Mediatani – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh telah memperkenalkan varietas unggul baru (VUB) padi super genjah Cakrabuana Agritan yang dirakit dan dilepas oleh Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) Balitbangtan.
Varietas ini memiliki potensi hasil panen yang tergolong tinggi yakni mencapai 10,2 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare.
Pengenalan varietas Cakrabuana Agritan digelar di sela-sela Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi Teknologi Pertanian untuk petani Seunagan Timur di Aula BPP Seunagan Timur, Kabupaten di Aula BPP Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya, Selasa (4/5/2021), melansir, Sabtu (8/5/2021) dari laman, Technology-indonesia.com.
Bimtek Teknologi Pertanian bertema “Inovasi Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super dan Kiat Menjadi Penangkar Padi Mandiri” diikuti oleh 70 peserta perwakilan dari 10 desa dalam Kecamatan Seunagan Timur.
Bimtek pula dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Kepala Bidang Penyuluhan Kabupaten Nagan Raya, PPL, POPT, Mantri Tani, Kepala Desa, Kabupaten Nagan Raya.
Kepala BPTP Aceh dalam sambutannya yang diwakili Rachman Jaya menyampaikan bahwa BB Padi Sukamandi telah menghasilkan VUB padi super genjah Cakrabuana Agritan.
Padi super genjah Cakrabuana Agritan berpotensi mencapai hasil 10,2 ton GKB per hektare.
Varietas ini juga cukup cocok di tanam di lahan sawah karena memiliki postur tanaman cukup pendek tahan rebah hanya setinggi 95 cm.
Rachman menambahkan, di samping umur super genjah hanya 75-80 hari setelah tanam, kualitas berasnya juga baik bening dan tidak ada butir mengapur.
“VUB super genjah sangat cocok di Aceh mendukung program kegiatan pemerintah meningkatkan indeks pertanaman 400 (IP 400),” tambahnya.
Kegiatan Bimtek dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Nagan Raya, Muhammad Nasir, menjelaskan Nagan Raya merupakan sentralnya produksi beras di Barat Selatan.
Kini, akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit lahan sawah produktif semakin sempit, sehingga dibutuhkan inovasi teknologi untuk mencukupi kebutuhan beras yang semakin tinggi.
Salah satu teknologinya adalah meningkatkan luas lahan panen dalam setahun dengan cara menanam 3 sampai 4 kali dalam setahun pada luas lahan yang sama atau disebut meningkatkan IP.
“Maka sangat beruntung hari ini kita BPTP Aceh telah menyampaikan ada VUB padi baru super genjah mendukung teknologi peningkatan indeks pertanaman,” jelasnya.
Nasir menuturkan teknologi mekanisasi pertanian atau serba mesin dalam budidaya padi, karena tenaga kita sudah diganti oleh mesin, sehingga banyak waktu yang kosong.
“Bagaimana kita memanage waktu tidak terbuang percuma harus kita isi dengan kerjaan lain yang lebih produktif untuk meningkatkan pendapatan kita,” jelasnya.
Ia pun mengharapkan peserta Bimtek harus tetap menerapkan standar protokol Kesehatan secara seksama dan disiplin.
“Kita sangat bersyukur dan berterimakasih kepada BPTP Aceh telah melihat dan memperhatikan petani kita di Nagan Raya, walaupun tempat kita jauh dari ibukota provinsi,” harapnya.
Produktivitas Padi Tinggi dan Harga Gabah Petani Naik, Presiden Jokowi: Saya Sangat Senang
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengaku bangga terhadap produksi padi saat masa panen raya awal 2021. Harga gabah petani pun sudah tidak anjlok lagi.
Tidak anjloknya harga gabah petani disebabkan adanya gerakan serap gabah petani. Saat ini minimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 4.200 perkilogram, hal inilah yang memberi keuntungan pada petani.
Bukan hanya itu, Presiden Jokowi juga bangga dengan peningkatan produktivitas rata-rata padi yang mencapai 7 hingga 8 ton per hektar.
“Saya sangat senang sekali terutama harga gabah sudah bagus karena waktu itu saya dengar harganya jatuh, sedih juga kita karena alasanya mau impor.” Tutur Jokowi…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)