Mediatani – Asep Yana, seorang peternak asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat, sukses mengembangkan budidaya kelinci dan mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta setiap bulannya.
Kesuksesan yang diperolehnya saat ini, diakuinya dimulai dari hobinya terhadap dunia peternakan. Dari sekedar iseng memelihara kelinci, ia akhirnya melihat peluang bisnis yang cukup menggiurkan. Ia pun serius untuk membudidayakannya.
“Tahun 2007 kebetulan anak saya lahir, dan ada potensi akhirnya saya serius untuk ternak kelinci,” ungkap Asep dikutip dari Suara.com, Rabu (24/8/2022).
Dengan hanya bermodalkan Rp 100 ribu, Asep mulai memelihara kelinci lokal untuk dibudidayakan. Melihat pangsa bisnisnya yang semakin menjanjikan, ia mencoba mengembangkan budidaya kelincinya dengan membuat sebuah area peternakan.
Area peternakan milikinya dinamakan Arya Aditya Rabbitry yang tak lain adalah nama dari anak pertamanya. Area peternakan tersebut dibangun di Jalan Baru Adjak, RT 04/06, Desa Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
“Penghobinya kan mulai banyak juga. Saya kepikiran terus dikembangkan,” ungkap Asep.
Asep kemudian mendatangkan bibit kelinci yang berasal dari luar negeri. Bibit kelinci itu berasal dari berbagai negara di Eropa dan Amerika.
Ada berbagai jenis bibit kelinci asal luar negeri yang dibudidayakannya, mulai dari New Zealand white, blue, dan red, Californian, Hyla, Hycole, American Rex, Nederland Dwarf, Holland Lop, English Angora, Fuzzy Lop hingga German Giant.
“Totalnya dulu saya sampe punya 26 jenis tapi sekarang sudah berkurang. Ada sekitar 20 jenis kelinci lagi,” ungkap Asep.
Asep mengatakan, kerja keras yang ia mulai dalam setahun terakhir tak sia-sia. Hingga 2008, kelinci hasil budidayanya tidak hanya dijualnya di pasar lokal, namun mampu merambah hingga ke pasar internasional.
Ia mulai mengekspor berbagai jenis kelincinya ke berbagai negara. Di antaranya Polandia, Jerman, Belgia, Prancis, Malayasia, Thailand, Vietnam, Jepang, Singapura, Brunei Darussalam hingga Arab Saudi.
Dari modal awal yang hanya sekitar Rp 100 ribu, ia kini mampu meraup keuntungan hingga Rp 50 juta dalam setiap bulannya. Kelinci hasil budidayanya ia jual dengan harga yang bervariasi, mulau dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
“Kalau anakan itu kita jual mulai dari Rp 4 juta sampai Rp 5 juta, itu untuk yang usia anakan 3 bulan. Kalau yang dewasa itu sebetulnya enggak dilepas, tapi kalau di kita stok ada biasanya dijual Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per ekor,” kata Asep.
Berkaitan dengan soal pemeliharaan, Ia menerangkan, cara memelihara kelinci tidaklah begitu rumit. Kelinci-kelincinya tak perlu ada yang dimandikan dan dijemur seperti hewan peliharaan lainnya.
“Perawatannya sama seperti jenis kelinci lainnya, terutama itu kandang harus bersih, kalau kelinci besar harus ditempatkan di kandang luas. Enggak perlu dijemur dan dimandikan, kecuali ada pengeringnya,” ungkap Asep.
Sementara itu, untuk pakan, asep mengatakan, setiap hari kelinci itu cukup diberi makan pelet, rumput hay, buah-buahan, serta air minum yang cukup banyak. Namun yang membedakannya yaitu porsi makanannya yang lebih besar ketimbang jenis lainnya.
“Yang penting itu makanannya jangan asal, termasuk buah-buahan. Dan pastinya itu porsi makannya lebih banyak karena memang kan ukurannya besar,” jelas Asep.