Mediatani – Upaya Kementerian Pertanian (kementan) yang gencar mencetak petani milenial melalui program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) terus menunjukkan hasil yang memuaskan.
Salah satu petani muda yang sukses setelah mengikuti program YESS tersebut adalah Ghosiyatul Wakhidah (36). Wanita yang berasal dari Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan ini berhasil mengembangkan paprika hidroponik di greenhouse miliknya.
Wanita yang akrab disapa Ghosiah ini menceritakan, dirinya telah menggeluti bidang pertanian selama lebih dari 13 tahun. Dia menggeluti bidang tersebut dengan bermodalkan pengalaman bertani secara turun-temurun dari keluarganya.
Dia pun berhasil mematahkan stigma masyarakat yang umumnya menganggap pekerjaan pertanian adalah sebuah keterpaksaan.
“Bertani itu pilihan bukan keterpaksaan. Bahkan, jika diseriusi bertani itu jauh dari simbol kemiskinan bahkan penghasilannya jauh melebihi gaji di perusahaan multinasional sekalipun,” kata Ghosiah.
Dia menjelaskan, dirinya mengembangkan budidaya paprika dengan aneka varian, mulai dari merah, hijau, kuning hingga ungu. Paprika tersebut dibudidaya di tiga lokasi lahan dengan total luasan 3.900 m2.
Setelah menerima manfaat HK pada 2021, ia memperoleh omzet dari budidaya paprika lebih dari Rp 50 juta per bulannya, dengan jaringan pemasaran e-Commerce, Tani Hub.
Tidak hanya itu, untuk meningkatkan kapasitas usahanya, Ghosiah memberanikan diri untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp300 juta di perbankan.
“Kami mensuplai Tani Hub secara kontinyu, untuk itu kami sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas mulai dari tanam, perawatan, panen hingga pasca panen. Untuk hasil panen yang tidak sesuai dengan grade Tani Hub kami jual di pasar lokal. Kami juga telah ada kontrak dengan Pizza Hut wilayah Jawa Timur untuk mensuply kebutuhan paprika,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Program YESS adalah program yang diluncurkan pemerintah untuk mempercepat regenerasi petani melalui peningkatan peran para generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian, agar lebih prospektif dan mampu berpeluang ekspor.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengungkapkan, dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas untuk mau memajukan pertanian Indonesia.
“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya, sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian maju, mandiri, dan modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, tetapi juga berorientasi ekspor,” terang Kepala Badan yang bergelar Profesor ini.
Dia menambahkan, saat ini Indonesia telah memiliki banyak petani milenial sekaligus wirausahawan yang bergerak di sektor pertanian.
“Sosok-sosok inilah yang akan mendorong tercetaknya petani milenial yang menguasai teknologi pertanian dan bisa menjadi mitra usaha pemuda di pedesaan,” ucapnya.
Selain itu, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan juga mejelaskan bahwa usaha dan kredibilitas duta milenial di bidang pertanian dapat menggandeng para generasi muda untuk mengembangkan sektor pertanian.
“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, dunia dalam genggaman kalian,” kata Mentan.