Mediatani – Yang dimaksud dengan buah eksotik lahan rawa adalah jenis buah-buahan yang ditemukan di kawasan lahan rawa dan memiliki sifat yang khas dan spesifik dan juga diharapkan memberikan nilai ekonomis/komersial apabila dikembangkan baik sebagai pangan atau sumber plasma nutfah.
Kawasan lahan rawa di Kalimantan umumnya dipengaruhi oleh sungai-sungai baik sungai besar dan panjang maupun sungai keeil. Kalimantan Timur umumnya dipengaruhi oleh sungai Mahakam yang bermuara langsung ke laut, dari jangkauan sungai ini sangat luas, dan untuk ke wilayah lainnya dihubungkan oleh sungai-sungai yang lebih kecil maupun anak sungai.
Pada keadaan alam tersebut di atas, banyak tumbuhan buah-buahan baik yang sudah dikenal dan dibudidayakan maupun yang belum dikenal dan tumbuh secara liar di kawasan daerah aliran sungai (OAS) dari hulu sampai hilir sungai.
Hal ini merupakan sumber keanekaragaman hayati yang bermanfaat dan menjadi sumber plasma nutfah unfuk pengembangan tanaman lebih lanjut.
Kalimantan Timur
Daerah Malinau salah satu kawasan dan bagian dari Kalimantan Timur, dan daerah ini dari sungai Mahakam dihubungkan dengan sungai sesayap. Melalui eksplorasi yang dilakukan sebelumnya di daerah aliran sungai Sesayap, dilaporkan telah ditemukan beberapa jenis buah yang dipandang sebagai buah-buah eksotik yaitu Durian merah (Duyan), Manggis Besar dan Srikaya Sesar.
Eksplorasi terhadap buah-buahan eksotik lahan rawa yang pernah dilakukan di wilayah Kalimantan Timur khususnya di Kabupaten Kutai Timur dan Penajam Paser Utara, telah ditemukan 4 jenis buah-buah yang memiliki sifat spesifik dan khas dan ditemukan pada kawasan lahan rawa sehingga dipandang sebagai buah eksotik lahan rawa.
Jenis buah eksotik yang ditemukan di lahan rawa Kalimantan
Karakteristik morfologi tanaman buah-buah eksotik yang ditemukan di kawasan lahan rawa di wilayah Kabupaten Kutai Timur dan Penajam Paser Utara adalah umumnya berupa pohon yang tumbuh besar dengan ketinggian pohon > 15 m.
Dan tanaman buah-buahan ini masih tumbuh secara alami dan berassosiasi dengan tanaman hutan.
Repeh (Mangifera sp)
Rapeh adalah tanaman buah-buahan jenis mangga yang ditemukan pada ketinggian tempat 23 m di atas permukaan laut.
Rasanya sangat masam, dan biasanya dimakan sewaktu buah masih muda untuk bahan pencok (rujak) karena apabila sudah tua atau sudah matang maka serat buahnya sangat tinggi sehingga tidak disukai oleh masyarakat.
Repeh tumbuh berasosiasi dengan tumbuhan hutan lainnya, dan memiliki keunggulan yakni ketahanannya pada kondisi tergenang dalam dengan waktu relatif cukup lama. Sehingga repeh ini banyak tumbuh di kawasan lahan rawa, dan lahan rawa merupakan habitat atau tempat tumbuh mangga repeh ini.
Bentuk buah repeh yang unik pipih dengan kulit yang tebal dan rasanya sangat masam dengan batang tanaman yang kokoh, menyebabkan buah repeh bersih dari hama dan tampaknya batang tanaman tahan terhadap penggerek batang sehingga mangga repeh ini merupakan sumber genetik yang sangat berharga untuk pengembangan tanaman jenis mangga di masa datang.
Kapul merah atau teray (Baccaurea sp)
Buahnya unik dan warna dagingnya merah merupakan sumber plasma nutfah yang sangat langka dan harus dilestarikan.
Alasan mengapa kapul merah ini harus dilestarikan adalah karena pada kebanyakan jenis tanaman ini daging buahnya berwarna putih sehingga kapul merah ini dapat dijadikan sebagai sumber genetik untuk pengembangan jenis tanaman ini.
Kapul merah ini ditemukan ditempat dengan ketinggian 25 m di atas permukaan laut, dibagian pedalaman Kalimantan Timur tepatnya di Desa Melan di Kecamatan Long Masangat wilayah Kabupaten Kutai Timur.
Lahong (Durio dulcis)
Lahong adalah tanaman buah-buhan sejenis durian, kulit buahnya berwarna merah kecoklatan, sedang daging buahnya berwarna kuning orange. Aroma buahnya memang kurang sedap, akan tetapi rasa daging buahnya khas, cukup manis dan enak.
Durian lahong ini merupakan sumber plasma nutfah buah-buahan lahan rawa, oleh karena itu perlu dilestarikan untuk menjaga tanaman ini dari kepunahan.
Durian lahong ini tumbuh pada di kawasan lahan rawa yang ketinggian tempatnya sekitar 25 m di atas permukaan laut, ditemukan di Desa Melan di Kecamatan Long Masangat wilayah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Poh bolong (Mangifera sp)
Poh polong adalah sejenis tumbuhan satu famili dengan tanaman mangga. Nama poh bolong berasal bahasa Bugis yang artinya mangga (poh) dan hitam (bolong) jadi disebut mangga hitam.
Tanaman mangga ini ditemukan dan tumbuh dekat pantai (pinggir laut) dengan ketinggian tempat sekitar 20 m di atas permukaan laut.
Buah poh bolong memiliki karakter yang spesifik dan keunikan yakni terdapatnya bintik-bintik hitam dipermukaan kulit buah, dan bintik-bintik hitam ini adalah pertanda atau mencirikan bahwa buahnya sudah mulai matang, dan semakin banyak bintik-bintik hitam artinya buah semakin matang. Buah yang masih muda tidak ditemukan bintik-bintik hitam, warna kulit buah waktu rnuda adalah hijau muda.
Menurut informasi yang diperoleh dari petani maupun petugas dari Oinas Pertanian setempat (Kabupaten Penajam Paser Utara) bahwa jenis tanaman mangga seperti ini sudah hampir punah, dan keberadaannya saat ini sudah sangat langka.
Pada lokasi ditemukannya jenis mangga poh bolong ini, yakni di Desa Api-Api Kecamatan Petung, hanya tinggal beberapa pohon saja, oleh karena itu perlu adanya usaha pelestarian jenis mangga ini karena merupakan kekayaan alam yang sangat berharga yang perlu dijaga dari kepunahannya.