Australia Bangun Observatorium Laut yang Berbentuk Paus

  • Bagikan
Observatorium Laut yang Berbentuk Paus

Mediatani – Arsitek di Australia telah merancang observatorium laut yang disebut Australian Underwater Discovery Centre (AUDC). Bangunan tersebut akan didesain mirip dengan paus yang muncul di lepas pantai Teluk Geographe.

Gedung observatorium yang akan dibangun membentang sepanjang dua kilometer di ujung Dermaga Busselton di Australia Barat ini sebagian akan dibangun di bawah air dan memiliki jendela besar yang menghadap ke dasar laut. Untuk menuju ke tempat ini akan menempuh waktu dua jam dari selatan Perth.

Bangunan yang dirancang oleh Baca Architects ini dibangun untuk menggantikan observatorium yang ada di dermaga yang saat ini berupaya untuk memenuhi permintaan pengunjung. Tujuannya agar menjadi pusat observatorium terbesar di dunia, terbuka baik untuk publik maupun ilmuwan yang ingin mengamati habitat laut Teluk Geographe.

“Dari pengalaman sebelumnya, saat ini pengunjung bawah air di ujung dermaga sepanjang dua kilometer telah sangat sukses tetapi telah mencapai kapasitasnya,” jelas direktur studio, Richard Coutts.

Oleh karena itu, lanjutnya, pelaksana pembangunan akan berusaha untuk membuat bangunan baru yang mampu mengatasi jumlah pengunjung yang lebih tinggi dan menyediakan jendela tampilan bawah air yang lebih besar, secara nyata di dasar laut.

“Singkatnya, bangunan tersebut menyediakan kebutuhan ruangan klien dan menampilkan sesuatu yang ikonik yang dapat menarik wisatawan masuk,” tambah Coutts.

Coutts menambahkan bahwa pembangunan observatorium ini juga bertujuan untuk memperkenalkan pendidikan, kesadaran dan observasi lingkungan laut terdekat dermaga dan lingkungan yang lebih luas di Teluk Geographe.

Penunjukan Baca Architects sebagai perancang AUDC di Dermaga Busselton ini dilakukan oleh Subcon – kontraktor kelautan yang telah memiliki pengalaman memasang terumbu buatan.

Proposal bangunan berbentuk paus ini merupakan salah satu dari tiga desain yang pertama kali dikembangkan studio untuk skema tersebut, dimana proposal yang lainnya berupa struktur seperti gua dan bangunan yang menyerupai kapal.

Pemilihan proposal ini dilakukan melalui rangkaian acara konsultasi lokal, diman publik dilibatkan untuk memilih desain akhir yang akan dikembangkan oleh Baca Architects bersama klien, insinyur dan Subkon.

Sebagian besar bangunan AUDC ini akan terbuat dari beton, lengkap dengan rangka atap ringan yang akan dibangun oleh pembuat kapal pesiar. Beton dipilih karena daya tahan dan kemampuannya dalam menahan kondisi yang keras, seperti di lingkungan laut.

Beton juga diharapkan akan membantu menstabilkan suhu internal melalui massa termal, dengan bantuan sistem pertukaran panas air sebagai pemanas dan pendingin. Di bagian depan gedung, Baca Architects akan menggunakan variasi material yang berpori dan bioreseptif untuk mendorong pertumbuhan teritip dan alga.

Di dalam, AUDC telah merancang berbagai rangkaian ruangan, yang akan mengajak pengunjung untuk menjelajahi serangkaian galeri seni dan area pameran di atas permukaan laut sebelum turun ke bagian observatorium permukaan laut.

Salah satu ruangan di AUDC

Beberapa jendela kaca struktural akan dipasang untuk memberikan pemandangan baik di atas maupun di bawah laut, termasuk satu jendela pada bagian tertinggi bangunan. Dari luar, jendela ini akan tampak seperti “mata cetacean (jenis mamalia paus)”.

AUDC akan dilengkapi dengan restoran di bawah permukaan laut, serta patung dan karya seni yang ditempatkan di dasar laut. Proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2022. Struktur tersebut akan dibuat di pangkalan kapal terdekat, sebelum ditenggelamkan di lokasi.

Hal serupa juga pernah dilakukan untuk membangun restoran bawah air pertama di Eropa oleh Snøhetta di Båly, Norwegia, yang dibangun terlebih dahulu di atas tongkang 20 meter dari lokasi, sebelum akhirnya ditarik dan ditenggelamkan di lokasi.

Baca Architects adalah studio arsitektur London yang didirikan oleh Coutts pada tahun 2003. Sementara AUDC membawanya terjunnya ke dalam arsitektur bawah air, perusahaan tersebut memang terbiasa dengan membangun di atas air dan menciptakan struktur yang tahan banjir.

Di antara proyek-proyeknya yang paling terkenal adalah “rumah amfibi pertama di Inggris” di Sungai Thames dan rumah terapung modular di Kanal Chichester.

  • Bagikan