Tiga Varietas Sapi Unggul Dikembangkan di Probolinggo

  • Bagikan
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo, saat meninjau sapi (Foto: istimewa)
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Probolinggo, saat meninjau sapi (Foto: istimewa)

Mediatani – Dalam rangka meningkatkan populasi dan kualitas daging di Kabupaten Probolinggo, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Probolinggo mengembangkan tiga jenis sapi varietas unggul yakni sapi potong Wagyu, Belgian Blue, dan sapi perah Proven Bull.

Dilansir dari laman probolinggokab.go.id, Kepala DPKH Kabupaten Probolinggo Yahyadi  mengatakan, pihaknya terus berupaya dalam mencapai target sasaran, yaitu untuk meningkatkan populasi ternak dan meningkatkan kualitas daging.

Ia juga menyebutkan bahwa setiap satu bulan diadakan dua kali kegiatan berupa posyandu ternak.

Menurutnya, ada tiga jenis sapi varietas unggul yang akan dikembangkan di beberapa kecamatan sesuai dengan potensi wilayah yakni yang pertama adalah straw Belgian Blue sebanyak 100 dosis akan dialokasikan di 12 kecamatan.

Kedua, straw Wagyu sebanyak 50 dosis yang akan dialokasikan di 16 kecamatan dan ketiga adalah straw sapi perah Proven Bull yang akan dialokasikan di 4 kecamatan.

“Alhamdulillah, kami mendapatkan alokasi bibit straw atau semen beku dari Provinsi Jawa Timur berupa dua varietas besar sapi potong dan sapi perah,” kata Yahyadi, Kamis (9/9/2021).

Berdasarkan pengakuan para peternak, tambah Yahyadi, posyandu sangat bermanfaat dan pihaknya mendatangkan sebanyak 50 ekor sapi untuk diperiksa baik kesehatannya, inseminasi buatan (IB), PKb dan kelahirannya saat posyandu ternak di Desa Tongas Wetan Kecamatan Tongas.

Yahyadi menjelaskan untuk sapi potong ada varietas Sapi Wagyu yang memang diharapkan oleh para peternak karena memang postur dari dagingnya melebihi dari sapi yang lain, seperti varietas Belgian Blue dan sapi perah Proven Bull.

“Untuk sapi perah di tahun-tahun ini kami bisa memproduksi susu per ekor per hari 10 liter. Dengan adanya varietas baru, sapi perah itu bisa menghasilkan 12-16 liter susu per hari per ekor,” katanya.

Ia berharap mudah-mudahan apa yang diikhtiarkan oleh petugas di lapangan selalu mendapatkan petunjuk bagaimana upaya IB (Inseminasi Buatan) satu kali jadi. Jika itu jadi, maka nanti akan mempunyai 50 ekor sapi Wagyu.

“Kami berharap dengan adanya langkah-langkah itu bisa meningkatkan populasi baik kualitas maupun kuantitas ternak, sehingga persediaan daging maupun susu di Kabupaten Probolinggo selalu tersedia dan selalu melimpah,” ujarnya.

Selain meningkatkan populasi dan kualitas daging, inseminasi buatan juga sangat menguntungkan secara secara finansial.

Keuntungan lainnya yaitu, menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan, meningkatkan mutu genetik, menghindari penularan penyakit, mencegah terjadinya kawin sedarah (inbreeding), mengatur jarak kelahiran dengan baik, semen beku masih bisa dipakai meski pejantan telah mati.

Inseminasi Buatan kini telah menjadi pilihan dalam pengembangbiakan sapi pedaging dan sapi perah oleh para peternak di Probolinggo.

Karena itu, diperlukan peran aktif inseminator dan petugas dinas peternakan atau dinas yang membidangi peternakan dalam pembinaan kelompok tani ternak. Juga diperlukan peran aktif para penyuluh pertanian sebagai mitra petani.

Keterampilan inseminator mempengaruhi keberhasilan IB, sehingga disarankan untuk menggunakan jasa dari inseminator resmi yang bersertifikat dan berpengalaman.

  • Bagikan