Mediatani – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar nelayan (NTN) mengalami pertumbuhan positif selama pandemi. Selain mampu bertahan di tengah pandemi, sektor perikanan juga masuk dalam tiga besar komoditas eksport Jatim.
Hal tersebut juga pernah disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), bahwa pertumbuhan NTN yang terjadi itu tidak lepas dari meningkatkan permintaan ekspor atau permintaan pasar luar negeri terhadap hasil perikanan tangkap.
Untuk itu, Gubernur Khofifah meninjau langsung proses bongkar muat ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, Kota Probolinggo, Senin (24/5). PPP Mayangan ini merupakan salah satu UPT yang dinaungi Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) Pemprov Jatim.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah berjanji akan melakukan perluasan dan penambahan fasilitas bongkar muat ikan. Menurutnya, upaya tersebut perlu dilakukan karena aktivitas bongkar muat ikan semakin meningkat. Dalam sekali bongkar, ikan laut hasil tangkapan itu mencapai ratusan ton lebih per harinya.
Adapun berbagai macam jenis ikan yang ditangkap yakni ikan kaci, menganti, bawal jenggot dan suro. Ikan-ikan tersebut didapat di sekitar laut Aru hingga Papua. Sekali jalan, setiap kapal nelayan yang melaut selama 10 hari itu mampu mendapatkan hasil tangkapan mencapai 40 ton.
Dalam kujungannya itu, Gubernur Khofifah sempat mendengarkan keluhan dari nelayan, salah satunya tentang kapasitas dermaga yang terbatas sehingga menyebabkan antrean bongkar muat.
Salah seorang pengurus CV Nagoya, Yuni Hernawati mengatakan bahwa dari segi pengamanan sudah cukup baik, namun perlu ada penambahan beberapa fasilitas bongkar muat, seperti tenda dan penerangan. Ia juga berharap dermaga tersebut diperluas agar kapal tidak perlu antre saat hendak melakukan bongkar muat ikan.
“Untuk pengamanan saat bongkar muat di Pelabuhan Perikanan Mayangan cukup baik. Namun infrastruktur perlu diperbaiki dan perluasan dermaga agar kapal tidak perlu antre lagi melakukan bongkar muat ikan,” ujar Yuni, dilansir dari Detik, Senin (24/5/2021).
Menanggapi keluhan dari nelayan, ada beberapa langkah yang akan dilakukan Gubernur Khofifah, diantarnya yaitu maksimalisasi dengan pengerukan hingga breakwater. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi dampak pendangkalan pada PPP Mayangan.
Kemudian, tambahan gedung untuk melakukan bongkar muat yang lebih representatif khususnya di saat hujan dan terakhir yaitu akses listrik yang lebih mencukupi khususnya saat melakukan bongkar muat.
Gubernur Khofifah juga berjanji akan menambah fasilitas infrastruktur area pelabuhan, mulai penambahan lampu, tenda untuk bongkar muat, jalan menuju pelabuhan, hingga penambahan dermaga agar tidak terjadi antrean bongkar muat.
“Dalam kunjungan kerja ini, banyak keluhan dari nelayan dan pengusaha ikan, saat bongkar muat kalau siang hari kepanasan dan malam hari kurang penerangan, ditambah kurang luas dermaga, membuat antre kapal untuk bergantian bongkar muat. Kami akan memperluas dermaga di Pelabuhan Perikanan Mayangan dan infrastrukturnya,” ujar Khofifah.
Sementara itu Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin berharap aktivitas bongkar muat ikan dan petikemas yang semakin tinggi di pelabuhan perikanan Mayangan di Kota Probolinggo itu juga turut meningkatkan kesejahteraan warga sekitar.
“Semoga dengan pembangunan perluasan di pelabuhan PPM dan Pelabuhan Tanjung Tembaga, bisa menambah kesejahteraan para nelayan di Kota Probolinggo, kedepannya” ungkap Habib Hadi.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono telah menyampaikan rencana pihaknya untuk mengembangkan PPP Mayangan sebagai sentra ekonomi perikanan.
“Saya berencana menjadikan PPP Mayangan sebagai model sentra ekonomi dari sektor perikanan,” ujar Menteri Trenggono saat memberikan sambutan dalam kunjungannya di PPP Mayangan Kota Probolinggo, Minggu (2/5/2021).
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Trenggono meninjau langsung berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki PPP Mayangan.
“Itu adalah pelabuhan perikanan yang dikelola oleh pemerintah provinsi. Saya ingin (pelabuhan) itu menjadi model, ke depan menjadi satu sentra ekonomi perikanan,” ungkapnya, dikutip dari Antara.