Mediatani – Udang merupakan kelompok hewan Crustacea (udang-udangan) yang dikenal dengan bentuk tubuh yang membungkuk serta bagian kepala dan dada yang menyatu.
Pada bagian tubuh udang, tidak ditemukan adanya sistem kerangka internal seperti yang terdapat pada tubuh hewan mamalia. Karena itu, udang termasuk hewan invertebrata atau tidak memiliki tulang punggung atau tulang belakang. Meski demikian, ternyata udang juga memiliki sistem saraf dan otak.
Udang memiliki otak
Dilansir dari situs University of Washington, disebutkan bahwa udang juga termasuk hewan yang memiliki otak, namun ukurannya sangat kecil. Otak pada tubuh udang terletak di bagian belakang kepala dan berdekatan dengan punggung.
Otak pada tubuh hewan laut ini berfungsi sebagai pengatur utama di sistem saraf pusat. Menurut Sciencing, dengan ukurannya yang sangat kecil, otak udang ini hanya terdiri atas beberapa kelompok sel saraf atau yang biasa disebut ganglia.
Kelompok sel saraf pada udang dapat ditemukan di bagian belakang atau punggung, sisi kepala. Seperti halnya manusia, udang juga memiliki tali saraf yang memiliki fungsi tertentu.
Namun, tali saraf yang dimiliki hewan kelompok Artropoda seperti udang tidak tertutup dan terbelah menjadi dua. Tali saraf ini berbentuk panjang yang menurun dari otak hingga ke bagian perut serta sisi ventral tubuh udang.
Fungsi saraf udang yang bercabang dari tali saraf ini yaitu membantunya untuk mengumpulkan berbagai informasi yang didapatkan dari organ sensorik. Contohnya reseptor penciuman yang dapat mendeteksi feromon, serat pelapis kaki untuk mengenali kondisi lingkungan sekitarnya, serta organ sensorik pada punggungnya.
Ketika organ sensorik memberikan informasi, sistem saraf udang akan menyebarkan informasi tersebut ke berbagai sel lainnya. Udang memanfaatkan hormon serta neurotransmitter (senyawa pengirim pesan) untuk dapat saling berkomunikasi dan berkirim pesan.
Udang juga menggunakan otaknya untuk menangkap rangsangan lainnya yang datang dari lingkungan sekitarnya, seperti adanya getaran, senyawa kimia tertentu, dan gerakan air.
Dijelaskan dalam situs Queensland Brain Institute bahwa otak udang dan beberapa krustasea kecil memiliki kemampuan yang menakjukan untuk mengenali dan memahami sejumlah visual yang belum tentu bisa dilihat makhluk hidup lainnya.
Seperti udang mantis yang memiliki sistem visual paling kompleks di dunia. Peneliti mengungkapkan bahwa kemampuan luar biasa tersebut disebabkan karena kecilnya tubuh reniform udang dan krustaseal. Otak krustasea ini terdapat pada bagian tangkai mata yang menopang kedua mata hewan ini.
Selain itu, retina udang yang juga sangat kompleks membuatnya dapat memproses berbagai jenis informasi warna, dan kemudian mengolahnya dengan cara yang paling dianggap masuk akal oleh bagian otak lainnya. Karena itu, udang memiliki kemampuan untuk melihat warna yang tidak bisa dilihat manusia.
Para peneliti menemukan bahwa meski otak udang mantis berbentuk seperti jamur dan sejauh ini hanya terlihat pada serangga, tapi pada otak udang mantis ini terdapat pusat memori dan kemampuan untuk mempelajari sesuatu.
Hal ini kemungkinan berkaitan dengan cara udang mantis untuk hidup. Udang mantis merupakan satu-satunya jenis krustasea yang mampu berburu hingga jarak yang jauh dan mungkin dapat mengingat lokasi mereka bisa mendapatkan makanan.
Nicholas Strausfeld, ilmuwan saraf dari University of Arizona, pada 2017 silam melaporkan analisis terperinci mengenai bagian seperti jamur di otak udang mantis. Dan dalam laporan tersebut, Strausfeld bersama kelompoknya menunjukkan bukti baru bahwa fitur neuroanatomi dapat menjelaskan bentuk jamur tersebut yang juga terdapat di seluruh krustasea.
“Bagian seperti jamur adalah struktur otak yang mendasar dan sangat kuno,” kata Strausfeld. “Jika dilihat pada seluruh kelompok arthropoda, itu (bagian yang berbentuk jamur) ada di mana-mana,” imbuh Strausfeld, dilansir dari National Geographic.