Mediatani – Sebuah agrowisata yang menarik terdapat di Desa Nagari Andiang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Di agrowisata ini dikembangkan komoditas buah jeruk yang diberi nama jeruk Jerman.
Beberapa tahun belakangan, Desa Nagari Andiang telah berkembang menjadi sentra produsen jeruk. Pengunjung yang datang ke wilayah ini bahkan dapat memetik dan menikmati jeruk dengan harga yang terjangkau.
Inisiatif Kepala Desa
Pengembangan agrowisata ini diinisiasi oleh Gusfialdi. Ia mengaku mendirikan agrowisata tersebut berawal ketika dirinya ingin memanfaatkan lahan tidur yang ada di desanya.
Dengan tekad membangun desa dan kreatifitasnya, kini hampir 80 persen lahan itu bisa menjadi produktif dengan ditanami buah jeruk.
“Jadi saat itu terpikir berkebun jeruk, karena tidak terlalu susah pengembangannya dan tanahnya cocok sekitar 600-700 mdpl. Disitu saya coba lah untuk menanam jeruk, terus kita bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk kembangkan konsep agrowisata,” ungkapnya dalam webinar Intani, Rabu (19/1/2022).
Jeruk Jerman itu mulai dibudidayanya pada tahun 2015. Setelah berjalan setahun, pohon-pohon jeruk itu sudah mulai menghasilkan buah. Warga setempat pun antusias mengikuti jejak keberhasilan Gusfialdi.
“Masyarakat melihat kita berhasil mulai ikut, sarana prasaranan kita sudah jadi baru lah masyarakat ikut untuk kebersamaannya,” ungkapnya.
Gusfialdi menyampaikan bahwa meski mayoritas warganya adalah petani padi, namun mereka juga meluangkan waktunya setelah mengurus sawah untuk berkebun jeruk.
Ia juga mengaku bangga dengan pihak Dinas Pertanian yang telah mendukung upayanya untuk mengembangkan desa dan masyarakatnya. Ketika dirinya mengajukan bantuan 2000 bibit jeruk bahkan hingga tahap kedua ia minta 10 ribu, pihak Dinas Pertanian masih mengabulkannya.
Sebelumnya, jelas Gusfialdi, desa yang dipimpinnya telah menjadi lumbung pangan, tetapi masyarakatnya masih mengalami kesulitan secara ekonomi. Namun, berkat kehadiran agrowisata jeruk itu, ekonomi masyarakat dapat berubah bahkan mampu menguliahkan anak ke Pulau Jawa.
“Saya sangat bersyukur dengan perubahan yang seperti ini, jadi sekarang sudah banyak yang kuliah sampai ke Jawa, itu dampaknya masyarakat lebih sejahtera,” tuturnya.
Pengunjung Bisa Petik Jeruk
Untuk dapat menikmati sensasi memetik jeruk di Nagari Andiang, pengunjung cukup membayar dengan uang Rp10 ribu pada saat bulan promosi dan dapat memakan sepuasnya.
“Jadi kalau nggak bulan promosi kita masuknya Rp25 ribu dari distribusi tersebut tidak ada potongan dari Walinagari (Kepala desa), saya punya konsep dari awal masyarakat itu yang membangun, masyarakat itu sendiri yang menikmati,” ungkap Kepada Desa Andiang, Gusfialdi.
Penamaan Jeruk Jerman
Menurutnya, tanaman jeruk jerman itu dipilih karena memiliki berbagai keunggulan, salah satunya yaitu bisa selalu berbuah tanpa mengenal musim, tergantung cara pengelolaannya.
“Antusias orang dengan saya beri nama Jerman itu besar, apakah ini bibitnya dari Jerman atau gimana pasti pertanyaannya banyak, Jerman ini artinya jeruk manis,” jelasnya.
Dia menambahkan selain dapat memetik jeruk, pengunjung yang ingin menginap juga bisa menggunakan fasilitas home stay. Fasilitas itu telah dibangun sejak delapan bulan lalu dengan pemandangan yang indah.