Mediatani – Bisnis apa pun yang akan dijalankan selalu butuh persiapan yang matang. Tahapan persiapan ini dilakukan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal dan meminimalisir segala resiko yang dapat mengakibatkan kerugian.
Terlebih, bagi Anda yang berencana untuk memulai usaha di bidang budidaya perikanan, tahapan persiapan sarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan dan profit yang dihasilkan.
Budidaya udang vaname misalnya, salah satu jenis usaha perikanan ini memiliki berbagai syarat yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan lahan.
Persiapan Lahan Budidaya Udang Vaname
Ada berbagai aturan dan standarisasi yang harus dipenuhi dalam memulai budidaya udang vaname agar seluruh lingkup kegiatan budidaya bisa berjalan lancar dan tetap menjadi produksi surplus.
Dalam artikel kali ini, Mediatani akan membahas secara singkat berbagai hal yang harus diperhatikan dalam persiapan lahan budidaya udang vaname dengan farm yang berbeda, mulai dari kolam tanah, kolam terpal, mulsa, LDPE, HDPE, hingga kolam beton.
Survei dan pemilihan lokasi
Alasan mengapa perlu dilakukan survei dalam memulai bisnis budidaya karena pemilihan lokasi lahan yang tepat akan mempengaruhi biaya konstruksi dan juga biaya operasional budidaya yang akan dikeluarkan kedepannya.
Selain itu, survei ini diperlukan untuk mengetahui dampak negatif yang mungkin berpengaruh ke lingkungan alam maupun dilingkungan masyarakat serta langkah apa yang perlu dilakukan untuk meminimalisirnya.
Secara rinci, berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi budidaya.
– Memperhatikan apakah lokasi lahan terdapat sumber air dengan salinitas 20-30 dan sumber air tawar. Sumber air tidak terkontaminasi dengan limbah pabrik ataupun limbah rumah tangga yang berisiko mengandung zat kimia, Fe dll.
– Memperhatikan kondisi alam, lingkungan sekitar dan kondisi sosial masyarakat untuk menghindari konflik. Sebaiknya membuat SIUP (surat izin usaha perikanan) dan berhubungan dengan komunitas lokal.
– Pilihlah lokasi yang memiliki potensi surplus dalam jangka waktu yang lama.
Menurut peraturan Menteri kelautan dan perikanan Republik Indonesia nomor 75, beberapa persyaratan lokasi yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi tambak udang yaitu:
– Lokasi berada di daerah pantai dengan fluktuasi air pasang surut 2-3 meter.
– Bukan lokasi yang rawan terjadi banjir.
– Tekstur tanah jenis lumpur liat atau lumpur berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 20%.
– Memiliki kapasitas sumber air tawar yang cukup besar.
– Terhindar dari limbah pencemaran terutama limbah beracun dan berbahaya.
– Jarak lokasi dengan garis pantai berkisar 50 -150 meter.
– Mempertimbangkan fungsi konservasi dan meminimalisir gangguan terhadap lingkungan sekitar.
– Terdapat alat transportasi dan komunikasi yang memadai.
– Harus terdapat green belt dilokasi sebagai daerah penyangga berupa hutan bakau.
Tahap Dasar
Setelah memilih lokasi, selanjutnya masuk ke tahap dasar. Pada tahap ini dilakukan pengolahan tanah tambak udang karena media budidaya yang tidak diolah dengan baik akan berdampak pada kualitas air yang tidak stabil dan tentunya akan menimbulkan masalah yang tidak sedikit pada udang vaname.
Untuk itu, simak tahap yang perlu diperhatikan agar tambak yang digunakan dalam budidaya udang vaname nantinya bisa menghasilkan udang vaname baik.
Jika lahan yang akan digunakan masih baru, lakukan pemberian kapur aktif untuk menaikkan pH tanah. pH tanah bisa dicek dengan menggunakan soil tester untuk mengetahui tingkat keasaman tanah.
Sedangkan untuk lahan yang sebelumnya sudah digunakan untuk budidaya, terlebih dahulu lakukan pengeringan sampai tidak ada air yang tersisa di tambak.
Waktu pengeringan dilakukan paling cepat 1 minggu dengan tujuan untuk membunuh segala jenis patogen dan mikroorganisme yang merugikan atau menimbulkan penyakit pada udang vaname.
Anda juga dapat melakukan pembalikan tanah dasar untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme yang menguntungkan karena dapat dijadikan pakan alami.
Masukkan air ke dalam tambak dengan ketinggian 80-100 cm, dan lakukan kultur dan penebaran fermentasi untuk media hidup plankton yang nantinya menjadi pakan alami untuk benur yang akan ditebar.
Jika semua tahapan sudah dilakukan, maka tambak sudah siap untuk ditebari benur vaname.
Tahapan yang dilakukan ini pada dasarnya juga digunakan untuk persiapan kolam terpal, LDPE, HDPE dan kolam beton, bahkan bisa lebih mudah.
Namun, untuk melakukan pemasangan plastik tambak, tanah dasar terlebih dahulu diberikan kapur aktif sebanyak 1-1,5 ppm. Hal ini bertujuan untuk menghindari pengaruh pH pada air budidaya yang biasanya masuk karena resapan atau adanya kebocoran pada plastik tambak.