Mediatani – Dalam membantu peningkatan produktivitas para petani dan peternak, Japfa Foundation kini telah mengembangkan program Bertani Untuk Negeri (BUN).
Hal ini pula merupakan program pendampingan yang mempertemukan anak muda dengan petani dan peternak untuk bekerja bersama-sama mengembangkan sektor pertanian di Indonesia.
Head of Resources and Partnership Development at Japfa Foundation Yudha Lubis mengungkapkan bahwa program BUN ini lahir lantaran melihat produktivitas sektor agrikultur Indonesia yang masih lebih rendah dari potensi yang ada.
Kondisi inilah yang akhirnya mengurangi daya saing global dan swasembada pangan.
Di sisi lain, jumlah tenaga kerja pertanian di Indonesia juga terus berkurang. Data pada 2020, tenaga kerja Indonesia mencapai 35 juta orang atau 20,70% dari jumlah tenaga kerja Indonesia seluruhnya.
Jika dibandingkan dengan 2019, maka angka ini mengalami penurunan 1,17%.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Japfa Foundation menggulirkan program Bertani untuk Negeri. Batch 1 yang menjadi proyek percontohan telah berlangsung sejak September 2020 – Maret 2021.
“Di dalam program Bertani untuk Negeri, kami mengajak fresh graduates untuk membantu petani dan peternak meningkatkan produktivitasnya. Di satu bulan pertama, mereka ikut dalam bootcamp training untuk kita berikan pembekalan. Kemudian di bulan kedua sampai keenam terjun langsung ke lapangan bertemu petani atau peternak. Bahkan mereka juga punya target setiap hari harus bertemu petani atau peternak untuk memberikan pendampingan,” kata Yudha Lubis dalam media visit virtual dengan redaksi Beritasatu Media Holdings, Kamis (22/4/2021), melansir, Jumat (23/4/2021).
Yudha mengungkapkan bahwa sebetulnya ada beberapa fasilitas pelatihan yang diberikan untuk petani atau peternak dari berbagai lembaga.
Namun pelatihan tersebut tidak intens dilakukan, misalnya hanya satu tahun sekali selama beberapa hari. Padahal isu pertanian dan juga peternakan sangat kompleks dan membutuhkan pendampingan yang intensif.
Kebutuhan pendampingan inilah yang coba dipenuhi oleh para peserta program Bertani untuk Negeri.
Pada batch 1, antusiasme para fresh graduates untuk ikut program ini sangat besar. Ada sekitar 500 orang yang mendaftar, namun hanya dipilih sebanyak 16 peserta, utamanya yang memiliki passion pada bidang pertanian atau peternakan, serta mau belajar bersama untuk menyelesaikan masalah produktivitas.
Japfa Foundation juga kembali membuka program Bertani untuk Negeri Batch 2 dengan target 45 peserta dan 160 peternak rakyat.
Program ini rencananya akan dilakukan di tujuh lokasi yaitu Purwakarta, Subang, Cirebon, Indramayu, Pandeglang, Lebak, dan Malang.
Balai Embrio Dirjen Peternakan Kementan, Berdayakan Peternak Domba
Balai Embrio Ternak yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengunjugi Markaz Domba.
Rombongan didampingi oleh Penyuluh Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor.
Dalam kunjungannya tersebut, pihak Balai Embrio Ternak menyampaikan agar peternak harus optimistis dalam mengembangkan usahanya.
“Buatlah kelompok peternak dan buat program untuk meningkatkan produksi ternak domba, tanamkan untuk selalu kerja keras dan cerdas,” kata Anny Rosmayanti dari Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor, melansir, Selasa (20/4/2021) dari laman Republika.co.id.
“Tujuan kita yaitu meningkatkan produksi, setelah itu penjualan, dengan ini maka akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga kita menjadi petani yang lebih dihargai serta berkelanjutan (sustainable),” tambah dia.
Balai Embrio Ternak berharap peternak domba terus maju dan dapat meningkatkan produksinya.
Dewi selaku Penyuluh Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor mengungkapkan bahwa dalam meningkatkan produksi ternak, maka harus ditingkatkan grade ternak yang dipelihara.
“Usaha peternakan rakyat di Kota Bogor saat ini masih bersifat subsisten (sambilan), sehingga harus didorong untuk bergeser kearah profit oriented dengan membuat kandang komunal dan berkelompok,seperti di Markaz Domba,” ungkap Dewi.
Sementara itu, Elan Jaelani, selaku Fasilitator Desa BSI Pamoyanan, sekaligus Relawan Rumah Zakat menyampaikan, spirit berkelompok perlu terus dibangun, agar peternak semakin solid.
“Kelompok Tani bukan hanya kumpulan orang-orang (peternak), namun harus memiliki spirit berkelompok yang kuat,” ucap Elan pada Kamis (15/4/2021).
Selanjutnya Elan menuturkan bahwa dalam menjalankan usaha juga perlu komitmen dan sungguh-sungguh.
Selain itu, menurutnya peternak juga harus meningkatkan kualitas hasil ternak yang kompetitif, di mana harus didukung oleh ketersediaan ternak, lahan untuk mendukung usaha dan sumber daya manusia dengan motivasi kerja yang tinggi, serta pemanfaatan teknologi untuk mempersiapkan industri 4.0 saat ini…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)