temperate
Terdapat puluhan jenis/varietas tanaman kelengkeng, dan di antara semua jenis tersebut, ada 2 kelompok besar yaitu varietas golongan Temperate dan Non-Temperate.
Temperate merupakan golongan varietas kelengkeng yang harus diberikan zat perangsang buah agar dapat berbuah. Sedangkan golongan Non-Temperate merupakan jenis pohon kelengkeng yang tidak membutuhkan tambahan zat perangsang untuk berbuah.
Pertumbuhan daun terlalu subur
Jangan senang dulu jika pohon kelengkengmu memiliki daun yang sangat lebat, sebab pertumbuhan daun yang terlalu cepat akan menghambat tanaman kelengkeng untuk berbuah.
Pertumbuhan pesat yang dimaksud yaitu ketika tunas dan daun baru selalu tumbuh susul-menyusul setiap bulan.
Hal ini menyebabkan sulitnya didapatkan waktu dimana tunas dan daun baru berhenti tumbuh selama rentang waktu tertentu.
Kondisi seperti ini biasa ditemukan pada pohon kelengkeng yang ditanam sangat dekat dengan bibir sumber air seperti sungai/danau, saluran air, parit, kolam dan sejenisnya.
Pohon kekurangan nutrisi berkepanjangan
Jika tanaman kekurangan nutrisi, maka hal yang wajar jika pertumbuhannya kurang optimal. Hal ini sering terjadi pada tanaman kelengkeng yang ditanam secara asal dan tanpa perawatan, ditambah lagi kondisi tanah yang tidak subur.
Dengan kondisi seperti itu, tanaman sulit mendapatkan nutrisi yang mencukupi dan membuat pertumbuhannya menjadi lemah dan tidak sehat. Jangankan untuk berbuah, bahkan untuk bertahan hidup saja menjadi sebuah kesyukuran.
Tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup
Jika pohon kelengkengmu ditanam di pekarangan rumah, setidaknya pohon itu harus terkena sinar matahari minimal 6 jam sehari. Sebab, cahaya matahari merupakan bahan utama yang mendukung tanaman untuk berfotosintesis.
Jika kebutuhan sinar matahari tidak tercukupi, maka akan menyebabkan tanaman tidak mampu berfotosintesis dengan baik, dan akhirnya pertumbuhannya pun terhambat dan sulit berbuah.
**
Berbagai hal penting ini terkadang masih kerap dilupakan dalam berkebun kelengkeng. Padahal, jika hal yang mendasar ini saja diperhatikan, pohon kelengkeng yang dipelihara akan terus produktif dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.