Mediatani – Flu pada burung juga bisa menginfeksi manusia. Virus ini pertama kali menginfeksi manusia pada tahun 2005. Nama virusnya adalah H5N1. Sobat Mediatani tidak perlu langsung panik. Dengan memahami informasi seputar apa itu penyakit flu burung, maka pencegahan dapat dilakukan.
Apa Itu Penyakit Flu Burung?
Flu burung ialah penyakit infeksi oleh virus influenza tipe A. Flu ini dapat menular dari unggas ke manusia. Jenis virus pada flu ini ada banyak, namun hanya beberapa yang bisa menginfeksi manusia. Dapat dilihat melalui kasus mewabah di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan beberapa daerah Eropa dahulu.
Cukup mengerikan, penyakit ini mampu menyebabkan kematian pada beberapa penderita. Hingga 2019 lalu, World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa jenis H5N1 telah terjangkit pada 861 orang di seluruh dunia dan kasus kematiannya mencapai 455 orang.
Di Indonesia sendiri, kasus infeksi H5N1 pada manusia pertama kali terjadi pada tahun 2005. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, terdapat 200 laporan kasus dan kematian mencapai 168 kasus hingga tahun 2018.
Maka, bila berbicara tentang apa itu penyakit flu burung, dunia medis mengenal flu ini dengan sebutan avian influenza, di mana penyebabnya adalah H5N1 atau H7N9. Karena dapat menyebabkan kematian, maka dari itu jangan menganggap penyakit ini remeh, ya.
Penyebab Flu Burung
Flu ini disebabkan karena adanya infeksi virus influenza tipe A dari unggas atau burung. Sebagian besar jenis virus cuma dapat menyerang dan menular antar unggas, baik itu unggas liar atau unggas di peternakan, seperti bebek, ayam, angsa, dan burung.
Setelah memahami arti flu burung, ternyata ada pula jenis virus flu ini yang bisa menginfeksi manusia. Jenis-jenis itu di antaranya adalah H5N1, H5N6, H5N8, H7N9, dan virus flu burung jenis baru yaitu H10N3. Jenis ini dilaporkan oleh pemerintah Cina pada tahun 2021 lalu.
Lalu, bagaimana jalan infeksi atau penularan virus flu burung itu? Jawabannya ialah, dengan terjadinya kontak langsung dengan unggas yang telah terinfeksi. Sobat Mediatani dapat mengingat kondisi-kondisi yang bisa meningkatkan risiko infeksinya pada poin-poin berikut ini.
- Menyentuh unggas yang terinfeksi, baik yang masih hidup atau telah mati.
- Menyentuh kotoran, air liur, dan lendir unggas yang terinfeksi.
- Menghirup droplet, atau percikan cairan dari saluran pernapasan yang mengandung virus.
- Mengonsumsi daging atau telur unggas yang terinfeksi dengan mentah dan/atau tidak matang.
Tidak hanya wajib memahami apa itu penyakit flu burung dan penularan antar unggas, Sobat Mediatani juga perlu tahu penyebab mengapa flu ini bisa menginfeksi manusia. Meski mekanismenya masih belum terlalu jelas, beberapa faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
- Merupakan pekerja di peternakan unggas.
- Merupakan pekerja tim medis yang merawat pasien flu burung.
- Terdapat anggota keluarga yang menderita flu burung.
- Terdapat riwayat perjalanan ke daerah atau tempat terjadinya infeksi flu burung.
- Pernah berada di dekat unggas yang terinfeksi.
- Sering mengkonsumsi daging atau telur unggas yang belum matang.
Gejala Flu Burung
Gejala penyakit ini biasanya baru terlihat setelah 3-5 hari terpapar virus. Gejala yang terlihat berbeda-beda, mulai dari ringan sampai yang parah. Terkadang orang yang terpapar bahkan tidak merasakan gejalanya. Namun, pada umumnya, gejala berikut ini yang dirasakan oleh para penderita flu burung.
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Hidung tersumbat atau berair
- Sesak napas
- Kelelahan
Penderita juga terkadang mengalami gejala lain seperti muntah, sakit perut, diare, gusi berdarah, mimisan, nyeri pada dada, dan konjungtivitis (mata merah). Infeksi berat akan menimbulkan pneumonia, acute respiratory distress syndrome/ARDS, kejang, gagal nafas, dan gangguan sistem saraf.
Cara Mencegah Flu Burung
Agar dapat terhindar dari infeksi flu burung, maka perlu mengetahui cara mencegah terjangkit dan penularannya. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terinfeksi ialah sebagai berikut.
- Hindari kontak langsung dengan unggas.
- Mensterilisasi atau menyemprot peternakan atau pasar unggas.
- Hindari kontak langsung dengan orang sakit.
- Terapkan etika saat batuk, yakni dengan menutup mulut dan hidung memakai tisu atau melipat siku ketika batuk atau bersin.
- Jaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan.
- Tidak menyentuh hidung, mulut, atau mata sebelum membersihkan atau mencuci tangan.
- Tidak mengkonsumsi daging atau telur unggas sebelum matang.
- Lakukan isolasi mandiri ketika mengalami demam atau gejala flu ringan untuk mencegah penularan virus terhadap orang-orang di sekitar.
- Jangan mengunjungi daerah atau lokasi terjadinya wabah flu burung.
- Menggunakan masker saat bepergian ke tempat umum.
- Mengikuti vaksinasi flu.
Kapan Harus Memeriksa ke Dokter?
Ketika Sobat Mediatani sudah mengalami gejala flu burung yang telah disebut di atas, khususnya bila gejala muncul setelah kembali dari daerah yang terjangkit wabah flu burung, segera hubungi dokter. Beri tahu juga bahwa ada riwayat bepergian ke peternakan atau pasar unggas.
Apabila terdapat gejala dan komplikasi lain seperti masalah pernapasan atau syok, kunjungi dan periksakan diri juga ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Pada penderita dengan kondisi khusus, seperti hamil, sistem imun lemah, dan berusia di atas 65 tahun, penyakit ini berisiko menimbulkan komplikasi serius sampai kematian. Bila berada dalam kondisi itu dan terdapat gejala flu burung, segera hubungi dan periksa diri ke dokter.
Setiap orang memiliki kondisi tubuh berbeda-beda, dan akan menunjukkan gejala-gejala yang berbeda dan bermacam-macam pula. Maka, konsultasikan ke dokter untuk penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh Sobat Mediatani, ya.
—
Setiap dari kita pasti tidak ingin menderita sakit. Jadi, setelah mengetahui apa itu penyakit flu burung beserta gejala dan cara pencegahannya, Sobat Mediatani tak perlu khawatir lagi, sebab informasi seputar flu burung di atas diharapkan mampu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit satu ini.