Mediatani.co — Petani di Tanjungsari tak bisa berbuat banyak dan hanya bisa pasrah dengan kondisi padinya yang terus diserbu ribuan burung pipit dan pertumbuhannya terhambat oleh tanaman parasit. Dari pemerintah belum ada sosialisasi bagaimana menanggulangi serangan burung pipit dan tanaman parasit yang mengganggu tanaman padi kami.
Salah seorang petani Tini, 50, mengatakan serangan hama burung pipit dan tanaman parasit yang tumbuh di sela-sela tanaman padi sudah terjadi sejak 2 bulan lalu.
“Panen sekarang ini gagal karena serangan hama sejak dua bulan lalu. Karena serangan hama sulit diatasi kami mempercepat panen. Kalau tidak dipercepat, padi yang kami tanam makin habis,” ujarnya kepada ruber.id, Jumat (3/11/2017).
Bila dihitung serangan burung pipit ini telah merusak sedikitnya 1 Ha (hektare) sawah garapan di Blok Babakan Situ, Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. AKibatnya petani merugi karena padi yang dihasilkan tidak sesuai harapan.
Dituturkan oleh Tini, dalam satu petak sawah bisa menghasilkan 7-8 kuintal gabah basah. Namun karena serangan hama, kali ini hanya menghasilkan 3 kuintal saja.
“Kalau normal mah dari satu petak bisa menghasilkan 7-8 kuintal gabah basah. Tapi sekarang hanya menghasilkan 3 kuintal saja. Itu pun panennya terpaksa harus dipercepat, karena kalau dibiarkan hingga masa tanam normal hasilnya bisa lebih sedikit, dan kerugiannya jadi lebih besar,” tuturnya.
Petani Tanjungsari kini hanya bisa berharap agar mendapatkan bantuan atau solusi dari pemerintah. Meningat jika serangan ini terus berlangsung dan tidak dapat dikendalikan. Maka kerugian dan gagal panen akan menjadi ancaman nyata terhadap petani di Tanjungsari.
“Mudah-mudahan ke depannya ada solusi dari pemerintah, jadi kondisi seperti ini bisa ditangani petani. Sehingga tidak terjadi gagal panen seperti masa tanam sekarang,” katanya. ” tandasnya