Bertahan di Masa Pandemi dengan Bisnis Susu Kambing Pasteurisasi

  • Bagikan
Bertahan di Tengah Pandemi dengan Usaha Susu Kambing. (Foto: Timesindenesia)
Bertahan di Tengah Pandemi dengan Usaha Susu Kambing. (Foto: Timesindenesia)

Mediatani – Salah satu strategi agar bisnis tetap bertahan yaitu dengan melakukan diversifikasi usaha. Praktik ini guna mengurangi resiko apabila produk gagal di pasaran.

Sehingga, masih banyak peluang keuntungan yang didapatkan dari produk atau jasa lainnya dan membuat perusahaan semakin stabil.

Diverifikasi juga merupakan cara mengubah tantangan menjadi peluang, sehingga sangat perlu dilakukan agar bisnis dapat bertahan dan sekiranya dapat semakin berkembang.

Langkah ini diambil Siska, saat usaha peternakan pembibitan kambing suaminya mengalami kelesuan. Akibat pandemi, kontes kambing sudah tidak digelar lagi di daerahnya.

Seperti yang dilansir pada laman timesindonesia.co.id, Minggu, 3 Oktober 2021,  di tengah goncangan ekonomi awal pandemi, Siska dengan tiga anak ini tidak larut terlalu lama oleh kondisi ini. Ia melihat peluang dari produksi susu kambing sebagai produk yang bisa dipasarkan.

Mencoba dan mencari peluang hingga akhirnya mendapatkan ide usaha yaitu dengan memanfaatkan bahan susu kambing yang sudah tersedia. Usaha baru Siska dengan mengolah susu kambing menjadi minuman segar yang menyehatkan yaitu susu  pasteurisasi .

Dengan memanfaatkan produksi susu indukan kambing, yang tidak habis diminum oleh anak kambing. Siska tidak sendiri, Ia juga dibantu oleh suaminya Yuni Kurniawan setiap pagi dan sore untuk memerah susu kambing perah miliknya di Sangkeh Srigading Sanden Bantul.

Susu kambing tersebut kemudian diolah menjadi minuman. Awalnya susu hanya dijual dalam bentuk susu segar dengan harga Rp25 ribu per liternya. Produksi susu yang dihasilkan sebanyak 10 liter susu kambing segar dari 5 ekor indukan.

Selain susu segar, dibuat juga susu kemasan siap minum. Terdapat 12 varian susu kambing aneka rasa, seperti moca, coklat, mangaa, durian, vanilla dan melon. Dijual dengan harga terjangkau, hanya Rp 10 Ribu per botol dengan kemasan botol plastik 250 ml yang berlabel Go Milk.

Ini inovasi yang dilakukan agar memenuhi kebutuhan konsumen secara merata di daerahnya. Namun tidak dipungkiri, produksi susu kemasan nantinya dapat tersebar luas. Diketahui, dalam sehari seluruh produk susunya selalu habis terjual. Meski produksi masih dilakukan berdasarkan permintaan.

Susu pasteurisasi yang dibuatnya, hanya bertahan sekitar 8 jam di suhu ruang dan mampu bertahan hingga dua bulan, jika disimpan dalam fresher. Tidak asal mengkonsumsi dan hanya pelepas dahaga saja. Namun susu ini punya banyak manfaat.

“Selain aman dikonsumsi segala usia, susu kambing dapat mengobati penyakit, seperti paru-paru, asma serta asam lambung,” jelas Siska.

Siska terus mendapat dukungan dari suaminya. Usaha yang dilakukannya tidak mengganggu proses pembibitan dan susu diperah setelah kambing melahirkan. Serta tidak mengurangi asupan susu untuk anak kambing. Sebab anak kambing juga dapat diberikan asupan susu formula untuk mendukung pertumbuhannya.

Menurut Yuni Kurniawan, susu kambing harus diperas setiap harinya, agar terhindar dari penyakit. Sebab apabila terlambat diperah terkadang jamur bisa tumbuh di kantung susu kambing. Nantinya berakibat kambing terserang penyakit mastitis yang bisa berujung pada kematian ternak.

  • Bagikan