Mediatani – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi telah merealisasikan program pemberian pupuk organik bagi petani. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian daerah terutama di daerah Banyuwangi.
Abdullah Azwar Anas selaku Bupati Banyuwangi dalam keterangan resminya mengatakan bahwa Banyuwangi adalah salah satu lumbung pertanian di Jawa Timur. Anas, nama sapaannya, ini juga menjelaskan bantuan pemberian pupuk organik ini kepada petani tujuannya adalah agar petani mulai beralih menerapkan pertanian organik. Sistem pertanian organik ini prospek pasarnya lebih bagus karena menerapkan konsep ramah lingkungan. Bantuan pupuk ini juga untuk membantu kebutuhan petani yang sempat mengalami kelangkaan pupuk. Sabtu (23/1).
Arief Setyawan selaku Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi mengungkapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah memberikan bantuan pupuk organik gratis kepada para petani. Pada tahun 2020 yang lalu, setiap Kecamatan diberikan pupuk organik untuk 400 hektar (Ha) tanaman pangan. Hal ini termasuk ditunjukkan ratusan hektar (Ha) untuk tanaman hortikultura.
Kecamatan Wongsorejo yang dicontohkan oleh Arief Setyawan mendapat bantuan pupuk organik yang diaplikasikan untuk empat ratus hektar (Ha) pada tanaman pangan. Kemudian untuk tanaman hortikultura termasuk lahan cabai sekitar 743 Ha. Sehingga, bisa diartikan bahwa setiap Kecamatan dengan luasan sekitar seribu hektar (Ha) lahan pertanian mendapatkan bantuan pupuk organik.
“Kebetulan pupuk organik untuk tanaman hortikultura di Kecamatan Wongsorejo adalah sebagian besarnya difungsikan untuk tanaman cabai. Kami cukup senang dengan hasil yang sesuai harapan,” jelasnya.
Kecamatan Wongsorejo adalah daerah sentra pertanian cabai di Banyuwangi. Hal ini ditandai karena Wongsorejo menjadi salah satu pemasok cabai di pasar nasional. Terdapat sekitar 2.105 hektar (Ha) berada di Kecamatan Wongsorejo dari total 3.795 hektar (Ha) kebun cabai di Banyuwangi.
Alasan pemilihan pupuk organik untuk diberikan kepada petani karena pupuk organik ini memiliki beberapa kelebihan. Kelebihannya adalah bisa meningkatkan produksi dan umur tanaman menjadi lebih panjang serta hasil panen yang tidak cepat rusak.
Kandungan dalam pupuk organik adalah mikroorganisme yang menyebabkan penyerapan hara menjadi lebih optimal. Sehingga, tanaman menjadi lebih sehat dan produksi pun meningkat. Seperti di Wongsorejo yang awalnya hanya delapan ton per hektar (Ha) sekarang bisa mencapai 8,1 ton.
Sementara itu, Ahmad Jamali yang berprofesi sebagai petani cabai di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, mengungkapkan bahwa semenjak adanya bantuan pupuk organik ini produk tanaman cabainya mengalami peningkatan dan menjadi lebih baik. Bentuk pupuk organik yang cari mempermudah unsur haranya terserap dengan baik oleh akar tanaman. Sehingga tanaman menjadi lebih subur, sehat dan tahan penyakit.
Sebelum adanya bantuan pupuk organik ini, Jamali hanya memanfaatkan pupuk kimia untuk tanaman cabainya. Namun, setelah terjadinya kelangkaan pupuk pada tahun lalu, membuatnya sempat kebingungan untuk melanjutkan kegiatan bertaninya. Untung saja, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi memberi solusi yaitu dengan program bantuan pupuk organik. Jamali dan para petani lainnya pun memanfaatkan bantuan dari Pemerintah tersebut. Mereka beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik.
Setelah pengaplikasian pupuk organik, Jamali kini berhasil panen cabai sebanyak empat kwintal pada lahan 0,8 hektar (Ha). Selain itu, tanaman cabainya juga lebih sehat dan berkualitas. Diharapkan program seperti ini bisa berjalan terus.
Pada 2021, Jatah pupuk bersubsidi untuk petani di kabupaten Banyuwangi Jawa Timur pada 2021 mengalami peningkatan. Bersamaan dengan itu, Pemkab Banyuwangi juga kembali memberi pupuk organik gratis kepada petani. Bantuan ini untuk kebutuhan 400 ha di tiap kecamatan secara gratis. Hal ini setidaknya tiap desa bisa mendapatkan sekitar 30 sampai 40 ha pupuk organik cair gratis.