Mediatani – Di tengah pandemi covid-19, tidak menyurutkan pembinaan terhadap peternak oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang.
Pihaknya mengatakan, bahwa agenda pembinaan terhadap peternak selalu dilakukan oleh timnya dalam upaya meningkatkan produktivitas juga menjaga kesehatan hewan ternak.
“Pembinaan dan pendampingan akan terus kita upayakan seoptimal mungkin, yakni melalui Bio security. Yang juga merupakan agenda wajib peternak mulai dari penyemprotan disinfektan lokasi ternak atau kandang ternak, sampai penyuluhan terkait kandungan vitamin pakan ternak yang bisa mengurangi polusi dari aktifitas ternak,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Nurcahyo, dikutip, Sabtu (23/1/2021) dari laman sidaknews.com.
Bahkan, untuk itu pihaknya pun selalu siap sedia di lapangan dengan mengerahkan 87 Petugas Teknis Peternakan Kesehatan (PTPK) yang ada di setiap kecamatan, serta 13 dokter hewan yang siap memberikan pelayanan 24 jam.
“Pelayanan di lapangan bisa dalam bentuk by phone atau dengan telepon antara peternak dan petugas. Tergantung tingkat masalahnya apa, masih pada tahap diskusi atau seperti apa. Namun jika diperlukan tindakan urgent maka maka petugas kami wajib datang walau malam hari,” ujar Nurcahyo.
Selain itu, menurutnya, pesatnya pembangunan di wilayah Kabupaten Malang ini, juga relevan dengan meningkatnya jumlah penduduk serta tingkat hunian semakin padat. Hal itu dikatakannya berimbas pada semakin sempitnya lahan peternakan.
Di samping itu, para peternak pun dikatakannya bakal membuka usaha jauh dari wilayah pemukiman.
“Para pelaku usaha peternakan yang membuka usaha ternaknya tentu mempertimbangkan lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk. Hal itu dimaksudkan agar polusinya tidak mengganggu warga sekitar, itu sudah kearifan lokal di masyarakat kita,” ujar Nurcahyo.
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Nurcahyo, juga menuturkan, sebagaimana dilansir dari situs berita Suryamalang.com, Rabu (6/1/20210) lalu, bahwa wilayahnya bebas dari penyakit berbahaya pada ternak.
Dia pun menginginkan agar masyarakat diminta tidak khawatir untuk mengonsumsi daging hewan ternak karena sejauh ini tidak ada wabah penyakit yang berbahaya.
“Kabupaten Malang pada tahun 2020 tidak ada wabah penyakit ternak. Seperti avian influenza maupun katarak tidak ada,” kata, Nurcahyo, Rabu (6/1/2021).
Menurutnya, terbebasnya Kabupaten Malang dari wabah penyakit ternak dikarenakan pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan juga terus memberikan pelayanan kepada peternakan-peternakan yang fokusnya terhadap kesehatan hewan ternaknya.
“Kami dari Dinas Peternakan memberikan pelayanan terus seperti dikasih vitamin, kalau ada gejala, peternak langsung komunikasi dengan petugas jadi segera diobati untuk vitamin avian influenza,” ujar dia.
Sejauh ini, lanjut dia, pihaknya rutin memberikan tindakan-tindakan pencegahan sehingga mampu meredam wabah.
“Di 15 kecamatan rutin kami lakukan preventif, pengobatan massal, seperti halnya di Singosari, Lawang, diberikan vitamin hewan,” ungkapnya.
Pada pemberian vitaminnya, dikatakannya, diberikan melalui APBD Kabupaten Malang tahun anggaran 2020.
“Untuk pelayanan kita nggak bisa satu tahun menyeluruh. Ada insiden-insiden untuk kegiatan preventif dan kuratif. Begitu ada yang sakit kita obati tapi sebelumnya kita sudah preventif,” kata dia menjelaskan.
Berdasarkan data yang diperolehnya, tercatat 200 ribu peternak sapi yang resmi terdata oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang.
Dia memperkirakan, kebutuhan daging sapi pada tahun 2021 akan tercukupi.
Dari jumlah persediaannya hingga saat ini sebanyak 243.000 ekor sapi potong.
“Tidak semua hewan ternak disuplai vitamin. Kami dalam setahun tidak bisa mengcover populasi ternak secara keseluruhan. Tapi kita memiliki daerah-daerah yang perlu dilakukan tahapan preventif,” ujarnya. (*)