Mediatani – Buncis (Phaseolus vulgaris L) merupakan jenis sayuran buah yang cocok dibudidayakan baik pada dataran menengah maupun dataran tinggi. Tanaman ini terdiri atas dua tipe yaitu tipe merambat dan tipe tegak.
Buncis merambat memiliki lebih banyak percabangan dan bunga dengan jumlah yang lebih banyak, sehingga berpotensi menghasilkan panen yang lebih besar.
Tipe buncis merambat ini memiliki panjang batang yang dapat mencapai 3 meter sehingga memerlukan lanjaran dalam pemeliharaannya agar tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik.
Lain halnya dengan budidaya buncis tegak, tanaman ini tidak memerlukan lanjaran dan umumnya tipe tegak ini hanya memiliki tinggi yang tidak lebih dari 60 cm, sehingga biaya usaha yang dikeluarkan dapat lebih hemat.
Syarat Tumbuh
Buncis tegak dapat mengalami pertumbuhan yang baik pada ketinggian 300-600 mdpl dengan suhu 20-25 derajat Celcius. Lahan yang digunakan harus memiliki kandungan tanah dengan pH yang berkisar 5,8-6.
Sementara buncis rambat, mampu tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 1000-1500 mdpl atau bersuhu dingin. Tanaman buncis merambat ini sangat sensitif terhadap daerah kekeringan dan genangan air, sehingga lokasi budidaya memerlukan irigasi dan drainase yang baik.
Budidaya Buncis
1. Varietas
Beberapa varietas benih buncis yang disarankan diantaranya, yaitu:
– HORTI-1, yaitu benih dengan potensi panen 32-48 ton/ha, memiliki rasa manis, bentuk bulat masif dengan serat halus dan warna hijau, memiliki panjang 16-18 cm, umur panen 52-54 hari, sensitif terhadap antraknose dan karat daun. Verietas ini cocok ditanam pada dataran menengah dan tinggi terutama pada musim kemarau.
– HORTI-2, yaitu benih dengan potensi hasil panen 24-37 ton/ha, memiliki rasa manis, bentuk bulat masif berserat halus dan memiliki warna hijau, panjang 15-17 cm, umur panen 53-57 hari, namun tahan terhadap karat daun. Varietas ini juga cocok ditanam pada dataran menengah dan tinggi terutama pada musim kemarau.
– HORTI-3, yaitu benih dengan potensi hasil panen 36 ton/ha, memiliki rasa manis, berserat halus, bentuk agak bulat masif dan berwarna hijau, panjang buahnya berkisar 15,5-17 cm, umur panen 55-58 hari, tahan terhadap antraknos dan karat daun. Varietas ini juga cocok ditanam pada dataran menengah dan tinggi terutama pada musim kemarau.
– Varietas buncis tegak FLO. Benih yang dibutuhkan per hektar, yaitu sebesar 25-30 kg untuk buncis rambat. Sementara untuk buncis tegak membutuhkan benih sebesar 45-60 kg/ha.
2. Pola Tanam
Pada beberapa daerah tertentu, tanaman buncis dibudidayakan dengan sistem tumpangsari dengan jagung. Batang tanaman jagung tersebut dimanfaatkan sebagai lanjaran untuk tempat tumbuh buncis.
3. Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk budidaya buncis perlu diolah selama satu minggu sebelum masa tanam. Selain itu, perlu dibuat bedengan dengan ukuran 1,2-1,5 m dan panjang yang menyesuaikan dengan luas lahan. Bedengan yang dibuat memiliki tinggi sekitar 30 cm dan antara dibuat parit diantara bedengan sebesar 50 cm.
4. Penanaman
– Waktu tanam, sebaiknya mempertimbangkan kondisi dan pemilihan varietas yang tepat sesuai dengan kondisi lahan. Sebab, daya produksi dapat berkurang jika pada saat pembungaan terjadi hujan yang membuat bunga akan berguguran.
– Jarak tanam dan populasi tanaman harus menyesuaikan dengan target produksi yang akan dicapai. Jarak tanam untuk buncis rambat biasanya 70×40 cm dan jarak tanam untuk buncis tegak 30×40 cm.
– Cara penanaman, dilakukan dengan menanam benih dengan kedalaman berkisar 3-7 cm dengan cara ditugal dan setiap lubang tanam diisi masing-masing sebanyak dua biji.
5. Pemupukan
Sebagai dasar, gunakan pupuk kandang dengan dosis 15 ton/ha, TSP 250 kg /ha dan KCl 250 kg /ha. Pemberian pupuk tersebut dapat dilakukan saat pengolahan tanah.
Sedangkan untuk pupuk susulan, berikan campuran Urea dan ZA dengan perbandingan 1:2 sebanyak 300 kg/ha. Pupuk susulan diberikan pada saat tanaman telah berumur 1 dan 3 minggu setelah masa tanam.
6. Pemeliharaan
– Lakukan penyulaman jika benih mengalami kerusakan atau tidak tumbuh dengan baik. Penyulaman dilakukan sampai sekitar 7-10 hari setelah masa tanam. Hal ini perlu dilakukan agar tanaman buncis dapat tumbuh dengan maksimal.
– Penyiangan, dilakukan dengan cara mencabut tanaman liar dan gulma dengan tangan atau menggunakan alat.
– Pembumbunan, dilakukan dengan menimbunkan tanah pada pokok tanaman ini bersamaan dengan penyiangan pertama kali. Hal ini dilakukan agar akar yang terbuka dapat tertutup serta membuat tanaman menjadi tegak dan kokoh.
– Pengairan dapat dilakukan dengan menyiram benih setiap sore hingga tumbuh.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Untuk mencegah serangan OPT, sanitasi lahan dan drainase perlu diperhatikan dengan baik. Pestisida yang digunakan sebaiknya memiliki jenis yang aman dan mudah terurai, seperti pestisida nabati atau insektisida biologi.
Sebaiknya penggunaan pestisida dilakukan dengan memastikan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya yang sesuai dengan kondisi tanaman dan kondisi lahan.
8. Panen dan Pascapanen
Tanaman buncis tipe tegak dapat dipanen saat mencapai umur sekitar 60-70 hari. Sedangkan tipe merambat umumnya dipanen 10-20 hari lebih lama dari tipe tegak. Interval panen dilakukan 4–5 kali, sehingga umur tanaman hanya tiga bulan.
Polong yang dipanen biasanya saat polong masih muda dan bijinya belum muncul ke permukaan. Proses tersebut terjadi pada saat 2-3 minggu sejak bunga telah mekar. Simpan buncis pada suhu 5-10 derajat Celcius dan RH 95% agar umur simpan buncis lebih lama dan lebih berkualitas.