Mediatani – Negara Korea Selatan tercatat telah memusnahkan 26 juta unggas terkait infeksi flu burung dikutip dari situs berita Kontan.co.id Selasa (9/2/2021).
Dan asal tahu saja, ternyata negara itu juga sudah melaporkan 87 kasus infeksi flu burung yang ditularkan pada peternakan lokalnya.
Langkah ini pun ditengarai untuk dilakukan dikarenakan Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan melakukan pemusnahan unggas tak hanya pada peternakan lokal saja, tetapi pula pada unggas yang berada di sekitar peternakan yang diketahui terinfeksi agar mencegah penyebaran penyakit.
Langkah tersebut pun telah menyebabkan adanya kenaikan tajam dalam harga unggas dan turunannya.
Bahkan harga telur di sana pun saat ini sudah melonjak 43,8% secara tahunan (yoy) dalam sepekan terakhir ini.
Korea Selatan juga kini sedang menyelidiki kasus dugaan lain dari flu burung yang sangat patogen.
Kasus terbaru yang dicurigai dari jenis virus flu burung H5N8 itu yang mematikan dilaporkan dari sebuah peternakan telur di Pocheon yang berjarak sekitar 46 kilometer utara Seoul. Hasil tes nantinya, diharapkan keluar dalam tiga hari.
Peternakan tersebut diketahui memiliki 160.000 ayam.
Sejak akhir November, Korea Selatan sudah melaporkan ada 87 kasus flu burung yang sangat patogen yang kemudian ditelusuri ke peternakan unggas lokal.
Hingga Senin (8/2/2021), kasus flu burung di sana terkonfirmasi dari burung liar juga mencapai 163.
Korea Selatan telah mengidentifikasi adanya 340 kasus flu burung yang ditelusuri ke peternakan unggas selama gelombang sebelumnya, yang berlangsung dari Oktober 2016 hingga Februari 2017.
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co, negara K-Pop itu dilanda kasus Flu Burung yang nampaknya pun belum berakhir.
Baru-baru ini, otoritas di sana melaporkan penambahan total kasus di Peternakan Lokal itu menjadi 67 kasus.
Korea Selatan pun dinilai masih belum dapat mengatasi lonjakan kasus flu burung di peternakan lokal mereka.
Dilansir dari situs berita Kontan.co.id, Rabu (20/1/2021), Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan Korea Selatan mengungkap saat ini pihak mereka tengah menyelidiki satu lagi kasus dugaan flu burung yang sangat pathogen. Hal itu pun membuat total kasus infeksi yang dikonfirmasi mencapai 67 kasus.
Kasus dugaan flu burung yang ganas yakni H5N8 pun sedang diselidiki itu diduga berasal dari sebuah peternakan telur di Eumseong, 131 kilometer sebelah selatan Seoul.
Kasus terbaru sendiri dikonfirmasi otoritas Korsel berasal dari peternakan lain yang berada di Yongin, yakni tepat di selatan Ibu Kota, pada Selasa, (19/1/2021) waktu setempat.
Dari total kasus yang telah dikonfirmasi sebuah Provinsi di Korsel yakni Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi Seoul tercatat menyumbang 18 kasus, sedangkan Provinsi Jeolla Utara dan Selatan masing-masing menyumbang 14 dan 13 kasus flu burung.
Korea Selatan sendiri pertama kali mengidentifikasi kasus flu burung yang dinilai sangat patogen itu ditelusuri ke peternakan lokal dalam hampir tiga tahun lalu pada bulan November 2020 lalu.
Sejauh ini, pihak Korsel sudah memusnahkan sekira 19,2 juta unggas. Jumlah yang banyak itu terjadi karena pihak terkait yang berada diradius 3 km dari peternakan terinfeksi juga melakukan hal yang sama pada unggas mereka.
Dari keseluruhan unggas yang dimusnahkan itu didominasi ayam yang mencapai 15 juta ekor.
Dampak dari merebaknya dugaan kasus flu burung di Korea Selatan ini mengakibatkan harga telur naik 23,3% dari tahun sebelumnya. Tidak hanya telur, harga daging ayam dan itik juga melesat. Naik masing-masing 11,7% dan 35,3%.
Belum tuntas kasus flu burung di peternakan lokal itu, pihak mereka juga dipusingkan dengan semakin menumpuknya jumlah burung liar yang terinfeksi.
Pihak berwenang juga semakin sulit membatasi penyebaran penyakit menular tersebut. Sejak akhir Oktober lalu, tercatat Korsel sudah menemukan 87 kasus flu burung yang sangat patogen dari unggas liar. (*)