Mediatani – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin adalah pemimpin termuda di Indonesia. Pada usia 31 tahun, Arifin ditantang membuat terobosan mengendalikan laju kasus Covid-19 di Trenggalek.
Program dan gagasannya unik, salah satunya ialah undian hewan ternak bagi warga yang bersedia divaksin. Bupati pun mendapat dukungan sang istri yang blusukan dan menyosialisasikan tertib prokes.
Undian ternak
Untuk mempercepat program vaksinasi, Gus Ipin, sapaan akrab bupati, membuat undian berhadiah hewan ternak bagi warga yang mau mengikuti vaksinasi. Apalagi mayoritas warga Trenggalek bekerja sebagai petani dan peternak.
Selain mempercepat vaksinasi, undian diharapkan bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
“Terbukti, sampai saat ini masih saja banyak warga yang ingin vaksin. Bagaimana caranya, di mana tempatnya, dan kapan. Sekarang itu yang banyak muncul di masyarakat. Tetapi tetap akan kita usahakan semua terlayani,” ujar Nur Arifin, mengutip, Senin, (26/7/2021), dari laman kompas.com.
Terlebih, saat TNI-Polri juga dilibatkan dalam program ini, angka vaksinasi ditengarai semakin meningkat. Sebelum vaksin melibatkan TNI-Polri, kapasitas vaksin yang tersedia sehari hanya 2.000 dosis. Namun, kini jumlahnya meningkat mencapai 4.000 dosis.
Pemberian suntikan vaksin pun kian digencarkan di 22 titik di Puskesmas. “Terus gerilya baik di fasilitas umum maupun desa-desa. Dapat dibayangkan setiap hari ada 4.000 dosis, dengan catatan selama vaksin ada, droping dari pemerintah pusat baik dari TNI-Polri, Provinsi Jatim, tentu baik bagi masyarakat. Jadi akhir-akhir ini sangat cepat sekali,” paparnya.
Meningkatnya antusias masyarakat terlihat di beberapa tempat, dari 200 dosis yang disediakan, ternyata kebutuhannya mencapai 700 dosis. “Akhirnya kita penuhi 700 dosis di satu tempat itu. Jadi warga sangat antusias sekali ikuti vaksin,” ujar Nur Arifin.
Sang istri yakni Novita Hardini pula aktif melakukan sosialisasi prokes di setiap kegiatan. Melalui Tim Penggerak PKK maupun Dekranasda, istri bupati memastikan, protokol kesehatan telah dijalankan oleh masyarakat dengan tepat.
“Jelas. Istri saya paling getol masalah prokes. Tidak hanya ketika memiliki program pemulihan ekonomi, istri saya terus keliling,” ungkap Nur Arifin.
Gus Ipin menerangkan, sosialisasi sangat penting untuk terus dilakukan, sebab tingkat kepatuhan masyarakat selalu naik turun. Namun, apabila sosialisasi dari petugas gabungan kendor, masyarakat akan abai prokes dan menganggap Covid-19 sudah mulai terkendali.
Akibatnya, berbagai gelaran hajatan, kegiatan yang bersifat mengundang kerumunan, nongkrong di warung kopi maupun suatu tempat, dilakukan oleh masyarakat Trenggalek.
“Jadi kepatuhan warga terkait prokes, naik turun,” terangnya.
Di samping itu, banyaknya berbagai informasi di media sosial ketika era new normal serta sejumlah kebijakan lain dari pemerintah pusat menimbulkan asumsi beragam di tengah masyarakat.
Ada yang menganggap bahwa masa pandemi Covid-19 telah berangsur hilang. “Ketika new normal dan lain-lain, dianggap masyarakat masa Covid-19 sudah lewat, padahal muncul varian baru. Kita harus bijak, kapan harus menginjak gas dan kapan injak rem,” terang Gus Ipin.
Gus Ipin bilang, diukur dengan persentase, tingkat kepatuhan masyarakat Trenggalek berkisar 70 persen hingga 80 persen. Sebab, sebut dia, banyak desa yang disiplin menerapkan prokes.
Menurutnya, penertiban prokes harus dilakukan pendekatan secara mikro, dalam hal ini satgas desa yang paling menentukan.
“Dan sering muncul pertanyaan, desa ini kok bisa gelar hajatan, desa sana kok bisa. Jadi kalau pendekatan dilakukan secara mikro, satgas desa paling menentukan. Dan sepengetahuan saya memang tergantung desa. 70-80 persen satgas desa disiplin,” papar Gus Ipin.
Manfaatkan media sosial dan teknologi
Melalui jejaring media sosial, dia juga bisa langsung berkomunikasi dengan warganya lewat jalur pesan pribadi atau direct message (DM). “Di sana (DM) bisa ngobrol. Jadi akhirnya apa yang belum paham, ada usulan bisa kita angkat menjadi kebijakan,” ujar Nur Arifin.
Di media sosial, pihaknya melakukan sosialisasi prokes dengan melibatkan tokoh lokal, influencer, dan meminta produsen konten kreatif untuk selalu mengingatkan warga disiplin prokes.
Sebagai pemuda melek digital, Gus Ipin pula bekerja sama dengan salah satu platform jual beli online terkemuka untuk memudahkan masyarakat membayar pajak dan retribusi tanpa harus keluar rumah.
Nantinya seluruh pembayaran retribusi, perpajakan,serta pembayaran lainnya, dapat dilakukan melalui platform marketplace tersebut, sehingga prosesnya lebih mudah dan sederhana.
Di platform jual beli online terkemuka tersebut, nantinya Trenggalek memiliki toko bersama bagi UMKM termasuk aneka dagangan di pasar tradisional bisa diakses di aplikasi tersebut.
“Jadi bisa belanja dari rumah saja. Dan itu aman dari Covid juga,” ujar Nur Arifin.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek sendiri sudah memiliki semua layanan dengan sistem online. “Kita punya kafe pelayanan publik melalui laman trenggalekkab.co.id bisa diakses semua masyarakat,” terangnya.
Kini, Trenggalek juga memiliki platform ojek online lokal. Bupati optimistis, langkah ini akan menjadi ladang pekerjaan bagi mereka yang bergerak di bidang ojek online.
Apatah lagi, dengan adanya aplikasi jual beli online yang menjajakan aneka produk Trenggalek, maka pendistribusian barang jual beli bisa melalui ojek online tersebut.
“Dan juga kita punya platform ojek online lokal, bisa menjadi lapangan pekerjaan mereka di tengah pandemi. Karena distribusi logistik menjadi penting karna banyak belanja lewat platform online,” ucapnya. (*)