Banyaknya Sampah di Sungai Bedera Membuat Nelayan Medan Kesulitan Melaut

  • Bagikan
Sampah di Sungai Bedera

Mediatani – Hingga Minggu (21/3/2021) sore, masih terlihat sampah yang hanyut terbawa arus air Sungai Bedera yang melintasi Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan Kota Medan. Namun, jumlahnya mulai berkurang akibat air pasang yang membawanya kembali ke hulu sungai.

Meskipun demikian, hal tersebut berdampak kepada masyarakat yang berdekatan dan beraktivitas di Sungai Bedera. Mereka terganggu karena sampah tersebut menimbulkan aroma tidak sedap. Selain itu, masih ada sampah yang tidak terbawa arus dan menyangkut di sampan atau di tangkahan milik nelayan.

Camat Medan Marelan, M Yunus menuturkan, upaya yang dilakukan pihak pemerintah setempat untuk menanggulangi persoalan sampah ini, yakni dengan berkoordinasi kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan. Namun, menurutnya, sampah tersebut bukan dari warga dan kawasannya.

Sementara itu, salah seorang nelayan, Sofyan mengaku terpaksa harus menunda untuk melaut mencari ikan. Sebab, mereka khawatir sampannya akan rusak akibat tersumbat sampah. Mereka juga khawati sampah akan kembali ke kawasan Sungai Bedera jika air kembali surut.

Masyarakat berharap pihak kecamatan dan instansi terkait melakukan penelusuran sumber sampah dan juga dapat memberikan himbauan bahkan menangkap siapa saja yang sengaja mencemari sungai dengan sampah.

Tumpukan sampah

Sebelumnya, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Abdul Rahman mengaku sangat menyayangkan Sungai Berdera yang dipenuhi dengan sampah itu. Ia menduga sampah itu berasal dari orang yang tidak bertanggung jawab atau sengaja membuang sampah di sungai.

“Kalau melihat kondisi sampahnya, itu sengaja dibuang. Kita minta Pemko Medan dan pihak kecamatan untuk menginvestigasi asal sampah tersebut. Agar pelakunya dapat bertangung jawab atas perbuatannya,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Atan itu mengatakan sebagai elemen nelayan, pihaknya sangat dirugikan dengan kondisi sungai yang dicemari tumpukan sampah itu.

Pasalnya, di sekitar Sungai Bedera itu banyak warga yang berprofesi sebagai nelayan yang mencari ikan hingga ke muara perairan Belawan.

Menurutnya, biota yang hidup di sungai dan laut beresiko mengalami  kematian. Untuk itu, pihaknya akan turun melakukan investigasi dengan mendata dampak kerugian nelayan terhadap sampah tersebut.

Beberapa waktu lalu, sebuah video yang memperlihatkan banyaknya sampah yang hanyut di Sungai Bedera tersebut viral di media sosial. Warga setempat mengeluhkan sampah tersebut karena selalu muncul tiap hujan deras selesai mengguyur.

Salah seorang warga sekitar, Suwarni (52 th) menyebutkan, genangan sampah terjadi sekitar jam 4 sore pada Minggu (24/1) sore. Dia mengaku terkejut karena tiba-tiba tumpukan sampah mengalir di sungai itu. Padahal, selama ini sampah itu tidak pernah mengalir di sungai depan rumahnya.

“Selama ini tidak ada sampah. Dulu pernah sekitar 2 tahun lalu, kondisi sampahnya sama seperti ini juga,” ungkap wanita paruh baya itu.

Namun, wanita telah bercucu ini mengaku tidak tahu dari mana asal sampah itu. Namun, ia menduga sampah – sampah tersebut berasal dari gudang botot yang berada di Pasar I Marelan. Karena sampah itu berjenis plastik semua.

Selain sampah plastik, Sungai Bedera sendiri sebelumnya juga pernah menjadi sorotan karena adanya ratusan bangkai babi yang ditemukan hanyut di sungai ini pada November 2019 silam.

Saat itu, warga setempat mengeluhkan bau busuk yang diduga muncul dari tumpukan sampah. Namun setelah ditelusuri, ternyata bau itu berasal dari bangkai babi.

Instansi terkait kemudian melakukan pembersihan untuk mengatasi sampah tersebut. Saat itu, Camat Medan Marelan M Yunus menyebut terdapat ratusan bangkai babi yang berada di Sungai Bedera. Namun, bangkai-bangkai babi di sungai itu telah berhasil dibersihkan.

  • Bagikan