Mediatani – PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo bersama-sama Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan) meluncurkan aplikasi PROTAN (Proteksi Pertanian).
Peluncuran aplikasi PROTAN sendiri dilakukan pada Rabu (27/1/2021) lalu di Botani Square, Bogor.
Dilansir dari laman Kontan.co.id, Jumat (29/1/2021), menurut Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo Diwe Novara bahwa peluncuran aplikasi itu bertepatan dengan kegiatan rakorsin Kementerian Pertanian.
Diwe menuturkan bahwa aplikasi PROTAN memiliki banyak manfaat untuk para petani dan peternak di Indonesia.
“Fitur aplikasi mobile ini sudah dilengkapi dengan pengukuran polygon area kerusakan lahan yang mengalami gagal panen, geolocation koordinat lahan, auto generate download formulir, penyimpanan data klaim, update status pelaporan klaim, dan dilengkapi juga dengan news/berita umum seputar pertanian dan peternakan, dan masih banyak fitur menarik lainnya,” katanya dalam keterangan resmi dikutip dari Kontan.co.id, Jumat (29/1/2021).
Aplikasi itu pun bisa diakses melalui perangkat android.
Diharapkan, petugas penyuluh lapangan (PPL), petugas organisme pengendali tumbuhan (POPT), dan petugas kesehatan hewan yang ingin melapor klaim AUTP AUTSK sekarang sudah lebih mudah yakni cukup melalui ponsel masing-masing.
Asuransi Jasindo sendiri sudah mendapatkan penunjukan dari pemerintah untuk menjalankan program bantuan premi asuransi usaha tani padi (AUTP) sejak tahun 2015 hingga sekarang.
Setiap tahunnya, pencapaian program pun terus menerus meningkat.
Pencapaian Program AUTP & AUTSK Tahun Anggaran 2020 sudah tercapai 100% dari target yang ditentukan.
AUTP tercapai 1 juta Ha dengan total kepesertaan 1,4 juta petani dan untuk program Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) tercapai 120 ribu ekor dngan total kepesertaan 56 ribu peternak.
Tidak hanya pada komitmen pencapaian target Bantuan Premi AUTP AUTSK, Asuransi Jasindo pula mulai tahun 2019, meningkatkan layanan pendaftaran melalui digital yaitu melalui aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).
Aplikasi SIAP ini diharapkan mampu meningkatkan aksesibilitas Kelompok Tani dalam mendapatkan manfaat program AUTP AUTSK.
Hal ini juga terbukti dari Jumlah Kabupaten yang mengikuti program asuransi pertanian.
Tahun 2018 hanya 217 Kabupaten/Kota yang mengikuti program, tahun 2019 meningkat menjadi 236 Kabupaten/Kota yang telah terakses asuransi pertanian dan tahun 2020 meningkat menjadi 238 Kabupaten/Kota yang telah mendaftar asuransi pertanian.
Dari data survei Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2017, sebanyak 66,31 persen masyarakat Indonesia sudah menggunakan ponsel pintar.
Apalagi ditambah, penggunaan smartphone yang terus bertambah setiap tahunnya di Indonesia.
“Dari situ kami optimistis bahwa aplikasi ini bisa menyentuh para petani dan peternak di seluruh Indonesia,” katanya.
Diwe memastikan, bahwa Asuransi Jasindo akan terus mengikuti tren pasar saat ini berkaitan dengan kebutuhan konsumen. Salah satunya ialah melalui digitalisasi.
Sejak 2018, Asuransi Jasindo telah meluncurkan beberapa aplikasi dalam mempermudah konsumen dalam mengakses layanan dan produk milik Asuransi Jasindo.
Asuransi Jasindo juga sudah meluncurkan beberapa aplikasi, di antaranya, Aplikasi Emarine yang diperuntukkan bagi pengguna Asuransi Kargo dan Aplikasi SIAP bagi pengguna Asuransi Agri.
“Asuransi Jasindo selalu berusaha mengembangkan diri selaras dengan perkembangan digitalisasi di era masa kini,” ujarnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co November lalu, telah mulai menjalankan pengembangan AI dalam sektor pertanian sejak era kepemimpinan Mentan Syahrul Yasin Limpo. Kementan turut andil dalam mengembangkan AI karena ketahanan pangan menjadi prioritas target pemenuhan AI sampai dengan 2045.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi dalam diskusi di kegiatan Artificial Intelligence Summit 2020 (AIS 2020) yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 10-13 November 2020.
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai ajang unjuk kemampuan pada masyarakat global akan kemampuan komponen bangsa Indonesia dalam mengembangkan teknologi kecerdasan artifisial dan untuk menunjukan berbagai produk Inovasi dalam kecerdasan artifisial di Indonesia.
Maka dari itu, untuk meningkatkan produktivitas bagi bisnis dan efisiensi investasi sumberdaya manusia di Indonesia, perlu dilakukan pengembangan Kecerdasan Artificial (KA). Kecerdasan Artifisial (KA) ini sejalan dengan quickwin dan Roadmap Stranas BPPT.
Suwandi menuturkan beberapa hal yang berbasis teknologi telah diterapkan Kementan antara lain pemanfaatan satelit citralandsat-8 dan sentinel-2 dari LAPAN untuk memonitor perkembangan pertanaman padi dengan tingkat resolusi tinggi.
“Kami ada ruang kendali pusat data pertanian sampai tingkat kecamatan, disebutnya Agriculture War Room atau AWR,” sebut Suwandi. (*)