Blora, Kejutan di Pusat Kota: Kebun Melon yang Tak Biasa

Kebun Melon di Blora

Bayangkan, di tengah hiruk pikuk Blora, ada kebun melon! Gro Farm, kebun melon hidroponik, eksis di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Lokasinya mantap, di pusat kota, menjadikannya seperti surga pertanian modern di antara kesibukan kota.

Kebun seluas 5.300 meter persegi ini kepunyaan Bambang Suharto, sosok yang getol di dunia pertanian urban dan punya tujuan mulia, yaitu memajukan nama daerahnya.

Menurut Bambang, alasan dirinya mengembangkan melon adalah untuk lebih memperkenalkan Blora ke khalayak ramai.

“Ini sebagai wujud dukungan agar Blora dikenal sebagai daerah penghasil buah. Blora itu kan kepanjangannya Buah LOkal nusantaRA, jadi memang seharusnya jadi tempatnya buah-buahan lokal,” katanya.

Walaupun lahan cukup luas, baru separuhnya yang dimanfaatkan. Sekarang ini ada enam greenhouse, masing-masing bisa menampung sekitar 350 sampai 400 tanaman. Untuk menjaga agar panen terus berlanjut, Bambang menerapkan sistem tanam yang bergiliran.

“Dua minggu lalu, kami baru selesai panen di greenhouse pertama. Tanggapan masyarakat luar biasa, bahkan tidak disangka-sangka, dalam sehari langsung ludes terjual. Rencananya awal September akan panen di greenhouse kedua,” jelasnya.

Pria berkacamata ini tidak hanya fokus pada produksi. Ia juga ingin membagi pengetahuan dan membuka pintu bagi siapa pun yang ingin belajar tentang budidaya melon hidroponik.

“Harapannya ini bisa jadi penyemangat teman-teman lain agar ikut perhatian terhadap sektor pertanian. Kami terbuka, siapa saja yang mau datang belajar atau sekadar melihat-lihat, dipersilakan,” ujarnya.

Filosofi di balik nama dan logo Gro Farm pun mengandung semangat yang kuat.

“Logonya itu rumput. Rumput itu walaupun diinjak-injak tetap bisa tumbuh. Artinya, meskipun diremehkan atau diragukan, kita harus tetap semangat untuk membuktikan apa yang kita kerjakan,” paparnya.

Untuk saat ini, Bambang belum memutuskan apakah kebun melonnya akan dibuka untuk umum sebagai tempat wisata. Ia masih mempertimbangkan bagaimana antusiasme masyarakat.

“Kami lihat dulu bagaimana nanti. Karena membuka tempat wisata itu butuh pertimbangan yang matang, jadi kami tidak mau gegabah. Biar berjalan alami saja,” jelasnya.

Dalam kegiatan sehari-hari di kebun, Bambang dibantu oleh menantunya. Dari Gro Farm, semangat bertani hidroponik bukan hanya tumbuh dalam wujud tanaman melon, tapi juga sebagai inspirasi bagi generasi penerus petani di masa depan.