Mediatani – Coral Garden (kebun karang) yang dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Nusa Dua Bali sejak 2020 lalu, mulai menunjukkan keindahannya. Bibit karang yang tumbuh baik, membuatnya mulai didatangi banyak ikan dan menampilkan pesona laut yang indah. Hal ini menjadikan coral garden sebagai atraksi wisata bahari baru di Bali, khususnya bagi para diver.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL), Tb. Haeru Rahayu saat memantau langsung lokasi ICRG di Nusa Dua, Sabtu (30/1), mengatakan bahwa selain berfungsi sebagai restorasi terumbu karang, Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) yang terdapat di 5 lokasi di Bali dengan luas mencapai 74 hektar tersebut juga menjadi spot wisata selam di Bali.
Tebe mengatakan bahwa sebagai lokasi paling luas diantara penempatan struktur media karang buatan, bibit karang di Nusa Dua telah menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Hal tersebut merupakan hasil pengamatannya langsung saat menyelam di lokasi ICRG di Nusa Dua, Bali.
Tebe mengungkapkan pemandangan yang ditunjukkan di bawah laut sudah menjadi lebih indah, karena struktur media karang sudah bertumbuh dengan baik dan didatangi ikan-ikan. Sehingga, menurutnya lokasi tersebut dapat menjadi tujuan wisata baru di Bali.
“Uniknya, masing-masing spot selam punya tema yang berbeda-beda” ujar Tebe.
Sementara itu, Direktur Jasa Kelautan, Miftahul Huda mengungkapkan Nusa Dua telah menghasilkan 40.686 unit struktur selama program berjalan sejak awal Oktober hingga Desember 2020.
Struktur tersebut terdiri dari rak meja, hexagonal, fishdome, roti buaya, rumah batako, pipa, biorock dan patung. Termasuk diantaranya yaitu patung garuda dan patung-patung adat masyarakat nusantara yang mencapai 750 buah.
Huda juga menyampaikan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan pemeliharaan struktur dengan membersihan sampah seperti pemotongan kabel ties dan label di struktur hexagonal.
“Sekarang kalau menyelam di perairan Nusa Dua, anda akan menemukan pemandangan yang berbeda. Struktur terumbu buatan mulai cantik,” ungkap Huda.
Huda mengharapkan, masyarakat bisa turut menjaga dan merawat kebun karang tersebut mengingat sasaran program ini memang ditujukan untuk masyarakat Bali, dikerjakan oleh masyarakat Bali dan manfaat jangka panjangnya juga akan dirasakan oleh masyarakat Bali.
“Jika dijaga dan dirawat dengan baik, ke depan masyarakat Bali akan menuai manfaat yang lebih besar seiring dengan pemulihan kembali pariwisata di Bali,” tandasnya.
Pemerintah pusat sendiri mencanangkan program ICRG ini sebagai bagian program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19. Adapun dampak positif yang diberikan, diantaranya yaitu untuk menciptakan lapangan kerja, menjaga ekosistem terumbu karang, serta sebagai lokasi wisata dan edukasi.
Selain di Pulau Nusa Dua, program ICRG ini juga dilakukan di beberapa lokasi lainnya di Bali, yakni Pandawa, Serangan, Sanur, dan Buleleng. Untuk menyukseskan ICRG ini, dana yang digunakan sebanyak lebih dari Rp.111 Miliar yang bersumber dari pemerintah pusat dan daerah.
Tercatat, kegiatan ICRG ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak lebih dari 10.171 orang. Secara rinci, tercatat bahwa di Nusa Dua, program tersebut melibatkan 3.225 orang dengan target taman karang seluas 25 hektare yang terdiri dari 20 blok. Wilayah lainnya, yakni Pandawa, telah melibatkan 1.186 orang dengan target luasan 7 hektare.
Di wilayah Sanur, tenaga kerja yang dilibatkan sebanyak 2.378 orang untuk target luasan kebun atau taman karang sekitar 8 hektare. Di kawasan Serangan, melibatkan 1.588 orang untuk taman karang sekitar 6 hektare sejumlah 12 blok.
Terakhir, yakni wilayah Buleleng, struktur karang akan disebar di beberapa tempat seperti Les, Bondalem, Pacung, Penimbangan, Pantai Happy, dan Kaliasem. Di lokasi tersebut akan dibangun taman karang dengan target sebesar 4 hektare yang terdiri dari 15 blok.