Berhasil Panen 10 Ton Padi, Petani Purwakarta Tersenyum Bahagia

  • Bagikan
Sumber foto: detik.com

Mediatani – Sejumlah petani yang berasal dari Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta ini merasakan bahagia yang tak terkira. Hal ini disebabkan karena pada musim panen di awal tahun 2021 ini, mereka memperoleh hasil panen padi yang cukup menggembirakan.

Dilansir dari Bisnis.com, Tercatat dalam satu hektare sawah, mampu menghasilkan sekitar sepuluh ton gabah kering pungut (GKP). Kebahagiaan tersebut salah satunya dirasakan oleh Sulaeman. Petani yang berusia 72 tahun itu, tidak henti menampilkan senyum di bibirnya. Sebab, pada panen kali ini dia memperoleh hasil yang cukup melimpah, yaitu mencapai sepuluh ton gabah.

“Alhamdulillah, Saya bahagia tak terhingga. Di awal tahun 2021 ini bisa panen hingga sepuluh ton,” ujar penduduk Desa Sukahaji ini, pada Hari Senin (8/3/2021).

Setelah ditelusuri penyebabnya, keberhasilan Sulaeman ini ternyata ada rahasianya. Salah satunya, perlakuan terhadap padi yang berbeda dari biasanya. Yaitu, Sulaeman menggunakan pada proses budidaya padinya dia menggunakan pupuk nonsubsidi yang diproduksi oleh PT Pupuk Kujang.

Tidak hanya itu, areal sawahnya juga setiap hari dipantau. Jika ditemukan ada sejumlah bibit hama, maka pasti langsung dilakukan penyemprotan dengan obat-obatan yang sudah dianjurkan untuk mencegah penyebaran hama agar tidak meluas. Dan juga agar hama itu tidak menjadi penyebab gagalnya tumbuh kembang padi.

Alhasil, lanjut Sulaeman, sawahnya tidak terserang hama wereng. Padahal disekitar sawahnya, dengan jarak yang cukup dekat, ada yang mengalami gagal panen akibat terserang hama wereng.

“Intinya, kami sangat bahagia dan sangat bersyukur atas keberhasilan ini,” ungkap Sulaeman.

Merespon hal tersebut, Nursana selaku Penyuluh Pertanian Lapangan asal Kecamatan Tegalwaru membenarkan jika di wilayahnya ada petani yang berhasil memanen padinya hingga sepuluh ton gabah kering pungut. Padahal, sawah tetangganya sedang diserang hama. Tetapi, sawah milik Sulaeman ini bisa selamat dari serangan hama dan juga hasilnya cukup melimpah.

“Di wilayah kami ada lima hektare sawah yang gagal panen akibat serangan hama wereng,” ujar Nursana.

Di lain tempat, Dodi Pramadi selaku Kepala Harian Program Peningkatan Produktivitas Pangan (P4) PT Pupuk Kujang menjelaskan bahwa tim riset Pupuk Kujang telah terjun langsung dalam melakukan pendampingan terhadap Sulaeman. Pendampingan ini, dimulai dari proses persiapan media tanam, pemilihan varietas, persemaian, perawatan lahan hingga pencegahan hama dan penyakit.

“Adapun sejumlah produk non subsidi yang dipakai oleh Sulaeman, antara lain pupuk organik Excow, Pupuk NPK 30 6 8, KCL dan Bion Up,” ujar.

Keberhasilan ini, tentunya akan menjadi contoh terhadap petani lain. Mengingat bahwa dengan menggunakan pupuk dan obat-obatan nonsubsidi juga mampu meningkatkan hasil yang cukup menggembirakan. Padahal, di Kecamatan Tegalwaru, rata-rata dari produksi padinya mencapai lima hingga enam ton gabah kering pungut atau GKP.

Sebagai informasi tambahan, jika penggunaan pupuk nonsubsidi ini tepat maka dinilai mampu untuk meningkatkan hasil produksi para petani. Sehingga, para petani akan diedukasi agar tak terlalu bergantung terhadap pupuk bersubsidi. Edukasi itu akan diberikan melalui kolaborasi antara Petrokimia Gresik dengan 47 petani di Gresik melalui program agro solution.

Menurut Digna Jatiningsih selaku Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (06 Maret 2021) mengungkapkan bahwa pupuk non subsidi dengan komposisi yang tepat mampu meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani.

Sebagai bagian dari holding Pupuk Indonesia, pihaknya akan menggarap sekitar enam belas ribu hektare lahan. Bersamaan dengan itu, pihak Petrokimia Gresik juga akan menyediakan 4.800 ton pupuk NPK non subsidi dan 3.200 ton Urea non subsidi.

  • Bagikan