Mediatani – Di tengah hantaman pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, sektor kelautan dan perikanan dalam negeri terutama di Bali ternyata masih mampu menunjukkan kejayaannya. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya ekspor produk perikanan Bali, baik volume maupun nilainya.
Salah satu yang menjadi primadona ekspor dari Pulau Dewata adalah komoditas ikan hias. Berdasarkan catatan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar, selama Agustus 2021, jumlah ikan hias yang berhasil menjangkau pasar global mencapai sebanyak 414.190 ekor.
Kepala Balai KIPM Denpasar, Anwar menyampaikan rasa syukurnya karena di tengah situasi pandemi Covid-19 dan PPKM, pihaknya tetap konsisten dalam menjaga kualitas dan mutu produk perikanan Bali hingga masih bisa melakukan ekspor.
“Alhamdulillah, di tengah situasi pandemi Covid-19 dan PPKM, kita tetap bisa menjaga kualitas dan mutu produk perikanan Bali hingga masih bisa ekspor,” ungkap Anwar saat menampilkan data perlintasan selama Agustus 2021, di kantornya (9/9/2021).
Selain ikan hias, komoditas perikanan lainnya yang juga menjangkau pasar global adalah komoditas hidup yang diantaranya yaitu benih bandeng dengan jumlah 67,8 juta ekor, benih kerapu 67 ribu ekor, siput hias 40,4 ribu ekor dan udang 40,4 ribu ekor.
Anwar menyebutkan, komoditas hidup yang diekspor dari Bali selama bulan Agustus mencapai 68 juta ekor.
“Itu baru dari sisi komoditas hidup, selama Agustus kita juga ekspor komoditas non hidup,” sambungnya.
Sementara komoditas non hidup yang diekspor selama Agustus mencapai 1.672,56 ton. Diantaranya yakni tuna sebanyak 966,7 ton, cumi-cumi 261,15 ton, tenggiri 165,3 ton, sarden 58,75 ton dan rumput laut sebanyak 47,4 ton.
Anwar mengatakan, Balai KIPM selama bulan agustus lalu telah melakukan 836 kali pengiriman ke luar negeri. Ada 53 negara di berbagai belahan dunia yang menjadi tujuan ekspor berbagai produk perikanan tersebut. Kegiatan ekspor ini pun menghasilkan nilai yang mencapai Rp149,6 miliar.
“Tentu ini patut kita syukuri, terutama di tengah kondisi pandemi saat ini,” terang Anwar.
Ada 5 negara yang menjadi destinasi ekspor dari Bali ini, yakni Amerika Serikat, Taiwan, Australia, Tiongkok dan Jepang. Untuk meningkatkan ekspor dari Pulau Dewata, Anwar memastikan bahwa jajarannya akan terus berupaya secara optimal.
Beberapa cara yang dilakukan oleh Balai KIPM yaitu melakukan pendampingan kepada pelaku usaha, terutama dalam penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB).
Selain itu, pihaknya juga memberi kemudahan pelayanan hazard analysis and critical control point (HACCP) agar produk mereka memiliki mutu yang tetap terjaga.
“Kita terus berikan layanan prima dengan menawarkan kemudahan kepada para pelaku usaha. Bahkan kita siap jemput bola. Semoga dengan begini, ekonomi Bali bisa bangkit,” tutupnya.
Dalam beberapa kesempatan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk menjadi negara eksportir komoditas perikanan terbesar di dunia. Hal ini mengingat Indonesia secara geografis merupakan negara maritim dengan potensi kekayaan laut yang luar biasa.