Balai Riset Budidaya Ikan Hias Rekomendasikan Pakan Ini untuk Ikan Cupang

  • Bagikan
Ikan cupang

Mediatani – Salah satu komponen yang menjadi keberhasilan peternakan atau budidaya ikan adalah pakan. Hal tersebut juga berlaku untuk budidaya ikan hias, seperti cupang yang saat ini semakin populer di masyarakat.

Salah satu peneliti di Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH), Dr. Eni Kusrini, pernah membahas hal ini saat menjadi pembicara pada kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) pembinaan dan pengembangan perikanan yang diselenggarakan pada 2019 lalu.

Kegiatan yang diselenggarakan di Kelurahan Karang Tengah, Kota Tangerang itu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ikan hias, khususnya ikan cupang, di kalangan kelompok pembudidaya. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang.

Pada kesempatan itu, Eni menyampaikan materi yang mengambil tema “Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi ikan cupang melalui perbaikan nutrisi dan suplemennya”. Ia menjelaskan, cupang baik masih dalam bentuk larva, benih dan induk, memerlukan nutrisi yang terbaik yang berasal dari pakan alami.

Untuk cupang dalam bentuk larva menggunakan pakan alami berupa Artemia, dan Infusoria, untuk benih berupa Moina dan Daphnia, sedangkan untuk induk dan calon induk berupa Kutu air, Cacing sutra dan Bloodworm.

Ikan cupang yang memasuki usia 7 hari, pakan alami yang diberikan bisa berupa kutu air (Daphnia sp) dengan dosis 6 takar gelas air mineral isi 240 ml pada kolam ukuran 7×3 m² yang memiliki padat tebar 3.000 ikan cupang.

Daphnia sp merupakan jenis kutu air yang yang dapat dijadikan pakan ikan cupang. Kutu air tersebut berupa jasad renik berukuran 0,2-0,5 mm dan memiliki warna kemerahan yang hidup secara berkelompok dan mengambang pada air.

Kemudian, Artemia Salina yaitu pakan yang berupa udang renik jenis zooplankton. Pakan ini sangat baik untuk ikan cupang yang berumur kurang dari satu bulan. Pasalnya, pakan ini memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Pemberian pakan artemia cukup sebanyak satu sendok teh bubuk. Kemudian masukkan ke dalam wadah berukuran 10 cm yang sudah berisi air bersih. Lalu, berikan aerasi selama kurang lebih 24 jam hingga muncul gumpalan yang berwarna putih. Gumpalan tersebutlah yang nanti digunakan sebagai pakan alami ikan cupang.

Selanjutnya, blood warm yaitu cacing darah yang telah dibekukan dan biasanya dikemas dengan plastik. Dalam kemasan, bentuknya seperti lempengan dan warnanya kecoklatan dengan ukuran 10x15cm. Pakan ini sangat baik dikonsumsi untuk ikan cupang yang berusia 3 bulan. Pakan ini juga dapat mempercepat proses pertumbuhan ikan cupang.

Namun, sebaiknya pakan ini disimpan di tempat yang terbungkus rapat dengan plastik dan disimpan di lemari es agar tidak cepat membusuk.

Sedangkan, cacing sutera merupakan pakan alami yang biasanya diberikan kepada ikan cupang yang berusia 21 hari. Untuk mendapatkan cacing sutera ini, bisa ditemui di bagian tepi sungai kecil yang dangkal dan keruh.

Ukuran cacing sutera yang cocok untuk ikan cupang biasanya berwarna merah dengan ukuran tubuh sekitar 0,5-1 cm. Semakin bagus kualitas cacing sutera ini, maka pertumbuhan ikan cupang juga semakin baik.

Sebelumnya, pernah dilakukan penelitian untuk feeding protocol terhadap ikan cupang dan formulasi pakan buatan yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan dan agonistic (kemampuan menyerang lawan).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen pakan pada ikan cupang telah menghasilkan performa pertumbuhan dan perilaku agonistic yang baik pada ikan.

Penggunaan pelet pada ikan cupang biasanya mulai dilakukan saat ikan berusia 2 bulan (60 hari). Penggunaan pelet tidak mengubah performa pertumbuhan dan perilaku agonistic pada ikan cupang, bahkan disinyalir bisa menjadi lebih baik.

Untuk meningkatkan warna ikan cupang, biasanya dapat menggunakan bahan-bahan suplemen pakan yang dapat diperoleh dari tepung udang atau daging udang yang telah dicincang halus.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version