Alasan Kesejahteraan Hewan, Selandia Baru Larang Ekspor Hewan Hidup Jalur Laut

  • Bagikan
Ilustrasi. Ternak sapi/IST

Mediatani – Selandia Baru saja mengumumkan perihal larangan ekspor sapi hidup dan hewan ternak lainnya melalui laut pada Rabu (14/4/2021). Pengumuman itu berdasarkan alasan mengenai kesejaheraan hewan.

Mengutip kompas.com, Menteri Pertanian Selandia Baru Damien O’Connor mengatakan larangan itu akan memakan waktu hingga dua tahun untuk diberlakukan sepenuhnya.

Itu untuk memberi kesempatan bagi pihak yang telah berinvestasi agar beralih dari bisnis tersebut.

Tahun lalu, ekspor hewan hidup dari negara itu sudah dihentikan sementara, setelah sebuah kapal yang membawa 5.800 ternak menuju China tenggelam dalam cuaca badai dekat Jepang.

Insiden tersebut menewaskan lebih dari 40 awak dan hewan-hewan yang diangkutnya. Para pejabat pun telah memulai peninjauan ekspor hidup tahun sebelumnya.

O’Connor menuturkan perihal risiko reputasi negara lebih besar daripada keuntungan finansial apa pun.

Sebab, menurutnya, tidak ada cara untuk melindungi kesejahteraan hewan setelah mereka meninggalkan pantai Selandia Baru.

“Selandia Baru harus menjadi yang terdepan, saat pengawasan terhadap kesejahteraan hewan meningkat di dunia, jika kita benar-benar ingin menjadi produsen makanan yang paling etis,” katanya melansir AP, mengutip dari Kompas.com.

Nilai ekspor hewan hidup negara itu, pada tahun lalu mencapai 261 juta dollar Selandia Baru (184 juta dollar AS) atau setara Rp2,6 triliun.

Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, setelah eksportir bergegas mengalahkan setiap potensi larangan.

Namun itu menyumbang hanya sebagian kecil dari keseluruhan ekspor pertanian “Negari Kiwi,” yang merupakan penghasil pendapatan asing terbesar.

O’Connor mengatakan para pejabat telah memberi tahu China tentang rencana larangan tersebut, tetapi belum mendengar tanggapan.

Dia mengaku tidak khawatir menyinggung China, yang merupakan mitra dagang terbesar Selandia Baru dan pembeli besar ternak hidup.

“Ini bukan tentang China. Ini tentang kesejahteraan hewan. Kami memiliki hubungan yang bijak dengan mereka, dan saya yakin mereka memahami posisi kami,” ujar O’Connor.

Larangan tersebut tidak memengaruhi hewan hidup yang diangkut melalui udara, seperti kuda pacuan.

Federated Farmers, kelompok lobi untuk peternak, mengatakan para eksportirnya mematuhi standar kesejahteraan hewan yang sangat tinggi.

Dia mengaku terkejut dengan larangan tersebut. Walau begitu, kelompok tersebut mengatakan masa transisi akan memberi petani kesempatan untuk menghormati komitmen yang ada, dan mempertimbangkan pilihan masa depan mereka.

Anggota parlemen oposisi Mark Cameron, dari Partai Libertarian ACT, mengatakan keputusan itu emosional, mahal dan mengecewakan bagi peternak.

Sedangkan, Kelompok hak asasi hewan SAFE, yang telah lama mendorong pelarangan ini, menyambut baik berita tersebut.

Kepala eksekutif Debra Ashton mengatakan hewan tidak akan lagi menderita di negara dengan standar kesejahteraan yang lebih rendah.

Namun, Ashton mengatakan khawatir bahwa ratusan ribu sapi masih dapat diekspor melalui laut selama dua tahun ke depan, dan ekspor hewan seperti anak ayam dan belut melalui udara akan terus berlanjut.

13 Langkah Beternak Sapi Skala Rumahan, Mudah Tidak Repot

Sapi ialah hewan ternak populer yang banyak diternakkan karena memiliki manfaat besar bagi manusia. Terutama dalam hal sumber bahan pangan, khususnya protein.

Sapi juga umumnya diternakkan baik secara rumahan ataupun pada peternakan yang besar. Nah, Pada kesempatan ini, mediatani.co mencoba menjelaskan khusus mengenai 13 cara ternak sapi dalam skala rumahan.

Ternak sapi rumahan dikenal sebagai usaha yang ekonomis karena masih berskala kecil dan membutuhkan modal yang tidak begitu besar dalam perawatan atau pembuatan kandang.

Namun, tentunya hasil yang baik akan didapatkan jika peternak mampu menerapkan standar yang baik sehingga kualitas yang didapat mendapat respon baik di pasaran.

Langsung saja, berikut uraian selengkapnya untuk mencapai hal tersebut;

  1. Pemilihan Bibit…Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)
  • Bagikan