Widodo Makmur Unggas Tetapkan Harga Saham Perdananya Rp 180 per Saham

  • Bagikan
Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas (WMU) Ali Mas'adi(ketiga dari kiri) dan Komisaris Utama WMU Tumiyana (ketiga dari kanan) bersama jajaran manajemen berpose usai due dilligence meeting IPO perseroan. - WMU/bisnis.com/ist

Mediatani – PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) menetapkan harga saham perdananya pada angka Rp 180 per saham.

Harga saham perdana yang ditetapkan itu dekati batas atas dari kisaran harga di Rp 142-Rp200 per saham.

Managing Director PT Samuel International Harry Su dikutip Rabu (27/1/2021) dari situs Liputan6.com, menuturkan, PT Widodo Makmur Unggas Tbk sudah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menawarkan saham perdana.

“Sudah (efektif OJK-red). 180 per lembar saham. Range-nya 142-200,” ujar Harry saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Senin (25/1/2021) disadur Rabu (27/1/2021).

Harry menjelaskan bahwa minat investor saat pra penawaran sangat bagus.

Pihaknya pula akan menjaga permintaan dan kesuksesan di pasar sekunder, sehingga free float atau kepemilikan saham di publik di angka sekitar 15 persen.

Harry mengungkapkan, ada investor institusi baik asing dan lokal yang berminat dalam rangka IPO PT Widodo Makmur Unggas Tbk.

“Karenanya kami hendak menjaga demand dan kesuksesan di secondary market, maka free float kita hanya sebesar 15 persen,” ungkap Harry.

Jumlah saham yang ditawarkan itu juga lebih rendah dari yang ditawarkan.

Emiten sebelumnya melepas sebesar 5.923.076.900 saham baru atau 5,92 miliar saham ke publik atau setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Dalam keterangannya, masih dari sumber yang sama, menyebut WMU menawarkan harga IPO berkisar antara Rp142 -Rp200. Sehingga total dana yang dapat diraup dari IPO bisa capai Rp 841,07 miliar-Rp 1,18 triliun.

Bersamaan dengan hal ini, WMU pula bakal melakukan penjatahan saham melalui program alokasi saham pegawai atau Employee Stock Allocation (ESA).

Melalui program ini, Perseroan menjatahkan 7,5 persen dari jumlah saham IPO. Selain itu juga, Perseroan memberikan opsi kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) hingga 1 persen dari portepel IPO.

Perseroan bakal menggunakan dana IPO sebesar 74,3 persen untuk ekspansi dengan menambah, serta memperluas sarana produksi, seperti pembangunan fasilitas breeding PS farm di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain itu, perihal investasi pula akan digunakan untuk pembangunan fasilitas Layer Commercial Farm di Klaten, Jawa Tengah, pembangunan fasilitas Hatchery di Sukabumi, Jawa Barat, pembangunan fasilitas Broiler Commerical Farm di Wonogiri, Jawa Tengah, pembangunan fasilitas Slaughterhouse di Cianjur, Jawa Barat dan pembangunan Feedmill di Ngawi, Jawa Timur.

Sementara itu, sisa dana IPO sebesar 25,7 persen digunakan untuk modal kerja, khususnya dalam pembelian bahan baku pada feedmill dan pembelian ayam broiler komersil.

Sekarang ini, komposisi kepemilikan saham WMU yang dimiliki PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) 90 persen, Warsini 5 persen, dan Wahyu Andi Susilo 5 persen.

Sejalan dengan pernyataan pra-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terbit pada 30 Desember 2020 lalu, penawaran umum perdana IPO juga akan dilakukan pada 7 Januari hingga 13 Januari 2021.

Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun direncanakan terjadi pada 29 Januari 2021 mendatang. Perseroan lalu menunjuk CIMB Niaga Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Samuel Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriters (JLU).

Widodo Makmur Unggas menurut kontan.co.id Rabu (27/1/2021), menyasar beberapa segmen pasar yaitu segmen rumah tangga, industri pemrosesan, hotel restoran dan kafe. Sebagian besar omzet perusahaan ini berasal dari lini bisnis penjualan karkas di unit downstream. Per Oktober 2020 segmen karkas berkontribusi sekitar 60% hingga 70%.

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co Analis Pasar Modal yang juga Kepala Riset Praus Kapital, Alfred Nainggolan mengatakan bisnis pada sektor perunggasan masih prospek dan diproyeksikan masih tinggi.

Hal itu seiring dengan permintaan daging ayam pada sektor ini yang juga masih tinggi. Meski masih dalam Pandemi Covid-19, dia menilai tidak menyurutkan permintaan atas konsumsi daging ayam, telur, maupun produk olahannya lainnya.

Bahkan harga ayam broiler di tahun ini saja diproyeksikan akan mengalami kenaikan.

Alfred menuturkan, proyeksinya terhadap permintaan pada sektor perunggasan masih cukup bagus kedepannya, juga seiring dengan pemulihan ekonomi 2021, dari sisi pendapatan masih tetap akan bertumbuh.

“Jadi ketika mereka bisa mendapatkan momentum itu dan mereka akan ekspansi di sektor yang masih cukup prospek ini, maka akan menjadi hal yang cukup bagus untuk mengeneralisasi pertumbuhannya ke depan,” jelas Alfred dikutip dari situs berita Antaranews.com, Kamis (14/1/2021) lalu.

Hal itu pun kata dia merupakan langkah yang tepat bagi emiten yang melakukan ekspansi. Apalagi dengan kondisi permintaan yang masih bagus dan stabil. Tentunya, tambah dia, langkah penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) seperti yang dilakukan oleh PT Widodo Makmur Unggas (WMU) menjadi hal yang strategis. Apalagi tidak semua perusahaan bisa mendapatkan dana segar pada kondisi ini. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version