Mediatani – Pandemi Covid-19 membuat banyak orang harus beraktivitas dari dalam rumah. Sehingga, banyak orang akhirnya mencari kesibukan baru yang menyenangkan agar “di rumah saja” menjadi tidak membosankan.
Di Indonesia sendiri, banyak orang yang menjadikan aktivitas merawat tanaman hias sebagai hobi baru yang menyenangkan. Namun, tahukah kamu? Ternyata bukan hanya di Indonesia saja yang warganya mendadak hobi merawat tanaman lho..
Hobi merawat tanaman hias juga merambah hingga Australia. Warga Negeri Kanguru tersebut mulai berburu tanaman hias sejak masa pandemi covid-19 berawal di tahun 2020.
Tingkat pembelian tanaman hias warga Australia meningkat pada tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, berbarengan dengan diterapkannya lockdown di negara tersebut.
Dilansir dari ABC News, Rabu (31/3/2021) – Total pembelian tanaman di Australia tahun lalu mencapai 2,6 miliar dolar Australia (AUD) untuk lebih dari 2 miliar tanaman.
Setelah tisu toilet dan pasta yang masuk dalam daftar barang paling banyak terjual karena panic buying pada awal pandemi, penjualan tanaman herbal dan sayuran juga tercatat melonjak hingga 27 persen.
Menurut angka baru dari survei Statistik Industri Pembibitan, Secara lebih luas penjualan dari pembibitan produksi hingga ke pusat kebun eceran tumbuh sebanyak 10 persen.
Secara keseluruhan, laporan tersebut menemukan peningkatan AUD200 juta dalam penjualan pada tahun keuangan 2019-20. Total pembelian sebesar AUD2,6 miliar untuk tanaman itu termasuk juga proyek-proyek pemerintah dan pekerjaan umum.
Dengan banyaknya jumlah warga Australia yang diperkirakan akan terus bekerja dari rumah dalam kapasitas tertentu selama beberapa tahun mendatang, maka diperkirakan tren ini tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Di sisi lain, laporan tren terpisah baru-baru ini oleh Plant Life Balance menunjukkan persentase yang sangat menakjubkan dari responden survei yang berniat untuk terus menanam tanaman dalam ruangan dan tanaman yang dapat dikonsumsi mereka sendiri hingga tahun 2021 dan seterusnya.
Berdasarkan data dari Greenlife yang dikumpulkan setelah mewawancarai hampir 300 tempat pembibitan produksi, hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa bukan hanya pembatasan Covid-19 yang mendorong lebih banyak orang untuk berkebun.
Faktanya, permintaan global dan lokal yang kuat selama tiga tahun berturut-turut juga mendorong lonjakan tersebut.
Kepala eksekutif Greenlife Industry Australia, Peter Vaughan mengatakan bahwa meskipun terjadi kekeringan, pembatasan air, kebakaran dan topan, industri ini sudah berada di atas lintasan yang meningkat dengan pertumbuhan tiga tahun berturut-turut.
“Pertumbuhan ini meningkat pesat sebagai akibat dari pembatasan Covid-19 yang menyebabkan pemilik rumah memprioritaskan daya huni rumah mereka,” kata Vaughan.
Vaughan memberikan pujian pada kemampuan pembibitan produksi untuk memenuhi permintaan, dan mengatakan bahwa temuan tersebut menampakkan seberapa pentingnya industri untuk sektor pertanian dan ekonomi nasional yang lebih luas.
Industri hortikultura Australia tercatat mempekerjakan lebih dari 23.000 orang di negara tersebut, dengan lebih dari 1.600 usaha.
Sejatinya, memelihara tanaman di dalam rumah bukan hanya sekedar tren belaka, tapi juga dapat mendatangkan beberapa manfaat untuk kesehatan fisik maupun secara mental.
Dari segi kesehatan fisik, dengan adanya tanaman di dalam rumah dapat memperbaiki kualitas udara sehingga mampu membersihkan udara, membantu pernapasan dan mencegah penyakit.
Sedangkan dari segi kesehatan mental, memelihara tanaman dapat mengurangi rasa cemas dan stress, membangun konsentrasi dan ingatan yang kuat, mendorong kreativitas, meningkatkan produktivitas, dan dapat membantu proses pemulihan.