Budidaya Ikan Cupang, Peluang di Tengah Krisis

  • Bagikan
Panen ikan Cupang
Pemanenan Ikan Cupang

Ikan Cupang atau juga dikenal sebagai Betta Fish semakin digemari masyarakat bahkan sampai pada kalangan selebritis. Cara budidaya ikan cupang yang relatif mudah, menjadi potensi usaha baru yang digemari di tengah krisis kesehatan, pandemi Covid-19.

MediataniIkan cupang sudah lama memiliki penggermarnya di tengah – tengah masyarakat Indonesia. Ikan yang banyak di temukan pada kawasan Asia Tenggara ini, telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat, yang dikenal sebagai ikan aduan.

Ikan Cupang atau juga dikenal sebagai Betta Fish, rata – rata dapat tumbuh sampai berukuran 5 – 10 cm. Di alam liar mereka dapat ditemukan pada perairan air tawar seperti danau, sungai maupun rawa – rawa di kawasan Asia Tenggara. Kebanyakan jenis cupang hidup berkelompok pada area tertentu di perairan yang arusnya tenang. Walaupun ukuran tubuhnya tergolong kecil, namun cupang tergolong jenis ikan yang agresif. Cupang jantan cenderung mempertahankan wilayahnya dengan menyerang ikan lain yang masuk ke wilayahnya.

Sifatnya yang agresif tersebut membuat ikan cupang sejak lama banyak digunakan sebagai ikan aduan. Namun dewasa ini ikan eksotis ini lebih banyak dikenal sebagai ikan hias. Melalui persilangan maupun rekayasa genetik lainnya, variasi warna pada cupang berkembang pesat. Sehingga pada saat ini banyak variasi jenis cupang yang memiliki baik warna, motif maupun bentuk sirip ekor yang menawan.

Jenis Ikan Cupang yang Populer

Berikut ini beberapa jenis cupang yang sudah banyak dikenal orang dan populer baik sebagai ikan hias maupun ikan aduan.

1. Cupang Sawah

Varian ini termasuk jarang ditemukan, sehingga dihargai tinggi di kalangan kolektor cupang. Cupang ini merupakan jenis yang hidup liar di alam, namun yang dicari – cari oleh penggemar adalah dengan warna tubuh coklat tembaga keemasan, semakin besar ukurannya maka semakin mahal harganya.

2. Cupang Surga

Ikan cupang dengan warna putih susu ini merupakan ikan asli dari wilayah Asia Tenggara, namun pada saat ini karena semakin jarang ditemui di alam, harganya menjadi semakin mahal.

3. Cupang Halfmoon

Varian ini pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat, bentuk dan warna ekornya yang indah membuatnya menjadi jenis cupang yang paling populer di pasaran.

4. Cupang Serit

Ciri khasnya adalah bentuk sirip ekornya yang mekar dan memiliki ujung yang memanjang, sehingga terlihat seperti kipas lipat yang sudah robek.

5. Cupang Doble Tail

Seperti namanya, jenis ini memiliki sirip yang sangat lebar dan gradasi warna yang menarik. Sirip ekornya yang lebih lebar dari pada jenis cupang lainnya, menjadi daya tariknya tersendiri.

6. Cupang Samurai

Cupang yang sedang populer ini merupakan hasil persilangan yang dikembangkan di Thailand. Ciri khasnya memiliki warna sisik terang metalik di bagian kepalanya, sehingga seolah – olah ikan ini sedang mengenakan jubah perang.

7. Cupang Avatar

Cupang yang juga merupakan hasil persilangan ini, sedang naik daun pada saat ini sehingga ikan dengan corak atau motif warna tertentu harganya mencapai jutaan Rupiah. Ciri khasnya memiliki warna latar belakang gelap dengan paduan warna menyolok.

Prospek Pemasaran Cupang

Minat orang terhadap ikan hias baik di dalam negeri maupun di luar negeri masih relatif tinggi. Menurut data ekspor ikan hias, sampai pertengahan tahun 2020 telah tercatat sekitar 540 ton dengan nilai mencapai sekitar 13.762 USD. (Sumber BPS).

Informasi di atas tersebut menunjukkan pada saat ini ikan cupang telah memiliki penggemarnya tersendiri, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sehingga tidak heran, seorang pembudidaya cupang yang sukses memiliki langganan di manca negara. Selain dari pasar ekspor, pada pasar lokal, cupang juga masih tetap memiliki penggemar setianya sejak dahulu.

Dengan demikian, walaupun untuk pasar internasionalnya masih belum setinggi ikan arwana, dengan memperhatikan tingkat kesulitan pembudidayaannya yang jauh lebih mudah, maka usaha budidaya cupang merupakan usaha yang patut dilakukan terutama di tengah ancaman krisis.

Budidaya Ikan Cupang

Sebagai ikan yang berasal dari perairan di Indonesia, cupang banyak ditemukan di pasaran ikan hias, dan tidak sulit untuk di kembang biakkan. Untuk melakukan budidaya ikan ini, tidak memerlukan peralatan khusus maupun tempat tertentu, karena karakteristiknya yang kuat dan dapat bertahan hidup pada berbagai tempat.

Sehingga budidaya cupang dapat dilakukan di mana saja dengan menggunakan perlengkapan seadanya. Namun jika memungkinkan memang sebaiknya menggunakan perlengkapan tersendiri agar hasil biakan yang diperoleh juga memuaskan kualitasnya. Berikut ini panduan dalam membudidayakan ikan cupang.

Usaha Budidaya ikan cupang
Usaha Budidaya ikan cupang (foto: bogor-kita com)

a. Memilih Induk Cupang

Cupang jantan dengan betina, memiliki perbedaan yang mencolok, cupang jantan memiliki bentuk sirip dengan corak dan warna yang indah, sedangkan betinanya memiliki bentuk maupun warna yang kurang menarik. Sehingga yang banyak diperjual – belikan sebagai ikan hias maupun aduan adalah cupang jantan.

Sebelum Anda membeli induk cupang, tentukan dahulu jenis cupang yang ingin dikembang biakkan. Cara paling aman adalah dengan mengawinkan sepasang induk dari jenis yang sama, namun bisa juga dari dua jenis yang berbeda untuk menghasilkan persilangan. Namun sebelum menyilangkan antara jenis cupang yang berbeda, sebaiknya perlu diketahui dahulu rumus persilangannya agar mendapatkan hasil silangan yang bagus, dengan menanyakannya kepada pembudidaya yang sudah lebih berpengalaman.

Selain itu untuk memperoleh hasil yang baik, juga diperlukan induk yang berkualitas. Induk cupang yang berkualitas setidaknya memenuhi kriteria :

  • Berumur setidaknya 4 bulan.
  • Tidak memiliki cacat pada fisiknya.
  • Terlihat sehat, yaitu aktif bergerak di sekitar wilayahnya.
  • Pada ikan betina perutnya sudah terlihat membuncit.

Seekor induk cupang jantan dapat dikawinkan berkali – kali, dengan jarak waktu sekitar sebulan sekali. Namun bagi induk betinanya disarankan hanya digunakan sekali saja, karena semakin sering digunakan akan semakin sedikit menghasilkan cupang jantan yang baru, hasilnya kebanyakan betina.

b. Perlengkapan

Perlengkapan untuk mengawinkan ikan cupang yang diperlukan :

  • Kolam pemijahan, dapat menggunakan aquarium kecil atau toples besar yang dapat diisi air sampai dengan ketinggian 20 cm.
  • Kolam pembesaran, dapat menggunakan aquarium berukuran sedang, atau menggunakan kolam plastik.
  • Tanaman air yang mengapung di permukaan air, seperti kiambang, sebagai tempat menempelnya telur, atau dapat diganti dengan meletakkan batang bambu, plastik atau kayu.
  • Pakan cupang, pada umumnya pakan yang digunakan berupa kutu air, jentik – jentik nyamuk dan cacing sutra.

c. Mengawinkan Induk Cupang

Setelah peralatan dan induk cupang siap, masukkan induk jantan ke dalam kolam pemijahan, beserta tanaman air atau media bagi induk untuk tempat menempelkan telur. Biarkan induk jantan beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan barunya selama sekitar sehari. Setelah sehari masukkan induk betina ke dalam kolam pemijahan, lalu simpan tempat pemijahan tadi di tempat yang tenang dan agak gelap.

Sekitar 2 – 4 hari, bila terjadi perkawinan akan tampak gelembung – gelembung yang menempel pada tanaman air, dan induk jantan terlihat turun naik mengambil telur yang jatuh di dasar kolam untuk diletakkan di gelembung. Pada saat itu segera pisahkan induk betina, karena pada ikan cupang, pejantannya yang akan merawat telur dan merawat anaknya. Selain itu jika induk betina tidak dipisah, mereka akan memakan telur maupun larva ikan dari telur yang menetas.

Telur cupang biasanya akan menetas dalam waktu sekitar sehari setelah dibuahi. Pada saat baru menetas, larva ikan belum memerlukan makanan sampai sekitar 3 hari sesudahnya, karena masih membawa sisa cadangan makanan dari telurnya. Pada saat ini, larva atau burayak cupang sulit untuk dilihat tanpa menggunakan bantuan alat atau kaca pembesar, karena ukurannya masih sangat kecil.

Pemberian Makanan dan Pembesaran

Setelah menetas selama 3 hari, mulai berikan makanan berupa kutu air kepada larva cupang satu kali sehari. Pakan ikan cupang lain yang dapat diberikan adalah kuning telur yang dihaluskan, namun jenis pakan ini dapat mengotori air sehingga tidak dianjurkan penggunaannya.

Pisahkan induk cupang setelah sekitar 2 minggu dari menetasnya telur, atau pada saat anak cupang sudah mulai bisa dilihat dengan mata telanjang. Biasanya pada saat ini anak cupang dapat terlihat seperti titik – titik hitam yang bergerak pada kolam dan sudah dapat dipindahkan ke kolam pembesaran.

Sesuaikan ukuran makanan dengan ukuran tubuh anak ikan, setelah sekitar 3 minggu Anda dapat memberikan makanan berupa jentik – jentik atau larva nyamuk dan naikkan frekwensi pemberian pakannya menjadi 2 – 3 kali sehari.

Setelah berusia sebulan, cupang mulai tumbuh sempurna, pada saat itu akan terlihat perbedaan antara jantan dengan betina dan sudah dapat diberikan pakan berupa cacing sutra sebanyak 3 – 4 kali sehari. Selain itu Anda dapat mulai melakukan penyortiran cupang yang dihasilkan. Biasanya cupang sudah mulai dapat dijual saat memasuki usia 2 bulan.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version